Sebelum aku
bercerita, aku ingin mengucapkan TERIMAKASIH pada kak Imam, kak Tangguh, kak Ramli, kak Fuad, Hamka, temen Hamka yang tak tau namanya, teteh Desri, Fitri, Fido n Firdha.
Cerita
ini merupakan suatu kisah seorang putri raja yang tengah diculik kawanan
perampok. Karena kecerdasan sang putri akhirnya dia bisa lolos, namun malang
tak dapat disangka, rintangan tak dapat dihadang, dan akhirnya……….hoaaammmmm
ngantuk. Bercanda prend, :p :p hehehee, sebenarnya aku mau cerita tentang Dorada ku –nama motorku- yang tiba-tiba dia “ngambek” dan menunjukkan sifat benci
dia terhadapku, wakakakkaaa :D
Sebenarnya
gak penting juga untuk diceritain, tapi entah kenapa aku pengen banget cerita,
karena ada sesuatu hal yang dapat aku ambil hikmah dari kejadian ini.
Kisah
ini berawal disuatu petang tepatnya di area jembatan babarsari daerah Depok
Sleman. Jembatan babarsari ini sering digunakan untuk latihan panjat tebing, rapelling, dsb karena jembatan ini
mempunyai ketinggian anatara 12-15m dan dibawahnya terdapat aliran sungai yang
“lumayan” jernih. Kawasan yang tergolong masih alami ini –karena terdapat
aliran sungai, petak sawah, kolam ikan- lumayan jauh dari perkampungan. Oleh
karena itu, bagian bawah dari jembatan ini –bukan bagian sungainya lho..-
jalanan masih terjal. Dan disitulah aku mengalami peristiwa yang benar2 bikin
aku syok, bingung, lemes bahkan tak berdaya –gak mpe gitu juga sii- namun
meninggalkan bekas cerita yang mengesankan *duileeehhhhhh*
Yupz,
sore itu, tepatnya tanggal 18 Agustus 2011 DP.IKMAMMM mengadakan buka bersama
sambil maen refting dijembatan tersebut. Singkat cerita, ketika selesai acara
akupun bermaksud pulang ke kosanku –setelah ber dadah ria dengan para temen2,
kakak2, dan adek2 angakatan- mengendarai Dirada ku tercinta. Entah kerasukan setan
apa, entah ada problem apa, entah ada apa –sungguh aku tak bisa menebaknya-
tiba2 tak disangka dan tak diduga Dorada BERHENTI mendadak. Buruknya dia
berhenti tepat ditanjakan berbatu dimana jalanan disitu gelap gulita. Oh my
God, aku belum pengen mati mendadak disini pikirku saat itu –sedikit lebay-.
Lalu akupun majuin dan mundurin Dorada karena aku pikir pasti ada batu usil
pengen ngerjain aku n Dorada yang lagi asyik bercengkrama –hadeuuhhh- dan
hasilnya pun nihil, Dorada tetap g mau maju n mundur. Huaaaaaaaaa kenapa kau Dorada? Marah kau padaku –njerit2 gila dalam hati- teganya teganya teganya. Aku
hampir putus asa saat itu prend, aku gk bisa turun dari Dorada karena takut jatuh,
jalannya berbatu nggronjal2 euy. Setelah sekian detik sedikit panik, akhirnya
akupun melihat ada cahaya lampu dibelakangku, ntah siapa itu, dan akupun tereak
“kakaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkk tolongin Molyyyyy” –alhamdulillah njeritnya
intonasi normal, gak cempreng2 amat, tapi panik iya- dan pengendara motor
dibelakangku pun menjawab “ada apa Mol” setelah ku dengar suaranya –g bisa liat
mukanya karena gelap- ternyta ee ternyata kak Ramli yang berada dibelakangku.
Lalu akupun meminta bantuan kak Ramli untuk mendorong Dorada untuk naek –aku
masih berfikir batu usil yang mengganjal ban Dorada- , dan tetap saja seperti
pada awalnya TIDAK BISA –padahal kak Ramli dorongannya sekuat tenaga lho- .
