Seperti kekasih
yang telah lama berpisah (putus), begitu bertemu terasa sangat menyebalkan. Mengapa
harus bertemu? Begitulah kira-kira perasaan saya begitu tahu harus berhadapan
dengan jarum suntik. Menyebalkan sekali. Memang tidak sakit. Tapi saya cukup
membencinya. Karena setiap saya ketemu jarum suntik, artinya saya sedang sakit
yang tidak wajar. Menyebalkan sekali bukan?
Pada awalnya
saya cukup baik berteman dengan jarum suntik. Bahkan saya selalu bercita-cita
untuk menjadi pendonor darah. Akan tetapi, gegara cerita-cerita busuk ketika
kelas 3 SD saya menjadi paranoid sendiri terhadap jarum suntik. Sehingga ketika
imunisasi terpaksa saya harus dikejar 2 guru, 1 dokter dan 2 perawat hanya
untuk menyuntik saya. Dan menurut saya itu sungguh sangat menyebalkan.
Lalu ketika saya
kelas 2 SMP dan harus ‘liburan’ di hotel bernama Rumah Sakit. Saya terpaksa
harus bercumbu beberapa hari dengan jarum suntik. Naas nya lagi, gegara tidur
saya yang absurd, menjadikan jarum infus saya terlepas dan darah mengucur deras
kemana-mana. Dan itu membuat saya tak suka terhadap jarum suntik. Menyebalkan.
setelah darah diambil |
Sehingga saya
berusaha sekali untuk tidak sakit yang mengharuskan saya bertemu dengan jarum
suntik. Akan tetapi ternyata tidak untuk kali ini. Karena hari ini saya
terpaksa harus cek darah, yang artinya saya akan bertemu jarum suntik. Sempat tarik
ulur tadi dengan si petugas laboratorium tempat saya cek darah itu.
Sampai pada akhirnya saya bisa rileks dan terambilah darah saya. Tidak sakit
memang. Tapi mengingat peristiwa-peristiwa menyebalkan akan jarum suntik
membuat malas jika harus kembali bertemu jarum suntik lagi. Huh.
Oke jarum
suntik, semoga darah saya yang kau ambil tadi menginformasikan kabar baik
tentang tubuh saya ini. Saya nggak mau lagi bertemu denganmu. Cukup hari ini
saja yaa.. aamiin
Bantul 11 April
2014, 03:48pm
No comments:
Post a Comment