Allahu
akbar, Allahu Akbar Laailaahaillahu Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahilham…
Takbir berkumandang menyerukan kebesaran Raja pemilik alam semesta ini. Mendayu-dayu
merdu hingga ketelinga hati, menderap-derap indah dalam jantung penuh syukur. Samudra
tasbihpun mengalir dalam nadi, jiwapun terselimuti tahmid, nafas berhembuskan
takbir dan raga yang terbadaya inipun beriringan berucap khaulah. Sungguh
Robbi, di hari mulia ini kutundukkan kepalaku untuk memohon ampun kepada-Mu,
peluklah hamba-Mu ini dalam selimut istiqomah, lapangkan jiwa ini untuk
menerima maaf, dan jadikanlah hati ini kembali fitri, aminnn…
kepada
sahabatku semua, aku ucapkan taqaballahu minna wa minkum, isfakhuli
asfakhulakum…
Hoooreeeeeeeeeee uda lebaran, yipppiiiiiriliii hari ini tepatnya Selasa tanggal
30 Agustus 2011 saya sudah lebaran, sudah shalat ied, sudah halal bi halal ama
tetangga2, sudah maem ketupat ma gudeg manggar –gudeg khas daerahQ brow- dan
sudah nrima angpau dr sebagian sodara –heyy tmn2 ngiri gk aq msh DAPET angpau-
hahahhaaasyeeekkkk.
Saya tau lebaran
tahun ini antara muhammadiyah dan pemerintah berbeda, tapi bagi saya –yg hari
ini rada malas ngurusi begonoan- yoweslah biarin, yang penting lebaran, bisa
maaf2an, bisa merayakan kemenangan, bisa dapat angpau –hadeuhhh bkn bocah lg
kau Da-, bisa maem ketupat dll. Toh kebenaran kapan waktu yang tepat untuk
lebaran hanya Allah yang sepenuhnya tahu, dan kita sebagai manusia hanya
berusaha mencari kebenaran itu dan meyakini adanya. So, sudahlah, kita rayakan
saja lebaran ini dengan senang2. Karena makna lebaran adalah merayakan
kemengangan kita setelah menahan nafsu selama 29 hari –bagi yg menjalani 29
hari seperti saya- iya to? Nek salah nggeh nyuwun agunging pangapunten, hehehee
Namun sayang
seribu sayang kepala peyang dan melayang-layang lebaran kali ini saya merasa
SEDIH, kenapa ee kenapa, karena hari saya berhalangan sehingga HARAM untuk
shalat, huaaaaa huaaaaa –jane pengen nagis ngguling2 tapi tengsin- so, saya
tadi kelapangan hanya untuk mendengarkan khutbah yang khatibnya adalah babe
saya sendiri –malah curcol-
Ada beberapa hal
menarik yang saya amati ketika saya berada di lapangan saat shalat ied –ceritane jd pengamat, maklum lg gk shalat-
tadi, pas semua jamaah shalat ied sedang melakukan shalat. Yaitu bahwasanya
saya TIDAK BISA jajan di arena lapangan tersebut –padahal pingin tumbas es krim- karena maluu lahh ama
anak TK yang pada berkeliaran macam ayam lepas disana. Hahahaa, gk deng, saya
hanya bercanda, bukan itu maksud saya. Yang saya amati ketika dilapangan adalah
:
1.
Pakaian Lebaran. Hal ini
terutama para perempuan –saya hanya menyoroti yang perempuan saja-, saya
melihat banyak sekali hari ini perempuan memakai pakaian gaya ARTIS
–glamour/mewah, banyak aksesoris sana sini, grombyang sampe tanah- , bukannya
mw syirik gk pake baju model artis yg grombyang2 mpe kasrah2 begono. Cuman
sangat menyayangkan sekali, jika lebaran hanya dibikin untuk beli baju yang
harganya selangit tapi hanya bisa dipakai sekali. Karena saya yakin seyakin
yakinnya itu baju sangatlah tidak cocok jika dipakai buat jalan ke mall, buat
piknik, buat kekampus apalagi buat layat. Bukannya dianjurkan untuk menggunakan
pakaian terbaik yang dimiliki pada saat hari raya. Pakaian terbaik bukan
berarti harus pakaian yang baru. Asal pakaian tersebut sopan dan bersih, maka
tidak BARU dan MEWAH pun tidak apa-apa2. Tapi tradisi tetaplah tardisi, lebaran
harus ada baju BARU dengan model paling BARU dan dengan harga yang BARU –alias
mahal-. Ckckckckck, semoga saya, anda dan perempuan lainnya memaknai pakaian
terbaik disaat lebaran tidak seperti itu.
2.
Khutbah Iedul
Fitri.
Disini saya tidak menyoroti isi dari khutbah tersebut. Tetapi bagaiamana sikap
masyarakat pada saat khutbah berlangsung. Ya, saya masih melihat banyak
masyarakat ketika selesai shalat langsung gulung tikar dan beramai-ramai
meninggalkan arena shalat ied tersebut. Memang si mendengarkan khutbah iedul
fitri itu pilihan, jika ingin mendengarkan khutbah duduklah dan jika ingin
pergi silakan. Namun alangkah lebih baiknya jika kita mendengarkan khutbah
terlebih dahulu, toh mau ngapain to
pulang cepet2 ?. Bahkan perempuan yang sedang berhalanganpun dianjurkan/diperintahkan
untuk datang guna mengikuti/mendengarkan khutbah iedul fitri tersebut. Artinya mendengar
khutbah ied tersebut mempunyai keutamaan yang serangkain dengan shalat iedul
fiti *logikane, knp setiap hbis shlat ied ada khutbah? Sekedar tradisi atw
anjuran? Jika anjuran maka kita usahakan untuk mengikutinya, iy kan?* Nah,
mengapa hanya untuk mendengarkan khutbah selama 15 menit saja tidak mw?
Memangnya khutbah iedul fitri bisa didengrin seminggu atau sebulan sekali?
Harapan saya semoga kita semua masih mw mendengarkan secuil nasehat dalam
khutbah iedul fitri, guna mengembalikan pemahaman makna fitri dihari kemenangan
tersebut.
Inilah cerita
saya ketika tadi pagi mengamati fenomena shalat ied yang terjadi dilapangan
kelurahan tempat saya tinggal. Semoga yang baik-baik dari cerita saya bisa
diambil manfaatnya, dan yang buruk-buruk bisa dijadikan hiburan semata,
hahahahaha :D :D :D
bagaimana ceritamu kawannn…..
bagaimana ceritamu kawannn…..
* cerita hari raya idul fitri 1432 H
No comments:
Post a Comment