Tiba-tiba aku pun berkata pada kak Ramli “jangan2 kampase coplok kak (jangan2 kampasnya lepas kak)”, lalu kak Ramli pun
memeriksa area bawah si Dorada motorku. “iya Mol, kampasnya lepas, waahh kasus
iki” begitu katanya setelah memeriksa Dorada.
Begitu
mendengar kampas Dorada lepas dan membuat ban belakangku tidak bisa berputar,
aku langsung lemas seketika. Mau nangis gk bisa, mau tereak gk bisa, mw
ngrengek2pun apalagi –untung gelap, so gak da g bisa liat muka panikq :p aye
aye- dan cuma bisa bilang “trz gimana dung Kak?”. Sekejap kemudian Dorada pun
telah dirubungi para herois YANG HEBAT –sekali ini deh kak Ramli, kak Imam, kak Fuad, kak Tangguh n Hamka eike bilang HEROIS YANG HEBAT hehehe- untuk diuthek2,
klo bahasa kedokterane sih di diagnosis, untuk mencari tau ada apa dengan Dorada –halah- . Sekian menit usaha para “herois yang hebat” untuk membuat ban Dorada
berputar kembali, namun sayang seribu sayang hasilnya NIHIL. Maka itu
diputuskan membawa Dorada ke atas –karena saat itu Dorada berada dijalanan tanjakan
berbatu yang gelap gulita- ke tempat yang terang dan datar. Karena Dorada tak
bisa diajak jalan, so harus di angkat. Akhirnya kak Ramli, kak Imam n Hamka para
“herois yang hebat” itu menggotong Dorada sampe atas, MENGGOTONG Dorada motorku
teman2 –aku aja ngangkat pantatnya gk kuat- hebatttttt…saluttttt buat kakak2 n
adekkkkk –aku terharu bro-. Mereka
benar2 HEROIS YANG HEBAT.
Dan
sampe atas, “operasi kecil” Dorada pun dimulai, kak Tangguh, kak Imam, kak Ramli, kak Fuad, n Hamka pun mengaplikasikan ilmu “kelaki-lakian” mereka dalam
hal teknisi motor *bahasane lebay gk siii,,, hehee*. Apalagi disitu ada pakar
permesinan –kak Imam dan kak Tangguh— so “operasi kecil” itu telah menjadi
makanan sehari-hari mereka dikehidupannya. Banyolan, cerita lucu, ngejayuz pun
mulai mengalir disela-sela “operasi kecil” fitty. Aku, Fido, teh Desri, Fitri n
fFirda hanya melihat dan membantu alakadar yang bisa kami bantu –yang jelas aku
cuma bantu do’a, :D – dan menyemangati para “herois yang hebat” itu layaknya
cheerleaders basket –tapi gk pake sorak2 alay jingkrak2 demit lhooo,, -. Dan
akhirnya setelah sekian menit ban belakang Dorada pun bisa berputar, horeeeeee
kakak2 “herois yang hebat” berhasil -aye aye :D plok plok plok- tapi tapi
tapi…. -,- rem belakangnya
blong. Tapi aku tetap bersyukur, yang penting bisa untuk pulang dehhhh, meski sedikit
takut karena tanpa rem belakang si DOrada dan harus pulang ke kos Desri pula
–padahal pengen pulang kerumah >.< Dan
pulangnya spesial dikawal KETUA UMUM DP IKMAMMM wakakakakaa *woy para alumni kalian
belum pernah kan pulang DIKAWAL ketua umum DP IKMAMMM layaknya bodyguard ngawal
putri keraton naek kereta kuda kan???
