Saturday, April 23, 2016

Belum Pengen Nikah

Haloo sahabat semesta, setelah sekian lama mogok nulis akhirnya aku nulis-nulis lagi. Kali ini tentang beberapa hal yang baru aku sadari tentang diriku sendiri. Lumayan lama aku nggak perhatian sama diriku, sekalinya perhatian ternyata diriku ini mengenaskan sekali *oooohhhhh

Setelah berminggu-minggu menguras tenaga, hati dan pikiran,  akhirnya aku memahami sedikit tentang diriku dikehidupanku. Kehidupan yang berbeda dari hidupku sebelum-sebelumnya. Apakah itu?

Aku belum pengen nikah. Lhahhhh??? Pliiissss nggak usah lebay ya nanggepinya. Aku akan jelasin atu-atu. Santaiiii kayak di pantai oke?


Jadi gini, aku dulu setelah lulus SMA bercita-cita pengen nikah muda. Setelah kuliah dan ‘deket’ sama cowok, udah ada kepikiran dalam waktu dekat bakal nikah. Apalagi ada temen kuliah yang udah nikah di usia 20 tahun. Semakin syemangat syekali. Gencar banget jadi mahasiswa labil ngebet nikah. Bahkan kalo ada kakak angkatan nikah langsung baper (bawa perasaan). Dih~

Terus kenapa nggak jadi nikah? Simpel aja, karena ternyata aku nggak sesiap yang aku bayangin. Iya ternyata aku cuma pengen doang. Nafsu banget yak.

Awal perkuliahan membuka wacanaku terhadap berbagai macam hal. Segala macam organisasi, komunitas dan hobi aku geluti. Berbagai macam aktivitas aku ikuti. Mumpung masih berjiwa muda, kataku waktu itu. Lalu, ketika itikad baik terhadap pernikahan ada di depan mata, ternyata aku nggak siap. Mundur teratur dan bubar. Bye.

Okelah, aku kasih target 1-2 tahun lagi. Ternyata masih sama aja. Aku malah keasyikan memasuki dunia travelling. Main sana main sini. Lupa kalau pernah pengen nikah muda. Hingga umurku mencapai umur 25 dan sekarang umurku 26 tahun. Aku bukan lagi belum siap nikah tapi malah belum pengen nikah. Nahlo!

Dari sini aku mencoba mengamati fase kehidupanku, dari yang pengen nikah sampai yang belum siap dan sampai yang belum pengen nikah. Menurut pengamatan seorang ahli perkepoan bernama Molydha, ada beberapa fase pada kehidupan perempuan.

Kira-kira umur 20-23 adalah masa-masa pengen nikah, ada temen yang udah nikah langsung galau menye-menye. Yang berani langsung segera nikah, yang nggak berani terpaksa ngegalau ra uwis-uwis. Yang jomblo terpaksa ngenesnya double.

Umur 23-25 adalah masa-masanya pertimbangan, dimana menikmati masa ‘sendiri’ (belum pengen ada ikatan pernikahan, bukan berarti jomblo ya) atau segera menikah. Biasanya yang udah punya pacar segera nuntut mas pacar untuk segera lamar. Yang jomblo ribut cari jodoh. Yang masih pengen ‘sendiri’ bisanya memuaskan diri sama target-target hidup.

Umur 25-27 adalah masa-masa apatis. Segera menikah ya Alhamdulillah, belum ya nggak papa. Lempeng. Udah nggak galau menye-menye lagi. Baik yang jomblo atau yang udah punya pacar.

Umur 27-30 adalah masa-masa kritis. Biasanya umur-umur segini kembali lagi kayak usia 23-25 tahun. Masa-masa pertimbangan. Bedanya pertimbangan tentang masalah umur. Kegalauan pun bakal mungkin terjadi. Apalagi jadi omongan orang. Tapi kalo yang lempeng ya lempeng aja. Tetep seterong sama aktivitas ‘kesendiriannya’.

Nah, kenapa aku belum pengen nikah? Aku pun nggak tahu alasan pastinya. Semakin dicari semakin nggak dapet jawabannya. Semakin dipikirin semakin nggak jelas alasannya. Adanya cuma : aku belum pengen nikah. Udah gitu aja. Titik.

Mungkin sampai detik aku menulis ini aku masih belum pengen nikah. Tapi aku nggak tahu kalau besok pagi tiba-tiba kepalaku kejedot pintu terus mendadak siap dan pengen nikah. Siapa yang tahu kan? :D :D Karena kita nggak pernah tahu rahasia Tuhan untuk setiap hamba-Nya. Selalu minta yang terbaik untuk kehidupan kita, aku rasa itu cukup adil untuk semuanya.

Ehem, ternyata ada manfaatnya juga belum pengen nikah sampai usia 26 tahun ini. Seenggaknya tulisan ini bisa di bikin, jiahahahahaha.


(=^.^=)

No comments:

Post a Comment