senja
mulai merangkak, saat pemuda itu keluar dari kuburan
dengan
langkah gontai diapun mengikuti adik perempuannya untuk pulang
pemuda
itu hanya terdiam sepanjang jalanan
sesekali
matanya menatap adiknya dengan tatapan gamblang
ya,
hari itu, pemuda itu pulang dari rantauan
setelah
10 tahun lamanya meninggalkan desanya
tak
pernah tahu bagaimana kabarnya pemuda itu dalam 10 tahun
hingga
hari ini, dia pulang ke desanya dengan kesuksesan ditangannya
dia
sukses kawan, dia telah menjadi pemuda yang hebat
katanya,
di tempat rantauan dia telah memiliki rumah megah
pekerjaan
dia pun bermartabat
dan
tadi siang dia pulang dengan mobil mewah
tapi
siapa sangka, dia pulang tak memiliki siapa-siapa
orang
tuanya telah meninggal 3 tahun lalu
hanya
adik perempuannya yang tersisa
yang
kini menemaninya pergi kekuburan orang tuanya
begitu
sampai rumah pemuda itu hanya terdiam
sambil
berbuka puasa, dia merenungi nasibnya
mengapa
luka ini bertambah dalam?
Begitu
kata hatinya
Dulu,
10 tahun yang lalu
Dia
sempat bertengkar dengan bapaknya
Entah
karena masalah apa
Sehingga
dia pergi dari rumah dan tak kembali
Maksud
hati dia kembali untuk meminta maaf pada bapaknya
Tapi
ternyata bapaknya telah tiada
Bahkan
kabar duka itu tak sampai padanya
Hingga
dia pulang bapaknya telah berkalang tanah
Apa
baktinya pada orang tuanya
Apa
hormatnya pada orangtuanya
Hingga
ramadhan demi ramadhan
Dia
tak pernah pulang, bahkan untuk memohon ampun
Sungguh
pemuda itu sangat menyesal
Mengapa
dia menjadi orang yang bebal
Sesenggukan
dia dalam shalat malamnya
Menangis
menahan perih
*
Ya
Allah, Ya Rabb
jika
ini ramadhan terakhirku
Aku
hanya bisa berpasrah
Menunduk
dalam sujudku
Berdzikir
dalam sesalku
Ya
Allah, Ya Tawwab
Jika
ini ramadhan terakhirku
Ijinkan
aku bertemu dengan malam muliamu
Terimalah
do’aku
Terimalah
taubatku
Ya
Allah, Ya Ghaffur
Ampunilah
dosaku
Dan
dosa kedua orangtuaku
Dan
kasihanilah mereka
Sebagaimana
mereka mengasihiku sejak kecil
Ya
Allah, Ya Fattah
Dalam
bulan suci ini
Akan
kubuka lembaran baru
Untuk
menjadi pribadi yang baru
Jika
ini adalah ramadhan terakhirku
*
Begitulah
do’a pemuda itu
Berharap
di hari nan fitri esok
Hati
dan jiwanya kembali suci
Menutup
dosa membuka pahala
Malam
pun semakin larut
Pemuda
itu tetap tak henti memanjatkan do’anya
Dalam
malam-malam mulia yang dijanjikan-Nya
Lebaran
sebentar lagi
Sarung
untuk bapaknya sudah dia beli
Hanya
teronggok terdiam membisu
Ikut
merasakan adanya pilu
(=^.^=) Ramadhan 1434 H
No comments:
Post a Comment