–piss kak Tangguh :p- aku pernah lhooooo…… hahahaa*
Nah
itulah sekelumit ceritaku di ramadhan ke-18. Dari cerita ini aku menyimpulkan
beberapa hal :
1. Bahwasanya alumni mu’alimin-mu’alimaat memiliki rasa kebersamaan, tolong menolong,
dan kesolidan antar angkatan. Hal ini dibuktikan dengan peristiwa di atas,
meskipun aku bukan angkatan mereka –ntah kakak angkatan atau adek angkatan-
mereka tetap membersamaiku dalam kesulitan dan menolongku hingga titik darah
penghabisan. Benar-benar IKMAMMM ada untuk menumbuhkan kesolidan antar
angkatan. Harapan kedepan, semoga kebersamaan, tolong menolong dan kesolidan
antar angkatan tidak hanya terjadi seperti dalam cerita ini saja, tapi bisa
untuk hal-hal yang lebih baik lagi. Sehingga IKMAMMM sampai hari kiamat –lebay
amat- tetap ada dan kompak selalu untuk melahirkan generasi penerus yang lebih
hebat lagi. Dan rasa tolong-menolongpun tidak hanya untuk kalangan alumni saja,
masih banyak hal yang pastinya suatu saat kita akan menolong dengan kemampuan
yang kita miliki.
2. Sigap dan
cekatan
adalah sikap alumni kita. Dari cerita diatas, terlihat bahwasanya ketika
terjadi “kericuhan” kecil yang diperbuat oleh motorku, mereka sigap dan cekatan
untuk tahu apa yang harus mereka lakukan. Hal ini bisa kita aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari bahwasanya menjadi seorang alumni mu’alimin-mu’alimat
memang harus sigap dan cekatan terhadap masalah ataupun hal-hal yang terjadi di
sekeliling kita, dan tak lupa mengaplikasikan ilmu yang kita miliki. Contohnya
dengan bekal permesinan kak tak tangguh dan kak imam langsung tahu apa yang
harus mereka perbuat terhadap motorku. So, mari kita gerakkaan sikap sigap dan
cekatan itu. Coba kita bayangkan dengan jumlah alumni yang bejibun dengan ilmu
yang beraneka ragam mereka miliki, alahkah hebatnya alumni kita bisa melakukan
perubahan untuk bangsa kita ini, dengan sikap sigap dan cekatan. *tapi aku
sendiri masih belum bisa, masih sama2 belajar lah*
3. “Kekancan seng gemati, ora tuo ora enom” –lupa artine-.
Itulah alumni kita. Meskipun terpaut jarak angkatan yang jauh ataupun dekat,
jika kita mempunyai label ALUMNI MU’ALIMIN-MU’ALLIMAAT pasti akan cepat sekali
akrabnya, enggak tua enggak muda. Pertemanan yang terselip rasa memiliki dan
kekeluargaan. Sungguh ini merupakan anugrah, kita pernah berada dalam “penjara
suci” mu’alimin-mu’alimat, sehingga kita dikaruniakan sekelompok teman yang
hebat yang bisa menjadi keluarga kedua kita. Semoga pertemanan itu menjadi
bekal silaturahmi kita dikemudian hari.
Yupppy,, aku
cuma bisa mengambil hikmah dari ceritaku seperti itu, semoga bisa bermanfaat
untuk kita semua, khususnya untuk kader alumni mu’alimin-mu’alimat kita.
Jikalau kurang berkenan, mohon kritik dan sarannya, karena aku hanyalah manusia
yang tak lepas dari salah dan lupa. Masih jauh aku untuk berlaku baik. Tapi
berusaha selalu untuk berlaku baik.
salam IKMAMMM…. :)
salam IKMAMMM…. :)
NB:
sekali lagi TERIMAKASIH untuk :
sekali lagi TERIMAKASIH untuk :
Kak Imam, kak Ramli n Hamka yang udah capek2
angkat motorQ, J
Kak Tangguh yang mengawalku sampe kos desri, Moly tw pasti kak tangguh Sengsara
naek megapro dengan kecepatan kurang dari 40km/jam :D
Kak Fuad, Desri, Ditri, Fido, Firda n temen Hamka –gak tw namanya- yang uda nemenin
untuk mewarnai “peristiwa” itu :D
Tengah malam
yang indah disudut Bantul pada 20 Agustus 2011
No comments:
Post a Comment