Sering
kali temen-temen cewek pada nanya ke aku “Mol, aku lagi dapet nih, boleh nggak
ya naik gunung?”. Pengen banget jawab “kok tanya ke aku, emang tu Gunung
punyaanku”. Tapi karena khawatir di amuk-amuk temen yang lagi PMS, jadi aku
bikin tulisan ini ajah.
Sebelum
aku bilang boleh atau nggak perempuan menstruasi naik gunung, alangkah baiknya
kita kenalan sama yang namanya menstruasi dulu. Terutama cowok nih, kan nggak
pernah ngalamin tuh.
Menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan merupakan proses keluarnya
darah dari dalam rahim yang terjadi karenaluruhnya lapisan dinding rahim bagian
dalam yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel-sel telur yang tidak
dibuahi. Menstruasi pasti akan terjadi pada semua wanita normal (www.menstruasi.com).
Pada
perempuan siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari. Walaupun hal ini
berlaku umum, tetapi tidak semua perempuan memiliki siklus menstruasi yang
sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya,
menstruasi rata-rata terjadi 5-7 hari dan paling lama 15 hari. Jika darah
keluar lebih dari 15 hari maka itu termasuk darah penyakit (silahkan gugling
sendiri mengenai hal ini).
Sebelum
menstruasi berlangsung, biasanya perempuan akan mengalami PMS (Pra Menstuasi Sindrom). Sindrom sebelum
menstruasi ini berhubungan dengan naik turunnya hormon estrogen dan
progesterone yang terjadi selama siklus mesntruasi. Variasi PMS yang terjadi
pada setiap perempuan pun berbeda-beda. Gejala PMS akan berpengaruh pada
perubahan fisik dan psikis. Pada perubahan fisik biasanya perut terasa nyeri,
pusing-pusing, punggung pegal, payudara nyeri, gampang capek dan perubahan
nafsu makan. Sedangkan pada perubahan psikis biasanya mudah marah, mudah
gelisah atau cemas, kurang konsentrasi dll.
Setiap
kali akan atau sedang menstruasi kadang perut terasa nyeri, hal ini dikarenakan
kontraksi otot perut ketika mengeluarkan darah dari dalam rahim. Sebagaimana
kontraksi otot pada bagian tubuh yang lain, otot rahim yang telah bekerja
sangat intens ini pun akan mengalami ketegangan (kram), dan kondisi ini
menyebabkan nyeri. Hal ini pula yang kadang memicu emosional perempuan menjadi
labil, sehingga mudah sekali marah. Jadi para lelaki sudah tahukan mengapa
perempuan sering marah ketika menstruasi? :D
Bolehkah
Perempuan Menstruasi Naik Gunung?
Untuk
menjawab pertanyaan di atas, aku melakukan survey kecil-kecilan ke temen-temen
yang suka naik gunung. Baik laki-laki atau perempuan. Dari hasil survey
tersebut ada yang pro dan ada yang kontra. Wajar.
Hasil
pendapat tersebut aku rangkum dan mendapatkan apa yang membuat pro dan kontra.
Yaitu:
- Mistis
Ada
temen yang berpendapat, kalau ada perempuan menstruasi naik gunung pasti akan
diikuti hal-hal mistis. Bahkan sampai ada yang kesurupan. Malah ada juga yang
kesurupan itu temen seperjalanan si perempuan mesntruasi itu. Jadi kalau bawa
perempuan yang sedang menstruasi itu kayak ‘ngorbanin’ temen perjalanannya.
Selain
itu ada juga beberapa tempat yang tidak boleh didatangi oleh perempuan
menstruasi. Sudah jadi pantangan dan aturan setempat. Karena mereka percaya
nanti akan ada hal-hal buruk. Biasanya, orang-orang yang percaya hal ini pasti
akan melarang teman perempuan yang sedang menstruasi ikut.
Tetapi,
ada juga beberapa orang yang menganggap biasa saja dengan hal ini. Asal percaya
dengan Tuhan, perempuan menstruasi tidak masalah untuk mendatangi tempat
tersebut. Asal jangan melamun aja, apalagi ngelamunin mantan. Ehhh
- Kontrol
Emosi
Seperti
yang aku bilang tadi, perempuan menstruasi emosinya tidak stabil. Naik gunung
yang cenderung bermain fisik dan melelahkan pasti akan berdampak dengan emosi
seseorang. Perempuan menstruasi yang sedang berada dilingkaran seperti ini
pasti akan mudah kepancing emosinya.
Biasanya,
banyak laki-laki yang ‘malas’ mengajak teman perempuan menstruasi karena alasan
tersebut. Soalnya tidak semua perempuan bisa mengontrol emosi ketika lagi
menstruasi. Apalagi pas naik gunung yang capeknya luar biasa. Bisa jadi
‘kesentil’ dikit ngamuknya berjam-jam. Alasan inilah yang aku dapetin dari
teman-teman kenapa nggak mau ngajak teman perempuan menstruasi naik gunung.
