Ada banyak hal yang tidak kita sadari, bahwa ada
pelajaran di setiap perjalanan
Sebenarnya
tahun ini (2014) aku sudah dua kali ke Lawu. Pertama, saat tahun baru. Tapi
hanya ngecamp di beberapa meter dari basecamp. Kedua kalinya, ya yang akan aku
ceritakan ini. Yaitu pada tanggal 2-3 Februari 2014. Kebetulan ke Lawu ini juga
karena nemenin teman dari Jakarta yang katanya kangen banget sama Lawu. Sebagai
teman yang manis dan baik aku temenin deh.
Kami
hanya nanjak berdua saja. Sedikit nekat memang. Menurutku sih. Soalnya Lawu
sih. Coba kalau gunung lain, kayak Merapi atau Merbabu. Berdua sih oke-oke aja.
Tapi ini Lawu kawan. L-A-W-U LAWU. Masih saja teringang-iang pertama kalinanjak di Lawu dulu. Huff..
Tetapi
temanku baik banget. Dia memotifasi aku untuk tetap semangat nanjak.
Menghilangkan rasa takut untuk naik ke Lawu lagi. Bahkan di saat emosi
menyelimuti ku akibat efek macem-macem (yang sulit dijelaskan). Dia tetap sabar
sekali. Tetap ngayomi aku kayak adek sendiri. Padahal dia lebih muda dari aku.
Hahahahhaa
Kami
berangkat dari Jogja sehabis subuh. Keren banget kan. Sampai Lawu kurang lebih
pukul 9 kurang. Begitu sampai basecamp kami disambut hujan. Jadi mengurungkan
niat untuk langsung nanjak. Baru pukul 10 kurang kami mulai nanjak. Hai Lawu
bersahabatlah denganku yaaa…
Pelan
dan santai. Tak banyak orang mendaki saat itu. Karena waktu kami nanjak hari
Minggu. Justru kebanyakan pendaki yang kami temui adalah pendaki yang turun.
Bukan yang naik. Tetapi kami santai saja. Anggap aja jalan sendiri ehh :p Pos 1
berhasil kami lewati dengan baik. Disana cukup ramai dengan pendaki yang sedang
istirahat (untuk melanjutkan turun). Setelah itu lanjut pos 2. Begitu kami
berdua sampai pos 2 hujan turun. Beruntung hujan turun di pos 2. Jadi kami bisa
berhenti untuk shalat dan istirahat sembari menunggu hujan reda.
Banyak
orang bilang, kawasan Lawu itu cuacanya sulit ditebak. Tiba-tiba hujan.
tiba-tiba cerah. Tiba-tiba mendung. Serba tiba-tiba gitu. Seperti hari itu dari
bawah terlihat cerah ternayata diatas mendung lalu hujan. Berasa di PHP-in
banget yaaa…
Setelah
cerah kami lanjutkan nanjaknya. Pos demi pos kami lewati. Begitu sampai pos IV,
gerimis kembali menghadang. Tapi karena tidak ada tempat untuk berteduh mau
nggak mau kami harus bermantel dan tetap melanjutkan perjalanan. Huff, mana pos
IV ini tangga. Bikin capek. Pengen banget rasanya ngeluh sengeluh-ngeluhnya. Huhuhuhu.
Lebih
baik diam, daripada bicara hanya mengeluh
–ibukku-
Ketika
diperjalanan menuju sendang kami dihadang oleh angin yang cukup kencang.
Aaakkkkhhhh, udah hujan eh gerimis ditambah angin kencang lagi. Nikmat macam
apa pula ini. Jalan ngoleng-ngoleng terus diterpa angin. Semacam orang
sempoyongan karena mabuk gitu. Sepertinya perjalanan kali ini harus disponsori
istighfar banyak-banyak deh. Hohohoho.
Setelah
sendang, lewati pos V, dan akhirnya sampailah ditempat Mbok Yem. Alhamdulillah.
Bisa istirahat. Kami sampai ditempat Mbok Yem setelah maghrib, pukul 6 lebih
dikit sepertinya. Setelah bebersih badan, makan malam dan shalat kami pun
tidur. Tampak diluar sana hujan dan angin saling bersahutan. Meraung-raung
menina bobo kan para pendaki yang haus akan keindahan di gubug Mbok Yem ini. Ya
Allah semoga besok pagi cerah.
Ternyata
alam pagi itu tak mau bersahabat. Do’a ku melayang entah kemana. Rencana kami
akan muncak pukul 5 pagi menjadi tertunda karena kabut masih tebal dan mendung
(dengan sedikit gerimis). Akhirnya setelah benar-benar (dikatakan) lumayan
cuacanya, kami berdua pun (bersama rombongan dari Surabaya) muncak pukul 6
lebih.
Sampai
puncak pukul 7 kurang dikit. Alhamdulillah. Bisa sampai puncak juga. Dengan kondisi
cuaca yang aduhai ini hanya ada kami berdua dan 4 orang rombongan dari Surabaya
tersebut. Yaudahlah, kalau rame-rame antri fotonya lama. Padahal kabut tebel,
foto juga cuma putih doang. Huhuhuhu, menyedihkan :(
Kurang
lebih satu jam kami dipuncak. Setelah itu kami lanjut untuk turun. Kami tak
mampir tempat Mbok Yem lagi, sebab atribut kami sudah kami bawa sampai puncak. So,
langsung deh kami turun. Begitu selesai melewati sendang, ternyata cuaca cerah
banget. Asem.
Yaudahlah
nggak papa. Namanya juga bermain dengan alam. Kita nggak akan pernah tahu bagaimana
dia akan mengeluarkan pesonanya. Tapi apapun keadaannya, jika kita menikmati dengan hati, pasti akan tetap terlihat indah. Terimakasih
Lawu, untuk perjalanan kali ini. Kapan-kapan aku berkunjung lagi, dan semoga
kamu mau bersahabat denganku. (=^.^=)
SUATU PERJALANAN PENUH RINTANGAN
ReplyDeleteSUATU PERJALANAN PENUH RINTANGAN YANG AKAN DI HADAPI
ReplyDelete