Halo, namaku Matahari. Tapi jika kau bayangkan aku sehebat dan sekuat matahari, maka kecewa yang akan kau dapat. Karena aku hanyalah gadis biasa yang tak memiliki kelebihan apa-apa. Aku hanya tahu namaku Matahari dan aku merasa keberatan dengan nama itu.
Suatu malam aku bertemu Bintang. Dia adalah seniorku ketika aku masih SMA. Mungkin dia tak pernah tahu aku. Namun, sejak aku menginjakkan kaki di sekolahku dulu, dia satu-satunya orang yang tak bisa kulupakan wajahnya.
Kini Bintang semakin bersinar. Tampan, pintar dan berduit. Kenapa aku harus menuliskan kata 'berduit' ? Karena sekarang ia lebih kaya dari yang dulu ku kenal. Ia sebenarnya masih baik. ((MASIH)). Tapi entah kenapa aku merasa dia berubah.
Ingin ku sapa Bintang malam itu. Namun sayang, aku tak seberani teman-temanku yang menyapanya. Aku hanya tertunduk malu melihatnya di depanku. Ia tampak tertawa-tawa bersama teman-temanku dengan rangkulan manis sang bulan di sampingnya.
Dia sudah memiliki kekasih. Bulan namanya. Orangnya baik. Dia menyapaku dengan ramah, bahkan sempat ngobrol banyak denganku. Dan aku pun hanya menimpali sesekali. Karena aku tak paham dengan dunia mereka. Tertawa hanya untuk menghargai obrolan mereka.
Mungkin aku memang matahari, yang tak bisa menemani bintang di setiap malam. Yang hanya bisa melihat dari kejauhan. Ah, aku memang Matahari, yang selalu menatap bintang di setiap malam. Semoga malam ini bintang bertabur indah di langit, bersama bulan yang menawan disampingnya. (=^.^=)
*dulu pengen banget bikin cerita dengan tokoh matahari, bulan dan bintang. semoga aja setelah nulis secuplik ini bisa muncul ide untuk pengembangan ceritanya, hohohohohoo