Sebelum
kalian membaca tulisan ini, saya ingatkan bahwasanya ini bukan tulisan tutorial
memanah yang baik dan bener. Jadi, kalau kalian memiliki penyakit mual, perih,
kembung saya harap JANGAN membaca tulisan ini. Karena ini hanyalah tulisan
berisikan pengalaman seorang gadis kecil berkepang dua belajar memanah. Biar
kalau manah cowok ganteng tepat sasaran mulu. Ehhh :p
Cerita
ini berawal di bulan Mei lalu, saat si gadis kecil yang kita sebut saja Ida
yang tak lain dan tak bukan adalah aku sendiri, mendapat broadcast di Whats App berupa foto/pamflet belajar memanah di Bulan
Ramadhan. Tapi dasar aku-nya yang kebanyakan mikir macem anak scorpio, akhirnya
baru daftar H-2 bulan Ramadhan. Itu pun pas daftar sisa dua tempat.
Alhamdulillah, masih rejeki anak sholehah.
Alasan
aku pengen belajar manah memang bukan karena sunnah Rasul. Iya, aku nggak
sealim muslim kebanyakan. Tapi karena……
.
.
.
Ngefans
sama Legolas di film Lord Of The Ring dan Hawkey di film The Avengers. Karena
film gaes. Menyedihkan banget kan. Ah tapi aku nggak sedih-sedih banget sih,
buat aku inspirasi mah bisa dateng dari mana aja. Termasuk jodoh. Lhah kenapa
nyambung ke jodoh -_____-
Oke,
aku pengen belajar manah karena terinspirasi dari film. Dimana hampir setiap
film yang aku tonton emang kebanyakan yang ada adegan manahnya. Jangan-jangan
jodohku anak panahan, eeeaaaaaa. Stop..stop, jangan ngomongin jodoh mulu, ntar
ada yang sensi lagi.
Singkat
cerita aku jadi peserta Kelas Panahan Ramadhan UNY Archery Club, yang nanti
akan aku singkat menjadi KPRUAC kalo di baca jadi kepruk :p :p Disini aku mau
cerita 9 kali pertemuan belajar memanah.
Hari Pertama
Namanya
juga hari pertama sudah bisa ditebak bukan ngapain aja. Perkenalan. Kurang
lebih ada 29 peserta (sesuai di presensi) dan 8 pelatih (kalau nggak salah
hitung). Selain perkenalan dengan sesama peserta dan pelatih, kami juga kenalan
sama busurnya. Gimana-gimana kalau aku jadi anak panah kamu mau nggak jadi
busurnya? :p :p
Hari Kedua
Masih
sama. Kami belajar narik-narik busur dan melepaskan anak panah. Ternyata
syuuuusyaaahh. Udah busurnya lebih tinggi dari aku, tali busurnya berat kalau
ditarik. Ahelah, Hayati lelah bang…
Setiap
beberapa orang peserta didampingi pelatih. Jadi semacam di private gitu. Dari
teknik sampai sikap tubuh di benerin satu-satu. Salut banget mereka sabar,
meski aku tahu mereka gemes banget sama kami, terutama aku yang suka ngeyel, hahahahhaaa.
Pada
latihan hari kedua ini, akhirnya aku menyadari banyak hal. Dalam memanah kita
nggak hanya rispek terhadap diri kita saja. Konsentrasi soal fokus dan teknik.
Tapi lingkungan juga. Ketika akan melesatkan anak panah kita harus tahu apa
yang akan kita tembak, busur dan anak panah yang akan kita pakai, juga kondisi
lingkungan yang ‘bersih’. Jangan sampai ada cowok ganteng lewat malah dia yang
ketembak. :D :D
Hari Ketiga
Belajar
scorsing. Alias mencatat nilai yang kita peroleh selama menembak. Ada 10
lingkaran pada sasaran tembak. Lingkaran terluar (warna putih) bernilai 1 dan
lingkaran terdalam (warna kuning) nilainya 10. Menembak di luar lingkaran atau
anak panah terbang keluar nilainya 0. Sedangkan kalau menembak tepat di
jantungku, jelas banget aku tampol. Itu ujung anak panahnya runcing coy…….
