Pesta,
sebenarnya rada begidik juga nulis kata ‘pesta’. Karena konotasinya lebih ke
foya-foya gitu. Enggak teman-teman, aku nggak begitu, aku kan anak baik-baik :p
:p jadi pesta yang aku maksud disini adalah mengikuti serangkaian seremoni
(duileee seremoni coba..) hiruk pikuk malam pergantian tahun. Lantas seperti
apa ‘pesta’ yang aku maksud disini?
Yang
jelas pesta pergantian tahunku bukanlah pesta-pesta seperti pada umumnya. Dirayain
dengan cara mewah dan wah. Pestaku jelaslah amat sederhana, namun selalu penuh
makna. Sebab kalau dipikir-pikir, malam pergantian tahun tu sama aja sih sama
malam pergantian hari. Toh jamnya juga nggak nambah, langit juga masihh disitu
letaknya, bumi juga masih bulat. Biasa aja, nggak ada yang istimewa. Tapi
namanya juga budaya latah (entah siapa yang menciptakan pesta pergantian tahun
ini) jadi setiap pergantian tahun selalu ada saja event-event yang dibikin
serangkaian kelompok untuk merayakannya. Dan selalu identik dengan kembang api
dan terompet. Selalu. Sehingga sah-sah saja jika malam pergantian tahun dunia
menjadi berisik oeleh suara kembang api dan terompet. Padahal berisiknya,
ampuun deh.
Ngomong-ngomong
soal terompet, aku dari kecil paling ogah niup terompet di saat malam
pergantian tahun. Mengapa demikian, karena saat kecil, saat masih unyu-unyu
aktif di TPA (Taman Pendidikan Alqur’an) pernah di bilang sama ustadzah kalau
salah satu tanda hari kiamat adalah suara sangkakala Malaikat Israfil. Kata
beliau sangkakala ini menyerupai terompet dan bunyinya bikin bumi bergetar,
langit runtuh, dan dunia hancur lebur. Sehingga ketika malam pergantian tahun
terdengar bunyi terompet yang meraung-raung di seluruh penjuru dunia,
seakan-akan gambaran hari kiamat segera muncul. Sehingga aku paling nggak mau
niup terompet di malam pergantian tahun baru. Tetiba terompet yang aku tiup
milik malaikat Israfil kan berabe *Plaaakkk, plis Daaa, mana ada malaikat Israfil
naruh terompet di sampingmu -,- Ngeri ngebayangin jika malam itu malah menjadi
tahun berakhirnya kehidupan :(
Karena
selama aku SMA berada di ‘penjara suci’ lembah peradaban (duhh bahasanaya),
jadi tidak ada moment spesial buatku untuk menikmati disetiap malam pergantian
tahun. Aku mulai mengikuti euforia malam pergantian tahun selepas aku SMA,
yaitu malam pergantian tahun 2008 menuju 2009, itu pun barengan dengan
teman-teman dan berakhir dengan menuliskan harapan-harapan untuk 1 tahun
kedepannya. Ya, aku nggak mau melakukan malam pergantian tahun (yang bagiku
sama dengan malam-malam biasanya) dengan foya-foya dan bikin ketidaknyamanan
masyarakat (kayak niup terompet, nyalain mercon atau kembang api, motor di
bleyer-bleyer dll). Aku menikmati malam pergantian tahun dengan caraku sendiri.
Sederhana tapi bermakna (untukku). Dalam ingatan memoriku yang semakin cetek,
dapat terangkai pesta pergantian tahunku di setiap tahun mulai 2009 :
Pergantian tahun
2008 menuju 2009
Pada
tahun baru 2009 ini adalah tahun baru pertamaku sebagai mahasiswa dan tahun
baru pertamaku melihat kembang api. Waktu itu aku tinggal di perumahan Nandan
yang tak jauh dari Monjali (Monumen Jogja Kembali). Bersama sepupu dan
teman-teman sepupu menikmati malam pergantian tahun di jalanan dekat Monjali
sembari melihat kembang api yang di nyalakan dengan indah dari Monjali. Cukup
dengan berjalan kaki sembari melihat orang-orang nyalain kembang api. Dan
komentarku “ohhhh, kayak gini to malam tahun baruan tuh”. Oke, selamat datang
2009, harapan terbesar aku saat itu adalah aku pengen kerja biar punya uang
sendiri terus berpetualang kemana-mana, ahhahaha
Pergantian tahun
2009 menuju 2010 dan 2010 menuju 2011
Sejujurnya
aku sedikit lupa memori pergantian 2009 menuju 2010 dan 2010 menuju 2011. Aku
obrak abrik file buku harapan tetap tidak menemukan catatan apapun dimana aku di
kedua pergantian tahun tersebut (uda tuaaa uda mulai lupa -,- ). Tetapi aku
ingat jika di salah satu malam pergantian tahun tersebut aku merayakan bersama
teman-teman PRIMORDIA Fakultas Pertanian UGM (Badan Pers nya fakultas aku).
