Wooooo,
sudah semakin tua aja negriku ini. Enam puluh sembilan tahun cuy, bukan angka
yang sedikit. Indonesia sudah tidak muda lagi, yang masih asyik galau dan dilema,
hahaha. Tercatat sejak tahun 1945, bahwa bangsa ini telah merdeka. Ehem, merdeka.
Benarkah
demikian? tanda
tanya besar untuk kita semua sebagai warga negara ini.
Tujuh belas agustus tahun empat
lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari Merdeka Nusa dan Bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
merdeka . . .
(Hari Merdeka, H.Mutahar)
Tidak
sedikit, dihari kemerdekaan orang menuliskan opini atau pendapat mengenai
‘kemerdekaan’ negri kita. Yang katanya negri kita ini masih terjajah lah. Yang katanya
dijadikan boneka lah. Yang pemerintahannya masih kacau balau lah. Yang macem-macem
lah. Intinya, masih saja selalu menjadi pertanyaan apakah negara kita ini
benar-benar telah merdeka atau belum. Sudah menjadi tradisi, pembicaraan ini
mengalir dikala Indonesia bertambah usia kemerdekaannya.
Mengesampingkan
hal itu, aku sebenarnya nggak terlalu ambil pusing lah ya. Silakan deh, berpendapat
mengenai negri ini. Bebas. Apakah Indonesia telah benar-benar merdeka atau
belum. Karena, kalau boleh sedikit melirik, emangnya kita sudah ngasih kontribusi
apa buat negri kita ini?
Pinjem istilahnya Dedy Cobuzier “ngaca dulu deh!!!!”.
Kita
asyik-asyik mengkritik, tapi diri sendiri belum sepenuhnya cinta tanah air. Terus
kekecewaan lo itu apa? Biar dikata mengerti bangsa ini. Oh tidak kawan, jika
kita benar-benar mau memahami bangsa ini justru dengan menghargai upaya
berkembangnya negara. Mencintai
dengan menghargai. Look,
orang-orang yang diberi gelar pahlawan. Mereka pernah berjuang mati-matian
untuk Indonesia. Terus
lo, kita, pernah berjuang untuk negri ini?
Tanah airku Indonesia
Negeri elok amat kucinta
Tanah tumpah darahku yang mulia
Yang kupuja sepanjang masa
(Rayuan Pulau Kelapa, Ismail
Marzuki)
Aku
nggak munafik cuy, kalau aku juga pernah kecewa kepada bangsa ini. Ehh bukan
kepada bangsa. Tapi lebih ke jajaran pimpinan bangsa ini. Sedih lebih tepatnya.
Negara elok ini tidak dikembangkan dengan baik. Sehingga, memasuki usia yang
sudah tidak muda lagi, masih banyak kekacauan dimana-dimana. Lalu, apa iya kita
hanya melihat buruknya bangsa ini saja?
Dari yakinku teguh, hati ikhlasku
penuh
Akan karuniamu, tanah air pusaka
Indonesia merdeka
Syukur aku sembahkan, kehadiratMu
Tuhan
(Syukur, H.Mutahar)
Mencintai
dengan menghargai. Mungkin seharusnya begitu. Kita hargai jasa pahlawan yang
telah berjuang demi kemerdekaan. Kita hargai para masyarakat yang masih peduli
dengan bangsa ini. Kita hargai pimpinan kita yang telah berjuang baik untuk
negara ini. Kita hargai semuanya. Dengan begitu, kita bisa melepaskan rasa
kesal dan kecewa kita terhadap orang-orang yang telah merusak kenyamanan bumi
pertiwi ini.
Nah,
mumpung Indonesia lagi memperingati hari kemerdekaannya, alangkah baiknya kita
berdo’a. Berharap
bumi pertiwi ini bisa berkembang lebih baik. Apalagi pimpinannya sekarang baru. Semoga aja ada
perubahan baru untuk menjadikan ibu pertiwi ini semakin baik.
Hiduplah tanahku,
Hiduplah negriku,
Bangsaku, Rakyatku, semuanya,
Bangunlah jiwanya,
Bangunlah badannya,
Untuk Indonesia Raya.
(Indonesia Raya, WR.Supratman)
Kita
kobarkan semangat cinta tanah air.
Menghargai dan mencintai hasil karya anak bangsa. Serta turut berkontribusi
dalam memajukan bumi pertiwi ini. Selamat Hari Kemerdekaan RI ke-69. Jaya selalu negrikuuuu, aku
mencintaimu seperti aku mencintai Tuhanku. (=^.^=)
No comments:
Post a Comment