Beberapa
hari yang lalu, ketika sedang ‘menengok’ facebook, tetiba ada teman masuk di chat dan bilang “Mol, teman kita si A
mau menikah,”. Lalu aku jawab “iya udah tahu,”. “Bukan masalah tahu nggaknya,
tapi semakin lama semakin habis teman kita yang single,” jawab dia. Aku pun tertawa mendengar alasannya. Mungkin
dia berfikir jika teman-teman menikah maka teman bermain kami akan berkurang.
Ya, terkadang memang benar adanya, memasuki dunia baru dikit demi sedikit
meninggalkan kehidupan lama. Menurutku sudah lumrah, jika setelah menikah
mengurangi aktifitas bermainnya dengan teman.
Aku
sudah anggap semua hal itu biasa saja dalam hidupku. Satu persatu teman-temanku
menikah. Tapi aku tak pernah merasa kekurangan teman. Bagiku, setiap orang
punya fase datang dan pergi. Setiap orang punya fase memasuki kehidupan baru. Benar
begitu bukan?
Tetapi
aku yakin, yang menjadi ketakutan temanku ini bukan karena akan ‘kehilangan’
teman. Tapi lebih ke “kapan aku seperti mereka”. Menyusul mendapat jodoh dan
segera menikah. Wajar saja bukan, ketika usia kami telah berada di interval
23-25 tahun ada keinginan besar untuk segera menikah. Lalu temanku menulis dan bertanya lagi “Kamu kapan Mol, ibu mu nggak pengen segera nimang cucu apa?”. Tuhkan
benar kataku. Lagi-lagi aku harus tertawa mendapat pertanyaan seperti itu.
Hey
teman, ingat, bahwa jodoh, rejeki, kematian dan kelahiran itu takdir. Yang
namanya takdir kita tidak tidak bisa memprediksi kapan datangnya dengan tepat. Itu
kekuasaan Allah. Namun, kita bisa mengusahakannya. Jika kalian bertanya padaku
apa aku ingin menikah, aku pasti akan jawab ‘ingin”. Tapi jika ditanya apa aku
ingin segera menikah, maka aku harus jawab ‘ingin, tapi tidak segera”. Karena
belum tentu apa yang aku segerakan ini bisa membahagiakanku. Aku menyukai
proses dan aku menikmati proses itu. Jika Allah sudah berkehendak pasti Dia
akan menyegerakannya. Benar bukan?
Lalu,
ketika ditanya bagaimana keinginan ibuku, tentu saja beliau ingin aku segera
menikah. Ingin segera punya menantu yang akan di amanahi menjaga anak gadisnya
yang sedikit bandel ini. Ingin sekali aku mewujudkan harapan beliu ini. Tapi
sekali lagi, yang namanya takdir tetap tidak bisa dipaksakan. Menikah itu bukan
buru-buru teman, bukan lomba siapa yang paling cepat dan bukan pula antrian
yang jaraknya dekat. Menikah itu adalah
takdir yang prosesnya adalah perjuangan. Sehingga hal seperti ini tidak
bisa diprediksi ataupun diburu-buru karena teman-teman yang lain sudah menikah.
Jodoh itu takdir, tidak bisa dipaksakan. Akan tetapi
bisa diusahakan dan dido’akan.
Ada
banyak hal yang harus kita sadari. Kita jangan melulu meratapi nasib mengapa
kita belum begini atau begitu. Semua pasti mendapat masanya. Jadi tenang saja
teman. Jangan kamu berkecil hati karena belum diberi rejeki untuk menikah. Coba
lihat sejenak hidupmu, pasti ada banyak hal yang bisa membuatmu bersyukur
mengapa kamu belum diberi rejeki untuk menikah. Ini bukan untuk tameng, hanya
sebuah sikap kita menghadapi realita kehidupan yang ada. Daripada berkeluh
kesah, lebih baik banyak-banyak bersyukur bukan?
Jangan
takut sendiri. Jangan takut tidak mendapat jodoh. Ingat firman Allah dalam
surat Yaasin ayat 36 : Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan
pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari
diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. Jadi tidak usah kau
khawatir mengenai jodohmu. Allah sudah mempersiapkan yang terbaik. Nikmati
prosesnya. Nikmati perjuangannya. Nanti jika sudah tiba saatnya, tanpa disangka
Allah sudah memberinya didepan matamu. Banyaklah berdo’a dan berdzikir teman, karena
kekuatan perempuan berada dalam do’anya. (=^.^=)
Bantul 21 April 2014, 10:24am (LatePost)
*Untuk temanku yang sedang sedih dan galau, semoga bermanfaat yaaaa :)
No comments:
Post a Comment