Pengalaman
pribadi nih, pernah ada di posisi tersebut. Posisi sebagai perempuan menstruasi
yang labil emosinya, juga posisi sebagai teman perjalanan perempuan yang sedang
menstruasi. Banyak awkward moment di sepanjang perjalanan. Tapi ini menjadi
tantangan tersendiri buatku, gimana caranya bisa survive di gunung dalam
kondisi menstruasi dan nggak ngamuk-ngamuk kalau lagi dibercandain. Juga
tantangan ngadepin temen perempuan yang be-te di sepanjang perjalanan.
Gampang?
Oh Nooooooo!!! Pengen nangis rasanya. Tapi, kalau bisa ngewatin perjalanan
sampai pulang tanpa emosi itu kayak menang undian. Karena bisa mengalahkan
emosi diri sendiri. Oya, jangan lupa kalau lagi menstruasi kudu bilang sama
teman seperjalanan, biar mereka tahu kondisi kita (perempuan yang sedang
menstruasi). Biar nggak dibercandain yang bikin kita berubah jadi macan.
Auuummmm
- Ketahanan
Tubuh Menurun
Tidak
semua perempuan menjalani hari-hari dengan ‘biasa’ saja ketika sedang
menstruasi. Ketahanan tubuh saat itu tidak bisa diprediksi. Bisa jadi pas
mentruasi fit, bisa jadi lemah. Biasanya hal ini dipengaruhi lingkungan dan
pikiran. Bahkan, ada perempuan ketika menstruasi sering pingsan karena tidak
kuat menahan kram yang sakit luar biasa di perut. Apabila ketika menstruasi
sering mengalami penurunan ketahan tubuh, menurutku nggak usah dulu ikutan naik
gunung. Nggak hanya nyiksa diri, tapi juga ngrepotin teman seperjalanan.
Pengalaman
pribadi juga, pernah suatu ketika naik gunung pas menstruasi. Nggak seperti
biasanya, ditengah perjalanan tiba-tiba lemas luar biasa. Beruntung teman
seperjalanan tahu kondisi aku. Jadi tidak keberatan jika selama perjalanan
banyak berhenti biar aku nyaman. Lalu sewaktu camp aku jaga tenda dan nggak
ikut muncak. Sebenarnya aku dikasih pilihan sama teman perjalanan, diem di
tenda atau ikut muncak.
“yang tahu kondisi tubuhmu ya
kamu sendiri, kalau kamu percaya kamu kuat ayo”
Aku
sadar waktu itu aku masih lemas, jadi aku mutusin untuk diem di tenda aja.
Lebih banyak istirahat biar nanti pas turun kuat lagi. Toh puncaknya nggak
kemana-kemana, nanti kapan-kapan kesini lagi dengan kondisi yang fit. Dari sini
aku belajar memahami untuk tidak egois atau memaksakan diri sendiri.
Aku
rasa ini berlaku juga untuk teman yang menstruasinya ketika sudah sampai di
gunung. Ada kan beberapa temen perempuan yang jadwal mentruasinya nggak
ketebak. Begitu tahu menstruasi langsung lemas mendadak. Kalau kalian (para
perempuan) mengalami hal tersebut, maka koordinasikan dengan teman
seperjalanan. Jangan malu, jangan sungkan. Katakan sejujurnya kondisi kalian.
Oke!
- Di
ikuti Hewan Buas
Pasti
pernah denger kalau darah sangat disukai hewan tak terkecuali darah menstruasi.
Apalagi darah menstruasi adalah darah kotor dari tubuh perempuan. Sehingga ada
pendapat kalau perempuan menstruasi ke gunung bakal di ikuti hewan buas.
Ditakutkan akan diserang hewan buas tersebut.
Pengalaman
pribadi selama naik gunung dalam kondisi mentruasi atau barengan teman
perempuan menstruasi belum pernah ada kejadian di ikuti atau di serang hewan
buas. Tapi tetep cek n ricek gunungnya juga ya, siapa tahu emang beneran ada
hewan buas beneran.
- Ganti
Pembalutnya Gimana?
Ini
dia yang menjadi momok bagi perempuan, ganti pembalutnya gimana? Terus buang
pembalutnya gimana? Tetep ya, meski pun sedang di gunung kebersihan miss V
harus dijaga. Ganti pembalut minimal 2-3x sehari.
Kenapa
harus? Kalau kamu tipekal perempuan yang setiap menstruasi darah yang keluar
deras/banyak, dikhawatirkan akan tembus sampai ke celana dalam atau celana
luar. Kalau sampai tembus dan mengotori tenda (misalnya) kan kasihan
teman-teman yang lain. Mungkin ada sebagian yang jijik atau mual kalau liat
darah. Kalau sampai kalian (para perempuan) sejorok ini pasti temen-temenmu
males ngajakin kamu naik gunung.
Jangan
lupa ketika ganti, pembalut kotor tersebut di bawa pulang untuk dibuang pada
tempatnya. Bungkus dengan kertas atau tempat yang memang sudah dipersiapkan,
seperti plastik atau kresek. Aku yakin, perempuan mentruasi ketika naik gunung
pasti sudah mempersiapkan hal ini. Kemudian masukkan kedalam tas-mu, nanti
kalau sudah sampai basecamp (kalau sempat) cuci sebentar dan buang pada tempat
sampah.
