“Aku
hanya takut jatuh cinta padanya,” tegas Sepotong Hati.
“Lalu,
kamu maunya bagaimana?” Sang Jiwa pun menimpali.
“Aku
terpaksa menjauh dari nya. Agar aku tak semakin dekat. Dan aku tak merasakan
cinta kepadanya.”
“Kamu
tak bisa begitu…”
“Lantas
aku harus bagaimana, aku sudah lelah…”
“Kamu
harus mengejarnya,” bujuk Sang Jiwa.
“Tidaaak,
aku tak mau potongan hati ini sakit lagi.,”
“Tetapi,
jika kau tak memiliki potongan hati lain, aku tak kan sempurna,” Sang Jiwa pun
menyentak keras.
“Dia
bukan potongan hati yang ditakdirkan untuk kita” jawab Sepotong Hati tegas. “Mungkin
memang dia bukan penyempurna kita, tapi aku janji, aku tak akan sakit karena
ini. Karena aku masih berharap pintumu terbuka….” Sambungnya lagi.
Sepotong
Hati adalah bagian dari Sang Jiwa. Mereka adalah satu kesatuan. Jika Sepotong
Hati adalah kepingan-kepingan perasaan, maka Sang Jiwa adalah tempat kepingan
itu berada. Maka, jika kepingan-kepingan itu terkoyak, sakitlah Sang Jiwa. Akan
tetapi, tak selamanya Sepotong Hati sejalan dengan Sang Jiwa. Sehingga,
timbulah pergelutan-pergelutan didalam diri setiap manusia.
Sang
Jiwa tak akan sempurna jika Sepotong Hati hanyalah ‘Sepotong Hati’. Karena pada
hakikatnya Sepotong Hati adalah Hati. Dia Satu tapi memiliki dua bagian. Dimana
bagian itu? didalam diri manusia yang lain. Yaitu Sepotong Hati yang lain. Oleh
karena itu, meskipun Hati yang satu dia tetaplah Sepotong Hati. Yang selalu
ingin mencari potongan Hati yang lain.
Maka,
jika Sepotong Hati telah terkoyak tertutuplah pintu Sang Jiwa. Karena sebagai
wadah, dia tak ingin kepingan hati itu rusak. Lantas jika telah begitu, akan
terlalu sulit Sepotong Hati akan menerima potongan hati yang lain. Jadi,
berhati-hatilah kalian pemilik Sang Jiwa. Jaga baik-baik potongan hatimu, agar
ia tidak rusak dan sakit. (=^.^=)
*kemana
sepotong hatiku yaaa :p
No comments:
Post a Comment