“Aku menulis seperti kehilangan fokus. Datar dan nggak berasa,” kataku pada sahabatku. “kamu hanya kurang membaca saja kawan,” jawabnya kemudian. Ya, akhir-akhir ini aku sangat jarang sekali membaca buku. Padahal ada beberapa buku dirumah yang tertata rapi belum sempat aku baca. Masih rapi. Karena setelah lolos dari tas kresek toko buku langsung aku tata rapi di rak. Malang nian bukan nasib buku-bukuku, hanya menjadi pajangan indah saja di rak. Hanya nafsu memebeli saja rupanya diriku ini. Menyedihkan.
Tak
pelik jika aku merasa kehilangan fokus dalam menulis. Kehilangan ‘rasa’
sehingga menjadikan tulisan-tulisanku menjadi ‘datar’ dan ‘hambar’. Tak fokus
seolah-olah meloncat kesana kemari. Sehingga lama-lama aku membaca tulisanku
sendiri ‘ngos-ngosan’. Dan bertanya “Ada apa sih dengan tulisanku?”
Mungkin
benar, jika kurangnya ‘rasa’ tulisanku ini akibat aku kurang membaca buku. Sebab,
membaca buku adalah salah satu cara menggali ide untuk membuat tulisan menjadi
lebih ‘hidup’. Dengan membaca kita banyak tahu macam-macam jenis kepenulisan
yang dimiliki secara khas oleh setiap penulis. Kita bisa banyak belajar dari
situ. Untuk berkreativitas dalam menulis.
Ya,
harus
banyak membaca.
Jika ingin menjadikan tulisan kita menjadi lebih ‘hidup’ dan memiliki ‘rasa’.
(=^.^=)