Alhamdulillah,
sudah memasuki Ramadhan hari ke 4 (puasa berdasarkan metode hisab). Tidak ada
yang beda dari puasa-puasa sebelumnya. Hanya saja kali ini melewatkan Ramadhan
tanpa bapak. Dan mungkin selamanya akan begini. Sahur hanya bertiga, buka puasa
hanya bertiga, apa-apa bertiga saja. Semacam trio gitu. hohohohho. Kecuali kalau
aku dan adik sudah menikah, keluarga bakal nambah *tapii kapannnn :p
Aku
yakin, ini bukan sebuah ujian. Tapi sebuah nikmat yang perlu disyukuri. Suka dan
duka itu masalah hati. Jika sebuah duka kita sikapi dengan suka, akan menjadi
lebih menyenangkan bukan? Dan kami sekeluarga sudah melepas bapak dengan
ikhlas. Anggap saja ini nikmat bapak untuk lebih cepat merasakan surga. Dan nikmat
kami mendapat anugrah Allah menjadi manusia yang ikhlas dan sabar.
Meskipun
tarawih pertama kemarin kami berdua (aku dan ibu) nggak berangkat. Alasannya
sih karena korden rumah yang masih di londri, kalau dari luar kan isi rumah
keliatan. Nggak tenang kalau ditinggal. Soalnya, pernah siang-siang rumah
dimasukin orang mencurigakan. Jadi untuk lebih aman kami nggak ninggalin rumah
tanpa korden itu. Padahal, aslinya kami berdua nggak sanggup ke masjid. Karena setiap
tarawih dan subuhan pertama di masjid dekat rumah kami tu yang jadi imam dan
khatib tu pasti bapak. Selalu, sejak masjid itu berdiri.
Masyarakat
maklum sih. Soalnya, pas ustad pengganti bapak ngisi khutbah, beliau ngebahas
bapak dan jamaahnya pada nangis. Terutama mbah-mbah dan ibu-ibu. Beruntung aku
nggak disitu, ikutan nangis kan nggak lucu. hhohohoho. Ada sih yang lebih heboh
lagi, beberapa minggu sebelum Ramadhan masih ada utusan-utusan masjid datang
kerumah untuk minta bapak ngisi khutbah tarawih dan subuhan. Hahaha, geli-geli
gimana gitu, pas dijawab “bapak sampun
ten sarean mas, monggo lho nek badhe nyuwunaken ngisi” bapak sudah
dikuburan mas, mari kalau pengen minta beliau ngisi. Mereka terus minta maaf
dan mengucapkan belasungkawa. Yaya, dimaafkan. :D
Sedih
sekaligus senang. Sedih karena bapak sudah tidak bisa kiprah lagi sebagai
khalifah dan Abdullah di bumi ini. Tapi senang juga karena sampai sekarang
bapak masih diingat oleh masyarakat. So, selamat menyambut Ramadhan pertamamu
di Surga bapak. semoga suatu saat kita bertemu lagi di Istana terindah ciptaan
Tuhan di Surga-Nya kelak. Aamiin.
Ramadhan ke 4,
1935H
Putrimu yang
penuh cinta
(=^.^=)
No comments:
Post a Comment