“bunda,
kenapa bunda tetap jadi guru sedangkan bunda sudah punya toko yang beesaaaarr
sekali,” tanya putri kecilku saat aku mengoreksi hasil ujian murid-muridku
sambil menemaninya belajar. Dia bertanya dengan mimik yang lucu, serta
tangannya yang membentang menandakan dia sedang membicarakan sesuatu yang
besar. “bunda punya toko untuk bunda kerja cari uang sayang, sedangkan bunda jadi
guru kerja untuk ibadah,” jawabku sambil mencubit pipinya yang lucu. “ maksud
bunda kerja untuk ibadah? Kan bekerja itu hanya untuk cari uang saja kan
bunda?” tanya dia lagi.
“bekerja
itu tidak hanya untuk mencari uang saja sayang, ada banyak hal yang bisa kita
lakukan lebih dari itu. contohnya menjadi guru. Bunda menjadi guru tidak
semata-mata hanya untuk mencari uang. Tapi karena ibadah. Kalaupun menjadi guru
untuk mencari uang, sebisa mungkin menjalankan pekerjaan ini sesuai dengan
tujuannya. Menjadi pengajar dan pendidik. Mengajarkan ilmu untuk pengetahuannya
dan mendidik mereka agar ilmunya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Kadang bunda miris sayang, banyak sekali guru-guru saat ini hanya mengejar
prestasi untuk menaikkan gaji dan sertifikasinya. Lantas melupakan tujuan
menjadi guru itu seperti apa. Mereka hanya mengajar, mengajar dan hanya
mengajar. Melupakan bahwa guru tidak hanya mengajar saja, akan tetapi mendidik
pula. Lantas bagaimana negara ini akan maju, jika para pengajar sudah tidak
mendidik moral para muridnya. Sungguh disayangkan kan Nak? Akan tetapi, guru
itu tetap mulia di mata masyarakat. Tetapi guru yang sebenar-benarnya guru.
Yang tidak menuntut muridnya hanya untuk pintar dalam ilmu pengetahuan, akan
tetapi pintar dalam bermasyarakat, bersosialisasi dan juga pintar memanfaatkan
ilmunya untuk hal-hal yang berguna. Makanya bunda tetap menajadi guru, karena
bunda ingin sekali membantu pemerintah mengajar dan mendidik anak bangsa ini,
termasuk kamu sayang. Bunda menjadi guru tidak semata-mata karena uang, tetapi
karena ibadah,” jelasku panjang lebar kepada putriku. Entah putriku yang baru
berumur 5 tahun ini paham atau tidak. Manik matanya bergera-gerak seiring
berjalan dengan rasa keingin tahuannya dan semangatnya belajar. Dan tak
kusangka-sangka dia pun berkata sambil memelukku “bunda hebat, terimakasih guru
terhebatku dalam hidupku, aku sayang bunda”. (=^.^=)
Guruku tersayang
Guruku tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku terimakasihku.....
(Terimakasih guruku - AFI Junior)
Guruku tersayang
Guruku tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku terimakasihku.....
(Terimakasih guruku - AFI Junior)
kenangan mengajar saat KKN |
*cerita
ini ditulis pada tanggal 25 November 2013 sebagai apresiasi perayaan Hari PGRI
dan Hari Guru Nasional, serta terinspirasi dari seorang teman tentang tujuannya
menjadi guru, bekerja untuk ibadah.
· Selamat Hari
Guru untuk bapak-ibuku, kalian adalah guru terhebat sepanjang hidupku, I love
you
· Selamat Hari
Guru untuk para guruku dari TK hingga aku kuliah saat ini
· Selamat Hari
Guru untuk para guru-guru diseluruh Indonesia dan juga dunia, jadilah kalian
guru yang baik yaaaa :)
· Selamat Hari
Guru juga untuk para ‘guru jalanan’ yang secara tidak sadar mengajarkan
hal-hal baik dalam hidupku, teman, lawan, kamu, dia, kalian dan mereka,
terimakasih yaaa
No comments:
Post a Comment