Lagi-lagi sederhana namun bermakna. Kami ngobrol-ngobrol tentang tulisan, film
dan Primordia kedepan. Kemudian bakar-bakar ayam di parkiran depan kantor
sekretariat. Obrolan manis mengantarkan kami anak-anak yang selalu haus akan
ilmu untuk menikmati malam pergantian tahun.
Pergantian tahun
2011 menuju 2012
Tahun
2012 adalah tahun keempat aku kuliah, so tercetuslah untuk merayakan tahun baru
bersama teman-teman seangkatan sejurusan. Maka terpilihkan di rumah teman kami
Rean untuk berpesta masak-masak. Ada sosis bakar, ayam bakar, nasi liwet dll.
Sederhana tapi bermakna. Karena di tahun ini kami berharap dapat lulus tepat waktu.
Tapi Tuhan berkehendak lain, 2012 bukan tahun rejeki aku memakai toga. Tapi
Tuhan memberi warna lain, Dia mengenalkanku di tahun 2012 ini dengan keindahan
alam. Terimakasih alam, kau mengajarkanku banyak hal, terimakasih 2012 :)
bakar sosis dan ubi |
Pergantian tahun
2012 menuju 2013
Pernah
mendengar lagu “harta yang paling berharga adalah keluarga, istana yang paling
indah adalah keluarga….”. Yupz, pergantian tahun menuju 2013 ini aku
menghabiskan waktu dengan keluarga. Penghabisan Desember ini aku isi dengan
mengevaluasi buku harapanku di tahun 2012 dan mencoret-coret kembali untuk
harapan aku di tahun 2013. Ngobrol-ngobrol asyik dengan bapak-ibuk. Banyak hal
yang membuat aku tersedak dan menangis di penghujung 2012 ini, karena banyak
harapan penting aku belum bisa dicapai di tahun ini >.<
Menjelang
tengah malam di pergantian tahun, aku ikut kumpul dengan teman-teman di kampung
aku. Nonton film dan bakar-bakar jagung. Kondisi malam itu juga tak begitu
bersahabat, tercatat dimana-mana hujan deras menghampiri para peraya pesta
pergantian tahun. Tapi aku bersyukur aku dapat menikmati malam pergantian tahun
ini dengan kesederhanaan.
Namun
aku juga bersyukur, karena 2013 mengajarkanku banyak hal. Dari aku yang mulai
menyukai pendakian, dikasih Allah teman-teman yang menginspirasi, dikasih ujian
batin akan dilemma kehidupan dll. Aku berterimakasih dengan 2013, karena
perjalanan di tahun itu membuat aku harus semangat menghadapi 2014.
Pergantian tahun
2013 menuju 2014
Nah,
di tahun ini ada yang berbeda. Aku menikmati malam tahun baru di gunung, di
Lawu tepatnya. Maklum mulai 2012 kan gunung jadi sahabatku, ohohohohho. Ternyata
peminat merayakan tahun baru di gunung lumayan juga. Duuhh rame banget, apa kabar
yang di Merbabu, Merapi dan gunung-gunung lainnya yaa, pasti ramai juga. Di
Lawu gerimis awetnya nggak kira-kira. Bikin Lawu malam itu bersuhu 140C,
bbbrrrrrrrr dingin.
bye bye 2013 :) |
Lantas
apa resolusiku di tahun ini? Banyaaaakkk, banyak banget harapan-harapan dan
mimpi-mimpi besar di tahun ini. Berharap tahun ini berpihak kepadaku. Segala
rencana yang telah aku ukir dalam-dalam di prasasti hatiku yang ku pajang dalam
setiap do’aku dalam sujudku dapat terwujud satu persatu. Aamiin. Selamat datang
2014, selamat datang harapan-harapan baru yang semoga tak lagi semu :)
7 Januari 2014
No comments:
Post a Comment