Judul
diatas adalah salah satu cetusan teman saya ketika dia menelpon. Yup, teman
saya ini memang unik sekali. Apabila seseorang menelpon temannya biasanya
karena suatu hal yang penting. Kalau pun cuma cari teman ngobrol paling juga
ngobrolin hal-hal yang ringan atau malah nggosip. Tetapi kalau teman saya ini
lain, mau menelpon penting nggak penting, obrolannya harus bermanfaat. Jadi
kudu mikir kalau ditelpon teman saya satu ini, mau ngobrolin apa yaaa… hehehe
Pernah
saya nya males di ajak diskusi, dianya langsung nutup telpon tanpa pamit.
Hahahaa, padahal teman saya ini sering bilang “aku ini nggak pernah marah kok”,
iya mas nya nggak pernah marah, tapi diam-diam suka ngambek, yo sama aja :D :D
Oke,
pada suatu malam (kalau nggak salah ingat Sabtu, 30 November 2013) pukul 22.36
teman saya ini tetiba menelpon. Padahal saya nya udah cantik siap untuk tidur.
Cukup lama kami ngobrol, hampir setengah jam, tapi nggak sepenuhnya ngobrol
sih, orang sama dia ditinggal ngobrol sama temannya juga -_______-“ terus disalah
satu obrolan itu dia sempat bilang “Kagum dengan diri sendiri itu perlu”. Kalau
tidak salah ingat kata-kata itu tercetus ketika mas nya sedang merasa (nggak
cuma merasa si, tapi emang) kagum terhadap diri sendiri. Lantas secara spontan
saya pun merespon “ishh sombong”. Lalu dia pun menjawab dengan jawaban seperti
itu, “kagum dengan sendiri itu kadang-kadang perlu dek”.
Awalnya
saya bingung dengan pernyataan dia. Karena sampai detik ini saya masih berfikir
jika mengagumi diri sendiri sama halnya dengan bangga dengan diri sendiri yang
menyerempet kearah sombong. Tetapi dia
menjelaskan, bahwa kagum terhadap diri sendiri itu berbeda dengan bangga
terhadap diri sendiri yang mengarah sombong. Kagum dengan diri sendiri itu
lebih kearah menghargai usaha diri sendiri akan suatu hal.
Dia
pun mulai berceramah, dan yang dapat saya rangkum dalam memori saya adalah : kita
terbiasa mengagumi orang lain, bahkan sampai mengutip kata-katanya untuk
dijadikan motivasi. Bahkan bisa jadi menjadikan mereka-mereka sumber inspirasi
kita. Tapi, pernah kah kita mengagumi diri sendiri dan lantas membuat inisiatif
sendiri. Misal dengan perbuatan atau tulisan yang kita bangun atas dasar
pikiran kita sendiri. Kemudian tidak malu untuk mengutarakan ide. Kadang orang
nggak percaya diri akan cetusan ide sendiri, sehingga merasa idenya ‘biasa’
saja. Lantas kapan dia akan bangga terhadap dirinya sendiri jika selalu
berfikiran seperti itu?
Jika
saya tidak salah tangkap, bagi mas nya mengagumi diri sendiri berarti membangun
daya kreatifitas yang ada dalam diri sendiri. Tidak melulu harus menunggu
‘motivasi’ dan ‘inspirasi’ dari orang lain. Tapi bukan berarti nggah sah ya
jika kita melakukan sesuatu dengan motivasi dan inspirasi dari sesuatu. Hanya adakalanya
kita harus menghargai secara lebih apa yang ada dalam diri kita sendiri.
Dari
situ saya jadi paham ketika seseorang sering bilang “kalau kita nggak kagum
dengan diri sendiri siapa lagi coba yang mengagumi kita”. Mungkin mengagumi
diri sendiri dapat diartikan sebagai rasa syukur atas nikmat Allah kali ya.
Menghargai kemampuannya untuk terus berkarya tanpa merasa harus tergantung
dengan ‘motivasi’ dan ‘isnpirasi’ dari orang lain. Jika kita tidak bangun rasa
kagum terhadap diri kita sendiri, kapan lagi kita akan percaya terhadap hasil
usaha dan kemampuan diri sendiri. Berarti mengagumi diri sendiri disini bukan
berarti sedang sombong ya, hehehee. Oke terimakasih mas nya atas
nasihat-nasihat di sela-sela obrolannya (=^.^=).
No comments:
Post a Comment