Wednesday, March 19, 2014

Catatan Perjalanan Semeru #Part III

Melanjutkan kisah Catatan Perjalanan Semeru #Part II. Dari sini pendakian dimulai. Canda dan tawa menghiasi perjalanan kami para TSIer. Keramaian kami mulai menggaung di belantara Semeru. Seperti apa ceritanya?? Hmmmm…


14 Agustus 2013
Pagi Ranu Pane, pagi dunia, pagi jiwa penuh semangat. Pukul 05.20 bangun juga aku dari lelapnya mimpi, dan sudah bisa ditebak kebiasaan burukku tiap kali naik gunung, shalat subuh dalam SB, hahahaa, parah, parah. Ok, saatnya beraktivitas pagi cuy, siap-siap untuk pendakian. Jangan sampai Ranu Kumbulo menunggu kita dengan bosan, :D :D
siap beraaanngkat ^^
Pukul 10.00 tepat kami pun berangkat. Dalam pendakian yang berjumlah peserta hampir 100 ini terbagi menjadi 4 tim. Aku dan teman-teman sekelompokku masuk dalam jajaran pasukan santai, tim 3, hohoho. Dengan jumlah peserta kurang lebih 20 orang serta panitia Om Toto, mas Jiwo, mbak Adel, dan kang Ari. Setelah foto-foto depan gerbang dan setelah tim 1-2 berangkat, melajulah tim ku menuju hutan Semeru. Deg degan woy… tapi bismillah, nggak apa-apa dan tidak akan kenapa-kenapa :)
TSIer narsis dulu :p
Pos demi pos kami lewati. Medan dari gerbang menuju pos I masih sedikit enakan, tidak terlalu nanjak, malah lebih banyak jalan datarnya. Di pos I kami berleha-leha dulu, ngopi-ngopi dulu, ngobrol-ngobrol dulu, hohoho. Setelah itu berangkat lagi menuju pos II.

Dari pos I ke pos II medan mulai menanjak. Kali ini jalanan sedikit terjal. Tapi masih tahap mudah. Soalnya buat keong macam aku masih bisa melewati, artinya meskipun nanjak masih dalam kategori enak lah, hohohoo. Di Pos II kami tak istirahat terlalu lama. Karena tim kami yang santai mulai di susul oleh tim 4 yang isinya manusia super, sepanjang jalan mereka nyanyi mulu “kartosuro..kartosuro.. uwo..uwo..” kayak nggak punya capek aja mereka ini. Jadi kalau kalian pas Agustusan 2013 kemarin ke Semeru dan mendengar teriakan seperti itu, itu tim 4 rombongan TSI kami, tenang mereka bukan kuntilanak yang nyanyi siang bolong kok :p Di pos II ini aku gantian kerir dengan mas Kentrik dari Salatiga. Karena kerirku yang kegedean, hehehee. Makasi ya mas Kentrik atas bantuan tukeran kerirnya, :D :D

Lalu dari pos II lanjut pos III medan mulai berat. Naik turun, naik turun. Pokoknya pos ke pos medannya semakin nggak enak lah. Tapi heran, meski lelah tetap aja semangat. Tebar senyum sana sini, nyapa sana sini, Alhamdulillah sih di anugrahi senyum manis, jadi nggak mengecewakan yang liat :p Sampai pos III kami istirahat. Tapi jujur saja, belum merasa capek banget. Lalu aku pun bilang ke Day “jalan duluan yuk, kelamaan berenti bikin capek,”. Akhirnya dari pos III aku dan Day misah dari rombongan.

Baru juga belok mau lanjut perjalanan sudah di hadang tanjakan tinggi. Kata temen-temen itu namanya ‘tanjakan jancuk’ karena buat naik aja butuh tenaga yang cukup ekstra. Aje gile, aku akuin kalau jalanan setelah pos III ini emang bikin ngos-ngosan. Selain nanjaknya yang ‘jancuk’ pake berdebu pula >.< Setelah sampai atas tanjakan kami istirahat sebentar lalu lanjut. Karena kami cuma berdua jadi bisa mempercepat langkah. Sehingga baru beberapa menit jalan sudah nampak terlihat dibalik kabut sesuatu yang amat indah. Pesona lukisan Tuhan yang tiada duanya. Ranu Kumbolo. “Huaaaaaaaa Ranu Kumbolo….” Aku pun tak henti-hentinya berteriak kegirangan macam anak kecil dapat balon gratisan. Karena cuma aku dan Day, jadi akunya berani untuk teriak-teriak nggak jelas. “Day…potoin aku disini” kenarsisan pun muncul melebur rasa lelah dan capek. Nikmat Tuhan yang tidak bisa di dustakan.
ngos-ngosan di tanjakan 'jancuk' >.<


Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman)

Kami pun segera mempercepat langkah, tempat yang dituju sudah terlihat, ayooo segera capai Ranu Kumbolo. Begitu sampai pos IV kami pun tak berlama-lama istirahat. Lantas kami segera melanjutkan perjalanan menuju Ranu Kumbolo yang sudah di depan mata. Begitu sampai pinggiran danau kami pun lantas berteriak “maaadhaaanng muuoollll… (makan muol)” yang lantas di jawab oleh peserta yang telah sampai “madhang gombal.. (makan kain)”. Jargon yang kami teriak-teriakkan sepanjang jalan dari gerbang Semeru hingga nanti pulang lagi. semacam kode rombongan kami lah. Sehingga tampak sekali riuh perjalanan kami saat itu. Karena begitu ada yang teriak satu, yang lain pasti akan menjawab dengan teriakan juga.

Dan akhirnya, pukul 15.45 sampailah di Ranu Kumbolo. Setelah menyandarkan kerir di tengah peserta lain, aku pun segera lari bak artis india lagi njoget menuju pinggiran danau. Aaaaakkkkk dinginnya air Ranu Kumbolo ini. Begitu puas mainan air lalu aku pun duduk sejenak sambil tiduran sembari menunggu teman-teman kelompokku yang membawa tenda datang.

Begitu Sandi yang membawa tenda datang, kami pun segera bongkar kerir, pasang tenda, dan mengeluarkan seperangkat alat masak. Kami masak dengan teman se tim yang dari kelompok Salatiga. Ada mas Tuyul, mas Huda, mas Kentrik dan mas-mas yang aku lupa namanya, hahahaa. Obrolan hangat ala anak gunung pun dimulai, foto-foto dan canda tawa menghiasai malam di Ranu Kumbolo. Pukul 19.30 kelompok kami sudah masuk tenda, dalam tenda kami main kartu dulu hingga pukul 21.00. Tampak di luar masih ramai pendaki berdatangan dan para TSIer yang masih asyik ngobrol. Okelah, aku udah ngantuk, met tidur…
 
makan malam plus ngobrol-ngobrol :)
15 Agustus 2013
Pukul 05.30 alarmku pun berbunyi nyaring. Segera aku terbangun dan shalat subuh. Bersyukur masih bisa menghirup udara nan segar di tengah pegunungan dan di pinggir danau ini. Allah, aku bahagia akhirnya bisa kemah di pinggir Ranu Kumbolo. Tapi, Allah, aku masih malas keluar >.<

Apabila kamu melihat suatu keindahan, bersyukurlah karena kamu masih bisa menikmati keindahan yang belum tentu akan kamu bisa lihat lagi.

