Balaikota Surabaya |
Hai
Surabayaaa.. aku mendatangimu. Yup, Surabaya adalah sasaran ngebolang setelah Bandung dan Jakarta, tepatnya pada pertengahan Juli 2011. Sebenarnya
bukan mbolang juga sih, lha wong berangkatnya barengan rombongan ke nikahan temen,
cuma balek ke Jogjanya aja akunya misah. Di Surabaya ini aku main dengan banyak
temen, soalnya lumayan banyak temen SMA ku yang berasal dari Surabaya dan juga
yang kuliah di Kota Pahlawan ini. So, masalah nginep dan makan bisa dibilang
aman terkendali *inimah sengaja
Banyak
hal yang menarik dan unik yang aku temui di Surabaya. Pertama tatanan kotanya yang apik, sepanjang jalan dipenuhi
tanaman, tapi herannya kok masih tetep aja panas ya. Kedua, ketatnya aturan lalulintasnya.
Jadi kalau kalian naik kendaraan sendiri di Surabaya, wajib SIM dan STNK
dibawa. Trus wajib patuhi aturan jalan. Sebab, polisi disana nggak segan-segan
nilang sampai puluhan ribu. Tapi herannya –heran lagi- pengendara motor di
Surabaya amat sangat barbar. Masak lampu belum hijau, udah banyak yang mulai
jalan. Mungkin karena saking ketatnya aturan jadi semakin banyak yang melanggar
kali yaaaa, eehhh.
Karena
judulnya mbolang, maka aku tak menyia-nyiakan kesempatan berkuliner ria. Jadi
aku nodong temenku buat nganterin aku nyicip yang namanya rujak cingur, tahu
tek, dan pecel. Tinggal lontong balap yang sampai sekarang lum kesampaian,
huks, penasaran kayak apa rasanya >.<
Salah satu
citarasa Indonesia adalah masakannya yang khas
Selain
itu, aku juga pengen ngeliat icon nya Surabaya, ya semacam Monas di Jakarta,
atau Tugu Jogja di Jogja gitu. Cuma di Surabaya ini bentuk tugunya berbentuk
hewan, Suro dan Boyo. Oowww, jadi ini to icon nya Surabaya, batinku dalam hati
malam itu. Unik juga, cuma sayang kamera HP ku saat itu tak bisa menangkap
gambar dengan jelas.
Patung Suro dan Boyo |
Selanjutnya,
aku juga diajak teman ngelongok sebentar ITS dan UNAIR. Bahkan aku sempet ikut
kegiatan KKN nya teman di UNAIR juga. Hahahaa.. lumayan juga lho buat cuci
mata, sapa tahu ada yang ganteng. Tapi kalo boleh jujur, masih beningan
mahasiswa ITB, eeehhh :D. Di ITS karena malam hari jadi aku nggak begitu jelas
memperhatikan gedung-gedungnya –juga nggak begitu jelas ngelongok mahasiswanya,
eeh- Tapi sepanjang aku lewat kampus ini, sumpah gilak, jalannya muter-muter. Mungkin
bisa jadi kalo sok-sokan kesini sendirian bisa nyasar kali ya. Sedangkan di
UNAIR, kampusnya terbagi menjadi tiga, kampus A, B dan C dan letak kampus satu
dengan yang lainnya rada berjauhan gitu. Kalo di Jogja kayak di UII gitu,
kampusnya misah-misah.
Hal
menarik dan terunik ketiga yang aku
temui adalah ketika jalan-jalan di Taman Bungkul dan Taman Flora. Kenapa
menarik? Karena di area kedua taman tersebut ada tulisan larangan untuk
pacaran. Unik dan menarik kan?.Jujur baru pertama kali ini lho aku
ngeliat tulisan larangan pacaran di tempat umum, taman pula. Kan kalo di TV
tuh, orang pacaran mesti ke taman kan ya. Eh ini malah dilarang. Tapi mungkin
karena area taman tersebut banyak dikunjungi anak TK dan SD, karena memang
kedua taman tersebut memang didesain untuk anak-anak. Banyak sekali mainan anak
seperti ayunan, jungkat-jungkit, dll. Jadi perlu diberi peringatan seperti itu,
biar nggak ngajarin buruk ke anak-anak kali ya.
Anak-anak
bukanlah sesuatu untuk dibentuk,
Melaiankan
manusia yang harus dikembangkan,
So, mending pacaran di Mall aja Masnya, Mbaknya…
Ngomong-ngomong soal Mall, Surabaya ini juga pengoleksi banyak Mall kayak di
Bandung dan Jakarta. Karena sekali lagi, aku nggak suka Mall, jadi cukup dua
Mall saja yang aku kunjungi, dan disana pun cuma makan. Emang aku bukan anak
gaol Mall kali yaa.. hohohoho.
Lima
hari sudah aku menjelajahi kota Surabaya. Sebenarnya masih belum puas, karena
belum mampir pantainya, ngelongok jembatan Suramadunya, nyicip aneka
kulinernya, dll. Tapi karena sudah harus kembali ke Jogja, yasudahlah, mungkin
lain kali bisa berkunjung lagi. Dan pulang ke Jogja nya, aku naik kereta api,
sendirian. Bye stasiun Gubeng, welcome to stasiun Lempuyangan.
sendiri dalam kereta .__. |
(=^.^=)
No comments:
Post a Comment