Saturday, April 26, 2014

Pigura Ucapan




Eh ternyata ada pigura yang isinya ucapan dan do’a pernikahan juga. Lupa deh ini dulu hadiah pernikahan buat siapa. Hohohohoo. Kalau piguranya ini beli. Yang bikin sendiri cuma kartu yang ada didalamnya.
Memberikan hadiah untuk seseorang dengan hasil karya sendiri itu rasanya senang dan puas. Coba deh… :)

Kartu Kipas



Bongkar-bongkar file foto dan menemukan gambar dibawah ini :
 
Ohh, ternyata aku pernah membuat kartu kipas ini. Melihat isinya, kartu ini aku buat untuk kartu ucapan pernikahan seorang teman, Mbak Siti. Dimana didalamnya dirangkai do’a untuk kedua mempelai. Ahhh, kapan yaa aku bisa mendapat kartu ucapan pernikahan, ups :p :p

Friday, April 25, 2014

Takdir Cinta



Bagaimana aku bisa memahat cinta
Jika batu hatimu begitu keras
Bagaimana aku bisa mengungkap rasa
Jika telinga hatimu begitu tuli

Jika memang cinta, pasti akan saling mencari
Jika memang cinta, pasti akan saling bicara
Jika memang cinta, pasti akan saling berdo’a

Seperti berjalan di atas bola
Jika memang ditakdirkan cinta
Kemana kaki berkelana
Pasti akan bertemu jua


Bantul 14 April 2014, 08:53 (LatePost)

Thursday, April 24, 2014

pada semesta



Jika semesta berbicara, itu adalah tangan Tuhan yang bekerja. Yang harus kamu lakukan hanyalah berdo’a dan berdo’a. Tak usah kau ganggu tangan Tuhan yang bekerja. Biarlah semesta yang membimbingmu. Karena saat itulah, Tuhan sudah berpihak padamu (@molydha)


*meratapi kebodohan diri sendiri akibat ketidak sabaran hati, hiks :(

Antara Aku dan Ibuku : Ikatan Batin



Ada orang bilang, jika orang tua dan anak pasti memiliki ikatan batin. Terutama ibu dan anaknya. Menurut saya, itu tidak berlaku pada setiap orang. Hanya beberapa saja yang kebetulan punya anugrah memiliki ikatan batin antara ibu dan anak. Bagi saya, semua itu hanya kebetulan semata. Ya, hanya kebetulan semata.

Wednesday, April 23, 2014

Nasihat Kecil untuk Temanku



Beberapa hari yang lalu, ketika sedang ‘menengok’ facebook, tetiba ada teman masuk di chat dan bilang “Mol, teman kita si A mau menikah,”. Lalu aku jawab “iya udah tahu,”. “Bukan masalah tahu nggaknya, tapi semakin lama semakin habis teman kita yang single,” jawab dia. Aku pun tertawa mendengar alasannya. Mungkin dia berfikir jika teman-teman menikah maka teman bermain kami akan berkurang. Ya, terkadang memang benar adanya, memasuki dunia baru dikit demi sedikit meninggalkan kehidupan lama. Menurutku sudah lumrah, jika setelah menikah mengurangi aktifitas bermainnya dengan teman.

Aku sudah anggap semua hal itu biasa saja dalam hidupku. Satu persatu teman-temanku menikah. Tapi aku tak pernah merasa kekurangan teman. Bagiku, setiap orang punya fase datang dan pergi. Setiap orang punya fase memasuki kehidupan baru. Benar begitu bukan?