Ada
orang bilang, jika orang tua dan anak pasti memiliki ikatan batin. Terutama ibu
dan anaknya. Menurut saya, itu tidak berlaku pada setiap orang. Hanya beberapa
saja yang kebetulan punya anugrah memiliki ikatan batin antara ibu dan anak.
Bagi saya, semua itu hanya kebetulan semata. Ya, hanya kebetulan semata.
Pernah
ketika saya masih sekolah kabur dari asrama (sekolah asrama). Buruknya lagi,
saya bilang ke teman jika saya nggak pulang ke asrama karena ada acara keluarga.
Entah mengapa hari itu juga ibu saya menelefon asrama. Padahal hari itu bukan
hari dimana ibu biasa menelefon saya. Kebetulan atau tidak ketika ibu ditanya
ustadzah saya “bukannya Maulida pulang karena ada acara keluarga”, ibu saya
menjawab, “Owh sudah pulang ya Maulidanya, padahal saya mau bilang kalau mau
dijemput,”. Beruntung sekali bukan, padahal saya tidak menyuruh ibu untuk
persekongkolan ini. Sehingga ketika saya pulang ibu saya marah-marah karena
saya kabur dari asrama. Saya anggap ini hanya kebetulan. Pertolongan Allah yang
tidak disangka-sangka.
Lalu
pernah ketika saya dikos-kosan sakit. Tiba-tiba ibu saya yang biasanya membuka
kalimat sms “mbak baru apa?” menjadi “mbak gimana kabarnya? Sehat kan?” padahal
dua hari sebelumnya baru saja bertemu. Saya masih menganggap ini kebetulan
juga. Hanya variasi kalimat pembuka sms yang berbeda. Hingga 2 minggu yang lalu
saya masih menganggap hal-hal yang tidak disangka-sangka hanya kebetulan semata
yang biasa saja antara saya dan ibu.
Ya,
2 minggu yang lalu kami mengundang tukang service untuk datang kerumah.
Kebetulan mesin cuci, kulkas dan blender milik kami sedang rewel1.
Karena hari itu hari kerja dan ibu harus ngajar, otomatis saya yang nungguin
tukangnya. Saat tukangnya datang ibu sms “mbak, tukangnya sudah datang? Jangan
lupa ambil uang di ATM untuk bayarnya”. Setelah saya membalas sms ibu, saya pun
bilang ke bulik2 saya untuk nungguin tukangnya sembari menunggu saya
ke ATM.
Saat
saya ke ATM saya melihat pasar depan tempat saya ambil uang buka. Ya, pasar
tempat saya hanya ada 3 hari sekali. Setiap Pahing dan Wage (hari pasar
penanggalan jawa). Karena saya suka sekali jajan dipasar, saya pun mampir
sebentar setelah mengambil uang untuk jajan. Ketika saya memilih jajanan saya
teringat dirumah lagi ada tukang. Dan pastinya lama sekali untuk membetulkan
perkakas kami yang rusak. Saya pun berinisiatif untuk membeli cemilan untuk
suguhan3 tukang service nya. Setelah selesai dengan urusan pasar
saya pun pulang.
Sesampai
dirumah cemilan yang telah dibeli saya kasih bulik untuk disuguhkan tukang
service nya. Lalu saya menengok HP karena ketika mengambil uang tadi tidak
membawa HP. Begitu dibuka ada sms masuk dari ibu lagi. “oya mbak, nanti
tukangnya dibelikan suguhan ya. Bebas.”.
Sejak
hari itu saya percaya jika hal-hal yang tidak disangka-sangka antara ibu dan
anak kadang tersembunyi ikatan batin diantara keduanya. Mungkin tak banyak
orang menyadari. Tapi saya percaya ikatan batin itu muncul akibat cinta yang diberikan
ibu kepada anaknya atau sebaliknya. Sehingga apa yang dirasa atau dipikirkan
secara tidak sadar bersamaan. Bahkan dua orang yang tidak ada ikatan darah
sekalipun. Banyak bukan sepasang suami istri atau sepasang kekasih atau antara
guru dan murid yang memiliki ikatan batin pula? Itulah kekuatan cinta dan do’a.
Kita bisa merasakan dan memikirkan hal yang sama dengan seseorang. Dan mungkin
itulah yang dinamakan soulmate.
Ikatan batin bisa muncul diantara dua orang yang
keduanya saling mendo’akan, mencintai dan menyayangi setulus hati. Bahkan tanpa
ikatan darah sekalipun.
Bantul
24 Apil 2014, 5:47pm
1rewel = bermasalah
2 bulik = tante
3 suguhan = hidangan, jamuan
No comments:
Post a Comment