Pada
scorsing pertama lumayan lah. Selalu masuk lingkaran, kalaupun terbang paling
sesekali. Meski scornya interval 5-8 doang. Tapi sayang, tiba-tiba hujan
alhasil kami digiring ((digiring :p)) ke pinggir lapangan buat neduh,
Alhamdulillah. Tapi kebahagiaan kami sirna ketika Mas Pelatih menyuruh kami
berbaris sambil bawa busur. Kami latihan penguatan otot lengan dengan cara
tarik-tarik busur. Asal jangan tarik-tarik hati adek aja ya Bang :D
Hari Keempat
Belajar
scorsing lagi. Tapi kali ini berkelompok. Daaaannn…. Aku berpartner sama Rani.
Aku dah lama tahu Rani, dia mantan pacar salah seorang teman. Tapi baru kenal
tahun 2012-2013an. Terus kami nggak sengaja ketemu lagi di KPRUAC. Ada banyak
cerita tentang pertemuanku dengan Rani ini, nanti kapan-kapan aku tuliskan.
Tapi
sayang, dihari keempat aku nggak konsentrasi. Banyak nggak tepat sasaran.
Rupanya aku gagal menguasai diri. Seharusnya aku bisa menempatkan diriku dimana
dan sedang apa. Salut buat orang yang bisa konsentrasi penuh ditengah hati yang
berkecamuk.
Hari Kelima
Latihan
seperti biasanya. Pelatih seperti biasa mendampingi tiap beberapa orang. Ngebenerin
kalau ada teknik yang salah. Ngasih tips-tips biar tangan nggak kejepret. FYI,
kalau tangan kiri nggak kuat megang busurnya bisa-bisa kejepret tali busur
waktu ngelepasin anak panah. Itu rasanya sakit bukan main cuy. Meninggalkan
bekas luka pula. Hati adek kan ikutan syakiitt~
Hari Keenam
Scorsing
kelompok lagi. Tapi kali ini dibikin lomba. Banyak drama terjadi. Berawal dari
pembagian kelompok. Satu kelompok 3 orang tapi setelah dihitung-hitung kurang. Maklum
sesuai hukum alam, semakin lama peserta semakin menyusut.
Singkat
cerita aku sama Rani cuma berdua. Lalu muncul banyak opsi, yang kami harus
gabung sama peserta cowok-lah, kelompok kami di tambah 1 pelatih cewek
(kemudian di protes peserta lain), kami di tandingin sama pelatih cowok (ini
kami langsung protes), terus sampai opsi yang nggak masuk akal sekalipun. Aku
sama Rani di pisah dan berpasangan satu-satu sama pelatih cowok. Awalnya nggak
masalah, tapi kemudian ada salah satu pelatih bilang “silakan kalian pilih
siapa di antara kami buat jadi partner kalian”. Itu kampret sekali. Mau
seprofesional apapun tetep aja memilih partner dengan cara begitu itu bakal
menimbulkan banyak persepsi. Jelas kami nolak dan hanya bilang ‘terserah’.
Akhirnya,
kami tetep berdua, aku dan Rani. Bedanya dengan kelompok lain kami
masing-masing menembak 3 anak panah, sedangkan yang lain tiap individu hanya
menembak 2 anak panah saja. Jadi nanti jatuhnya sama-sama dapat 6 tembakan anak
panah. Eeehh tiba-tiba ada satu perserta cewek datang terlambat, mbak Nisa
namanya, bertiga deh.
Belum
berakhir guys. Rupa-rupanya kemalangan masih menimpa kami. Kelompok kami nggak
ada lawan. WHAAAATTTT…? Setelah diskusi singkat, kelompok kami dapat hak
istimewa menjadi kelompok ‘bye’. Kami nanti bakal bertanding dengan salah satu
kelompok yang menang. Meski begitu kami tetep ikutan nembak juga. Dan scor-nya
hanya 75, sedangkan lawan kami kalo nggak salah 80an.
Entah
lecutan apa, ketika di tandingkan kami dapat scor 92 sedangkan kelompok yang
kami lawan hanya mendapat scor 79 (kalau nggak salah). Tapi saat final
(ngelawan kelompok yang menang satu lagi) kami harus menerima scor 81 sedangkan
lawan kami scornya 91. Nggak apa-apa. Namanya juga kelompok pinggiran yang
nggak jelas, hahahahhahahaa.
