Lagi-lagi
telat ngepost, hehehe. Maklum, lagi sok sibuk. Kembali lagi ke Merbabu dengan
cerita yang berbeda. Yupz, 7 Desember 2013 lalu aku kembali menapaki Merbabu
untuk ketiga kalinya. Bersama Udin, Hanna, Sammy dan teman-teman kuliah Sammy.
Total kami nanjak sebanyak 9 orang. Nggak banyak cerita sih, karena seperti
pendakian biasa yang kami lakukan. Bedanya kali ini bersama teman-teman yang
baru.
Kami
mulai nanjak setelah ashar dengan ditemani gerimis yang lembut. Sehingga kami
nanjak dengan mantel lengkap. Jalanan sangat licin, dan kami pun tak
segan-segan untuk acting kepeleset :p
Terutama di tikungan macan dan di tanjakan menuju Sabana I. Sehingga baju pun
belepotan tanah.
Berani kotor itu keren
Seperti
rencana awal, kami akan ngecamp di Sabana I atau pos IV. Meskipun tanjakan licin
dan gerimis bergelayut kami tetap melanjut hingga Sabana I. Sampai di Sabana I
kami pun sudah seperti orang-orangan sawah. Dekil. Bahkan hujan pun saat itu
ogah berhenti. Keterlaluan. Sehingga, aku yang punya riwayat darah rendah harus
rela lemas-lemas tak berdaya akibat tak tahan suhu dingin akibat hujan.
Huhuhuhuhuhu.
Menjelang
pukul 9 malam hujan pun mulai berhenti. Sudah bisa ditebak bukan jika setelah
hujan berhenti akan muncul apa? Yup, bintang. Bertaburan bagai manik-manik
gemerlap di langit yang hitam. Mengerling nakal memanjakan mata yang memandang.
Sungguh nikmat yang tidak bisa di dustakan kawan. So, malam itu kami
berfoto-foto sembari menikmati kelap-kelip lampu kota di lereng Merbabu dan Merapi.
Sungguh indahnya. Ma Sya Allah. Mengobati ketidakberdayaan ketika berjuang
menaiki tanjakan Sabana I.
Apabila kamu melihat suatu keindahan, bersyukurlah
karena kamu masih bisa menikmati keindahan yang belum tentu akan kamu bisa
lihat lagi.
Pagi
harinya, setelah masak memasak kami merencanakan perjalanan selanjutnya. Karena
aku sadar dengan kondisiku aku pun berniat tak sampai puncak. Paling pol nanjak
sampai Sabana II saja. Akhirnya di antara kami yang akan muncak hanya mas Jajang
–teman Sammy- saja. Sedangakan kami semua, kecuali Udin dan Hana, hanya nanjak
sampai Sabana II. Udin dan Hana katanya mau jaga tenda. Hayoooo mau ngapaiinnn *curiga :D
maafkan kelakuan kami |
Di
Sabana II kami hanya berfoto ria, menikmati rerumputan dan bukit-bukit nan
indah.
Setelah
puas berfoto-foto kami turun lagi ke tempat ngecamp. Istirahat sebentar sembari
menunggu mas Jajang dari puncak. Lalu setelah dirasa puas kami segera packing
dan kembali kerumah. Horeeeeeeeee….. selesai deh ceritanya :p
Ups,
nanti dulu. Ada yang ketinggalan rupanya. Ketika pulang, kami berencana mampir
masjid di Sawangan Magelang. Masjidnya lumayan bagus, tapi lupa namanya. Posisi
masjid apabila dari arah Ketep berada di kanan jalan. Nah, saat kami akan belok
kanan, tak disangka tak diduga ada motor lain yang naksir motor Sammy. Diciumlah
motor Sammy dari belakang dengan enaknya. Jatuh deh. Dan perlu sodara-sodara
ketahui, jika saat itu AKU bonceng Sammy. So, aku harus menikmati berpelukan
dengan aspal. so sweeeetttt :(
Beruntung
aku menggendong kerir. Jadi aku jatuh tertahan kerir. Karena posisi aku jatuh
telentang. Hanya kakiku sayang yang malang. Harus tertindih motor, kalau diliat kayak kura-kura kebalik. Sudah jatuh tertimpa tangga ini. Habis capek
naik gunung dapat bonus mesum dengan aspal. Nasibbb. Hahahhahaha.
Nah
kalau ini sudah selesai ceritanya :p (=^.^=)
No comments:
Post a Comment