Woyyy bangun woyyy, teriakku didalam tenda. “ambil air sana, ntar aku masakin” kataku menggoyang-goyang SB mas Mamet dan Day. Setelah sekian menit mengumpulkan nyawa kami pun segera beraktivitas pagi. Ambil air, masak, makan dan kemudian foto-fot, hahaha. Setelah itu packing untuk melanjutkan perjalanan menuju Kalimati. Oiya, tepat 15 Agustus ini bapak aku ulang tahun. Selamat hari lahir ya bapakku tercinta, terimakasih udah ngijinin Ida buat menjelajah Semeru, maaf kalau belum bisa menjadi anak terbaik buat bapak :* :*
met ultah bapaaaaakkk :*
Pukul 10.00 kami serombongan mulai berangkat melanjutkan perjalanan. Dibalik Ranu Kumbolo terdapat sebuah tanjakan fenomenal yang sudah terkenal seantero pendaki yang mitosnya banyak dipercaya. Namanya tanjakan cinta. Konon katanya kalau kita berhasil melewati tanjakan ini tanpa menoleh kebelakang sambil memikirkan seseorang yang kita cintai maka kita akan berjodoh dengan orang itu. Okelah, mumpung disini, iseng nyobain. Tapi begitu di tengah perjalanan aku bingung mau mikirin sapa coba, saking banyaknya yang dipikirin *eehh :D Yaudah daripada pusing lebih baik aku mencoba menengok ke belakang sambil godain teman-teman yang pada ritual, dan ternyata pemandangan Ranu Kumbolo dari tanjakan cinta ini keren banget. Ah bego kalian kalau nggak nengok kebelakang, hahahaha.
:p
Dari tanjakan cinta, kita akan bertemu dengan Oro-oro Ombo, padang luas yang ditumbuhi semak ilalang. Katanya kalau di musim hujan banyak lavender tumbuh disekitar sini. Lumayan mengobati kelelahan menaiki tanjakan cinta yang ternyata melebihi tanjakan jancuk, karena Oro-oro Ombo jalannya datar. Sehingga kita mau lari-larian sambil india-indiaan pun bisa, hahahaa.
Oro-oro Ombo 
Setelah Oro-oro Ombo kita mulai memasuki hutan lagi. Pintu hutan dibuka dengan tempat bernama Cemoro Kandang. Disini kami serombongan beristirahat dahulu melepas lelah. Sembari menunggu tim 1-2 berangkat dulu. Ada kejadian menyebalkan disini, ketika aku foto-foto sama Day di pohon-pohon, mas Mamet iseng teriak “cieeeee..” yang membuat seluruh peserta TSI melongok kearah kami berdua dan ikut ber “cieee…” >.< Pelissss mas, cuma poto-poto lho. Entah kenapa gara-gara hal ini, sampai ada peserta yang mengira aku di tembak. Duhalah, pada kena korban FTV ini pada -_________-“
narsis-narsis dulu sebelum berangkat :o
Setelah istirahat cukup, kami pun melanjutkan perjalanan. Karena tim kami tim santai maka lebih sering berhentinya yang justru itu bikin aku malah sering kecapekan. Akhirnya aku minta ijin ke Om Toto untuk jalan duluan sama Day. Kemudian oleh Om Toto dipersilahkan tetapi dengan beberapa peserta yang ingin jalan duluan. Lantas aku, Day bersamaan dengan mas Dar, mas Habib, dan Edvan jalan duluan menuju tempat selanjutnya, yaitu Jambangan.

Jalanan Cemoro Kandang menuju Jambangan lumayan menyeramkan, karena di tengah-tengah hutan. Tampak pohon-pohon besar berada disekeliling kami. Berasa kayak di awasi. Medannya lumayan bikin capek, karena semakin nanjak. Beberapa menit kemudian sampailah kami di Jambangan. Dari Jambangan tampak terlihat Mahameru gagah perkasa. Subhanallah keren sekali. Mungkin nggak ya aku besok bisa sampai puncak itu. nggak banyak berharap deh, ngeliat medannya yang 4 kali lipat merapi udah bikin keder. Di Jambangan kami istirahat sebentar untuk minum dan berfoto-foto, lalu lanjut jalan.
Jambangan, tampak terlihat Mahameru dari Jambangan
Perjalanan di lanjutkan untuk menuju Kalimati, tempat ngecamp kami yang kedua sebelum muncak Mahameru. Medannya lumayan enak karena tanjakannya tidak seterjal sebelumnya. Tapi tetap saja naik turun gitu. Kurang lebih pukul 14.00 sampailah kami di Kalimati. Begitu sampai aku dan Day pun segera shalat dan istirahat sembari menunggu teman-teman sekelompokku yang membawa tenda.
Mahameru begitu jelas terlihat dari Kalimati
Setengah jam kemudian teman-teman kelompokku datang. Mereka mendirikan tenda, aku dan Day mencari air di Sumber Mani. Aku pikir Sumber Mani ini dekat dari Kalimati. Ternyata jauhnya dan medannnya nanjak terjal gitu. Asem, tahu gitu aku ngediriin tenda aja. Huff >.<

Pukul 21.00 kami sudah masuk tenda untuk persiapan tidur setelah bertempur mempersiapkan bekal untuk esok dini hari muncak Mahameru. Yupz, rencana kami akan muncak pukul 00.00 dini hari. Seperti apa perjalanan muncak kami? Tunggu cerita selanjutnya yaaa… :)





-Maret 2014-

2 comments:

  1. aku g ngeliat ini tulisanmu mol.. terkesan ngos-ngosan nulisnya. gak ngalir. ceritanya, cerita sandi pun hilang yang nginjek ranjau,

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa, kayake terlihat buru-buru ya... makasi buat masukannya Day :)

      Delete