Hari Ketujuh
Latihan
seperti biasa. Yang beda hanyalah setelah latihan kami melakukan latihan penguatan
otot lengan. Plank cuy. Ini penting. Biar otot lengannya kuat, nggak
kejepret-jepret lagi. Biar hatinya ikutan juga, ehhh. Terus disuruh latihan di rumah. Sudah bisa ditebak, nggak aku
lakuin :D :P
difotoin temen Rani. Coba tebak dimana aku?? |
Hari Kedelapan
Mulai
aras-arasan, tapi tetep berangkat. Mbak Nisa dan Sekar nggak berangkat, Rani
udah mudik ke Banten. Kayak ada separuh jiwa yang hilang. Halah. Maklum, meski
udah banyak yang kenal tapi temen sekelompok papan sasaran dan nggosip ya
mereka itu.
Kali
ini kami belajar mengintai. Sebenernya udah di ajarin cara mengintai dari awal.
Tapi baru ditekankan dipertemuan menjelang terakhir ini. Beda pelatih beda
cara. Alhasil aku bingung. Kenapa bingung, yang biasanya di ajarin ngintai
sasaran lewat ujung panah kali ini di ajarin lewat alat pengintai (lupa
namanya) yang di beberapa busur adalah dengan jarum pentul. Dan horeeeee…..
failed semua lesatan anak panahku. Semua nggak masuk sasaran, kalau nggak di
luar sasaran ya terbang. Syedih. Kenapa justru di akhir-akhir malah mengalami
penurunan?
Hari Kesembilan
Pernah
nggak sih kalian mengalami dilema mengambil keputusan? Kamu tahu kebenaran tapi
susah melakukan karena sudah terbiasa dengan yang salah. Nah itu yang terjadi
dipertemuan terakhir KPRUAC. Maksud hati nembak dengan teknik yang di ajarkan
pelatih dengan benar tapi nggak dapat feel (telat belajarnya, main mulu sihhh),
atau dengan cara semau gue tapi kena sasaran?
Akhirnya
aku memilih cara pertama. Dan hasilnya adalah gagal. Padahal ada scorsing
individu. Dan taraaaa….. scor aku berada di posisi terakhir dari semua peserta.
Huhuhuhu.
Yap
inilah pengalaman belajar memanah di KPRUAC. FYI, pelatihnya adalah atlet-atlet
panahan yang kuliah di Fakultas Olahraga UNY. Jadi kita di latih sama bapak dan
ibu guru olahraga. Sayangnya nggak ada yang ganteng. Kalau ada, tahun depan
ikut lagi deh :D :D :D
Oya
tulisan ini mewakili ucapan terimakasih aku secara resmi kepada para pelatih
KPRUAC yang sudah dengan sabar melatih kami, terutama aku. Kepada Mbak Dewi
yang tiap kejatahan ngelatih dikelompokku selalu aku curhatin “mbaaakkk capek…”
“mbaakkk aku nggak mood” “mbaaakkk kapan selese”; terus mbak Ela yang harus
gemes karena kami ngeyelan mulu, becandaan mulu, maaf ya mbak Ela; terus mas
Iman yang kami kerjain rame-rame, salah sendiri masnya deket-deket kami,
hahahahaa; terus terakhir ada mbak Nia yang selalu sabar ngebenerin tanganku. Makasih
semua :* :*
salam sayang dari kami Maulida Lestari, Rani Basro dan Sekar Islan :D |
(=^.^=)
Seronoknya belajar memanah. Ia sebenarnya mengajar kita untuk fokus 😊
ReplyDeleteAgen Judi MGMCASH88 Online Terbesar Dan Terpercaya Indonesia.
ReplyDeleteBergabunglah Bersama Kami Para Member Yang Setia Di MGMCASH88,
Bagi Anda Yang Belum mempunyai ID , Silahkan Melakukan Registrasi (Daftar).
Hanya 1 Rekening Anda Sudah Bisa Bermain Semua Game yang ada DI MGMcash88
Ini adalah list game yang ada di MGMcash88 :
- SBOBET BOLA
- SBOBET CASINO
- ION CASINO
- MAXBET
- TANGKAS 365
- 368bet
- SABUNG AYAM
- CBO855
Tersedia Game Baru kami Fish Hunter ( Tembak Ikan )
PROMO BANDAR ONLINE MGMCASH88 :
-Bonus Depo Bola 50%
-Bonus Cashback Bola 5% - 10%
-Bonus Depo Casino 3%
-Bonus Rollingan Casino 0.7%
-Bonus Referal Bola 3% MenangKalah teman
-Bonus Referal Casino 1% MenangKalah teman
Costumer Service 24 Jam Online :
Pin BBM : 7B2Ec260
Whatsapp atau nomor sms :
+66615620266
YM : mgmcash88