Friday, September 18, 2015

Kamu Cantik Kalau Pake Jilbab

Pernah nggak sih kalian denger atau ngebaca kalimat "kamu cantik lho kalau pake jilbab" atau "eh si dia kalau pake jilbab kayaknya lebih cantik," atau "kenapa kamu lepas jilbab, kan cantikan kalau pake jilbab" dsb. Andaikan kalian adalah orang awam (artinya memposisikan diri sebagai orang yang jauh dari pemahaman agama), apa yang ada dipikiran kalian ketika mendengar atau melihat kalimat tersebut?

Kalau aku ya, yang ada dipikiranku adalah : PAKE JILBAB BIAR CANTIK. Jadi kalau pengen cantik ya pakai jilbab. Toh fashion jilbab sekarang udah keren, artis hijab udah banyak, aksesori memenuhi buat berbagai macam gaya. Kurang apalagi coba?

Aku emang bukan orang baik, bahkan jauh dari sempurna, terlebih soal agama yang aku anut. Masih belajar dan terus belajar. Soal da'wah, bagiku boleh dengan cara apa saja, asal tidak merusak dari esensi agama. Lha kalau menyuruh orang pake jilbab biar cantik, itu esensinya apa?

Jujur aja ya, kalau emang tujuan berjilbab biar cantik aku mending lepas jilbab. Bukannya apa-apa, kalau jadi cantik terus banyak yang naksir kan repot nolaknya. Pucinglah pala Moly... :p :p

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab : 59)

(=^.^=)

Saturday, September 12, 2015

Aku Kalah

aku kalah. itu yang kurasakan. mungkin kalah dari keadaan atau kalah dari kenyataan. tapi bukan aku jika aku harus menyerah dan berputus asa. aku di ciptakan bukan untuk melakukan itu semua. meski aku harus mengatakan bahwa aku kalah.

aku kalah. ya, kau tak perlu beramai-ramai membicarakannya. atau, memang kau suka dengan penderitaan orang lain? kalau itu maumu, harus ku akui, bahwa kau menang. dan aku kalah.

aku kalah. dan hampir semua orang tahu itu. aku tak tahu, dari sudut mana kabar itu berhembus. yang jelas, hampir di setiap jidat orang ku temukan berita bahwa aku kalah.

aku kalah. mungkin sudah nasibku. 
aku kalah. entah dalam suatu kompetisi yang aku pun tak tahu.
aku kalah. tapi aku punya tuhan dan cinta.
aku kalah. dan aku tak menyerah.

Thursday, September 10, 2015

Tak Lagi Sama

"Tak lagi sama"
"Apanya?"
"Dunia"
"........."

Hening. Dan....... selesai. Tamat.
Maaf, kalo ngeselin. Sekarang serius ya. Serius? Yakin? Hmmmmm. Oke, nggak penting~ Aku emang mau nulis tentang sesuatu yang tak lagi sama. Harap jangan kecewa kalau itu bukan tentang perasaanku.

Tuesday, September 8, 2015

Kuda yang Baik

Eh, kalian pernah nggak sih ketemu kuda di bangjo (perhentian lampu lalulintas)? Yang narik delman itu, ditarik pak kusir yang sedang bekerja, tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk, suara sepatu kuda. Pada hari Minggu ku.....Stooppp! kembali ke topik. Oke. Jadi aku mau cerita nih, beberapa hari yang lalu aku papasan sama kuda di bangjo. Dan itu lebih dari dua kali. Kira-kira pertanda apa ya? #bukaprimbon

Aku khawatir, itu isyarat dari pangeran kuda-ku disebarang sana. Apa aku mau di lamar ya? Oke, ini udah nglantur. 

Saturday, September 5, 2015

Agustus-ku

Aku mau cerita tentang Agustus-ku. Antara aku dan Agustus. Sedikit curhat sihh. Jadi maaf kalau tetiba ada yang nggak sengaja baca terus muntah-muntah. Jadi aku saranin, daripada mual perih kembung dan bernanah, nggak usah kalian baca tulisan aku yang satu ini. Aseli, ini ditulis dengan sedikit penuh emosi *ini nulisnya sambil banting piring*

Agustus sudah habis. Tapi banyak hal yang masih terngiang-ngiang di pikiranku sampai saat ini. Lalu aku tuliskan beberapa hal itu disini. Aku ngrasain banget pas memasuki bulan Agustus aku rada sedikit aneh. Sebenernya emang dari dulu aku udah aneh sih (semua orang meng-Aamini kalau ini). Tapi ini aneh yang lain, nyerempet ke gila kayaknya. Hmmmmm.....

Gunung Prau Lagiiiiiiiii.....

Untuk ketiga kalinya daku menginjakkan kaki di dataran tinggi Dieng. Gunung Prau. Sedikit berbeda dari pendakian-pendakian sebelumnya. Selain karena dengan orang yang berbeda juga karena melewati jalur yang berbeda. Dua pendakian sebelumnya lewat jalur Dieng (bisa baca disini dan disini). Kalau pendakian kemarin (25-26/0715 ß ini mah bukan kemarin, tapi 2 bulan lalu) melewati jalur Pathak Banteng.

Jalur Pathak Banteng lebih cepat daripada jalur Dieng. Asumsi waktunya, untuk mencapai puncak kalau dari jalur Pathak Banteng kurang lebih 2 jam, sedangkan kalau dari Dieng 3 jam. Kalau dari jalur Dieng melewati bukit teletubbies, sedangkan dari jalur Pathak Banteng hanya melewati jalanan biasa yang mana sebelum pos 2 banyak warung-warung di kanan kiri jalannya.