kembar mayang di pernikahan yang saya hadiri |
Saat
lagi asyik menyantap snack di acara
resepsi pernikahan, tiba-tiba salah satu simbah-simbah (nenek-nenek) pembawa kembar mayang menjatuhkan mayang yang
dibawanya. Terlihat dari wajahnya, simbah tersebut sepertinya tidak kuat
membawa mayangnya. Menjatuhkannya
tepat disamping saya. Entah kenapa, begitu mayang dijatuhkan langsung menjadi
rayahan beberapa tamu undangan yang datang. Tanpa berfikir panjang saya pun
ikutan mengambil. Karena paling dekat, saya pun bisa mengambil kelapa muda yang
menjadi incaran para tamu.
Begitu
saya membawa kelapa muda ke tempat duduk, langsung disambut simbah dan ibu
saya. Mereka bilang “wah rejekimu nduk
enthuk kembar mayang” wah rejeki kamu nduk dapat kembar mayang. Lalu saya
pun bertanya “emang bagusnya apa”. Jawab simbah saya pokoknya bagus. Saya pun
tanya terus mengenai kembar mayang. Dan simbah saya hanya bilang “pokoknya
bagus”. Duh mbah. Kemudian, sepulang dari resepsi saya pun mencari tahu
mengenai kembar mayang dan menuliskannya disini.
Dari
beberapa tulisan yang saya baca, kembar mayang merupakan serangkaian hiasan
dekorasi pada upacara adat jawa. Terutama pada upacara pernikahan. Biasanya kembar
mayang dihiasi dengan janur (daun kelapa yang masih muda), bunga-bunga, daun-daun,
buah-buahan, dan kelapa muda. Dimana setiap ragam yang disajikan memiliki makna
tersendiri. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat disini.
Dinamakan
kembar mayang karena pada upacara tersebut terdapat dua mayang (sepasang mayang).
Mayang sendiri dalam bahasa jawa berarti bunga yang baru tumbuh. Kembar mayang
berarti sepasang kembang yang baru tumbuh. Jika dikaitkan dengan upacara
pernikahan dapat diartikan sepasang pengantin yang akan memasuki dunia baru
(rumah tangga). Makna lainnya yaitu sebagai pesan
kepada sang pengantin, untuk selalu bisa mempertahankan keutuhan rumah
tangganya sesulit apapun halangan yang dihadapi.
Kembar mayang biasanya dibawa
oleh dua gadis atau dua jaka atau dua nenek. Detail alasan mengapa harus dibawa
gadis atau jaka atau nenek belum saya dapatkan. Apakah yang membawa mayang ini
diharuskan orang tertentu juga belum saya temukan. Akan tetapi, beberapa
upacara pernikahan yang saya hadiri selalu dibawa nenek-nenek. Saya juga nggak
tau, ini asal ambil nenek atau harus nenek-nenek tertentu. Yang jelas dibawa
oleh dua orang, itu saja. Mungkin jika pembaca ada yang tahu boleh dishare.
Lalu kaitanya dengan mengambil
ragam pada kembar mayang itu apa? Konon, mitos yang beredar jika kita mengambil
salah satu ragam dari kembar mayang dapat memperlancar rejeki. Bahkan, banyak
orang yang sengaja mendatangi tempat pernikahan hanya untuk mengambil ragaman kembar
mayang tersebut.
Contohnya saja pasangan suami-istri
yang (maaf) sampai sekarang belum dikaruniai keturunan, berusaha mengambil
kelapa mudanya agar cepat diberi momongan. Sebab, kelapa muda dalam simbol jawa
selalu dikaitkan dengan kesuburan perempuan. Lalu, ada yang sengaja mengambil
bunga atau buah dalam kembar mayang dikarenakan rumah tangga saudaranya sedang
buruk. Sengaja dicarikan kembar mayang pengantin supaya rumah tangga tersebut
baik lagi.
Budaya Jawa dalam masyarakat desa
masih kental adanya. Jadi tidak heran jika masih banyak orang yang mencari-cari
berkahnya. Termasuk berkah dalam kembar mayang tadi. Nah, mengesampingkan hal
itu, saya mengambil kelapa muda bukan karena pengen segera punya anak lho ya.
Lha wong saya juga belum nikah. Kalau simbah saya bilang itu rejeki saya untuk
bisa segera menikah, tanpa mengambil kembar mayang sudah saya amini itu.
Namanya juga di do’akan yang baik, ya di amini saja kan, hehehee. Jadi saya mengambil
murni karena iseng saja. Bukan karena mitos apapun. Eehh ndilalah dapatnya kelapa muda. Malahan, besok bisa dibikin es
kelapa muda. Hahahhahahaa. (=^.^=)
No comments:
Post a Comment