Inilah
hasil rangkuman tersebut. Apa yang menjadikan pro dan kontra perempuan
menstruasi boleh naik gunung atau tidak. Hal ini bisa menjadi pertimbangan buat
kalian para perempuan mentruasi dan juga teman-teman seperjalanannya (baik
laki-laki atau perempuan) ketika akan naik gunung.
Aku
juga akan memberi tips untuk teman-teman perempuan ketika sedang menstruasi
akan ikut pendakian.
Tips
mendaki gunung untuk perempuan yang sedang (atau akan) mentruasi :
1. Kenali
tanggal menstruasi-mu
Harus
itu. Karena hanya kamu yang tahu kapan kamu akan menstruasi, kapan selesainya,
kapan mulai kram perut, dan kapan masa derasnya darah keluar. Sehingga kamu
dapat mempersiapkan pembalut yang akan kamu bawa. Jadi jangan cuma tanggal
jadian doang yang diinget.
2. Kenali
kondisi tubuhmu
Ini
penting. Kondisi fisik perempuan ketika berhalangan sering berubah-ubah, bisa
jadi bulan kemaren fisiknya masih tetep oke, bisa jadi bulan ini ketahanan
tubuh menurun. Sehingga kamu dapat memutuskan untuk ikut mendaki atau tidak.
Karena yang tahu hanya kamu sendiri. Ingat, jangan pake egomu, pentingkan
kebersamaan teman-temanmu. Jangan sampai menjadi penghambat yang merepotkan.
3. Bicarakan
dengan teman se-tim
Wajib.
Supaya teman-teman se-tim tahu kondisi kamu. Karena menurutku, jika ada salah
satu teman se-tim yang tidak ikhlas akan hadirnya perempuan yang menstruasi itu
sangatlah tidak nyaman. Hal ini juga nantinya akan berpengaruh pada emosi dan
fisik si perempuan menstruasi tersebut.
4. Siapkan
amunisi
Apa
amunisi ini? Jelas pembalut dan pendukungnya seperti kertas dan plastik hitam
untuk membungkus. Jangan sampai kita kelimpungan cari tempat untuk membungkus
‘kotoran’ kita sendiri.
5. Bawa
makanan yang membantu mood
Banyak
sekali makanan yang membantu membangkitkan mood. Ada coklat yang menurut
berbagai sumber dapat mengembalikan mood. Kemudian minuman kunyit asam yang
bisa membantu meredakan rasa nyeri pada perut. Yang harus dihindari adalah
makanan yang manis-manis seperti permen, terus minuman yang mengandung kafein
dan makanan dengan MSG seperti taro atau ciki. Jadi sudah tahukan makanan apa
yang harus dibawa ketika lagi berhalangan?
Jadi
teman-teman perempuanku tersayang, kalau nanya ke aku apa boleh kalau lagi
menstruasi naik gunung, silakan baca ini. Karena aku sendiri tidak bisa memutuskan
apakah kalian (para perempuan menstruasi) boleh naik gunung atau tidak, kecuali
kalau naik gunungnya sama aku.
Oleh
karena itu, tanyakan pada teman se-tim kamu. Mau nggak mereka membawa kalian
(para perempuan mentruasi) naik gunung. Dan buat calon teman se-tim perempuan
mentruasi naik gunung, kalian sudah tahukan apa yang harus kalian lakukan
ketika membersamai perempuan menstruasi? Jangan di usilin ya, ntar di amuk-amuk
ikutan ngambek lagi :D :D
(=^.^=)
Waaah postingan nya sangat membantu, trimakasih mbaak.. :)
ReplyDeletesama-sama :)
DeletePengalaman ngajak pacar kmarin naik slamet, dan mens pas nanjak summit.. pas turun dari pos 3 dia udah lemes kakinya alhasil ane bawa carrier 2biji dre pos 2 ke 1. Dan untung pos 1 ke bc dibawa temen carriernya doi krn ane gk kuat msti bawa carrier 75l sama 50l dgn nuntun dia trus. Mmang ada tantangan tersendiri bawa perempuan mens nanjak,mending gk usah nanjak sih drpd repotin yg lain. Manage aj wktu nanjak ketika gk mens bagi yg teratur mens nya. Hehe salam lestari yo
ReplyDeletewah pacar yang baik, ehehehehe
Deletesalam lestari juga :)
pengen bgt naik deh. tp orang tua ngelarang krna selalu dgr cerita serem tntg naik gunung. km kan cewe. ada tips ga biar disetujuin ? :")
ReplyDeleteMakasih Kak.. Postingannya sangat berguna.. Salam Lestari 😊😊
ReplyDeleteTerimakasihhhh bgt lhoo ini:)))
ReplyDeleteKalau ke gunung Arjuno-Welirang bawa wanita haid gimana ya
ReplyDelete