Thursday, August 30, 2012

Herois untuk IKMAMMM

Sebelum aku bercerita, aku ingin mengucapkan TERIMAKASIH pada kak Imam, kak Tangguh, kak Ramli, kak Fuad, Hamka, temen Hamka yang tak tau namanya, teteh Desri, Fitri, Fido n Firdha.

Cerita ini merupakan suatu kisah seorang putri raja yang tengah diculik kawanan perampok. Karena kecerdasan sang putri akhirnya dia bisa lolos, namun malang tak dapat disangka, rintangan tak dapat dihadang, dan akhirnya……….hoaaammmmm ngantuk. Bercanda prend, :p :p hehehee, sebenarnya aku mau cerita tentang Dorada ku –nama motorku- yang tiba-tiba dia “ngambek” dan menunjukkan sifat benci dia terhadapku, wakakakkaaa :D
Sebenarnya gak penting juga untuk diceritain, tapi entah kenapa aku pengen banget cerita, karena ada sesuatu hal yang dapat aku ambil hikmah dari kejadian ini.

Kisah ini berawal disuatu petang tepatnya di area jembatan babarsari daerah Depok Sleman. Jembatan babarsari ini sering digunakan untuk latihan panjat tebing, rapelling, dsb karena jembatan ini mempunyai ketinggian anatara 12-15m dan dibawahnya terdapat aliran sungai yang “lumayan” jernih. Kawasan yang tergolong masih alami ini –karena terdapat aliran sungai, petak sawah, kolam ikan- lumayan jauh dari perkampungan. Oleh karena itu, bagian bawah dari jembatan ini –bukan bagian sungainya lho..- jalanan masih terjal. Dan disitulah aku mengalami peristiwa yang benar2 bikin aku syok, bingung, lemes bahkan tak berdaya –gak mpe gitu juga sii- namun meninggalkan bekas cerita yang mengesankan *duileeehhhhhh*

Yupz, sore itu, tepatnya tanggal 18 Agustus 2011 DP.IKMAMMM mengadakan buka bersama sambil maen refting dijembatan tersebut. Singkat cerita, ketika selesai acara akupun bermaksud pulang ke kosanku –setelah ber dadah ria dengan para temen2, kakak2, dan adek2 angakatan- mengendarai Dirada ku tercinta. Entah kerasukan setan apa, entah ada problem apa, entah ada apa –sungguh aku tak bisa menebaknya- tiba2 tak disangka dan tak diduga Dorada BERHENTI mendadak. Buruknya dia berhenti tepat ditanjakan berbatu dimana jalanan disitu gelap gulita. Oh my God, aku belum pengen mati mendadak disini pikirku saat itu –sedikit lebay-. Lalu akupun majuin dan mundurin Dorada karena aku pikir pasti ada batu usil pengen ngerjain aku n Dorada yang lagi asyik bercengkrama –hadeuuhhh- dan hasilnya pun nihil, Dorada tetap g mau maju n mundur. Huaaaaaaaaa kenapa kau Dorada? Marah kau padaku –njerit2 gila dalam hati- teganya teganya teganya. Aku hampir putus asa saat itu prend, aku gk bisa turun dari Dorada karena takut jatuh, jalannya berbatu nggronjal2 euy. Setelah sekian detik sedikit panik, akhirnya akupun melihat ada cahaya lampu dibelakangku, ntah siapa itu, dan akupun tereak “kakaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkk tolongin Molyyyyy” –alhamdulillah njeritnya intonasi normal, gak cempreng2 amat, tapi panik iya- dan pengendara motor dibelakangku pun menjawab “ada apa Mol” setelah ku dengar suaranya –g bisa liat mukanya karena gelap- ternyta ee ternyata kak Ramli yang berada dibelakangku. Lalu akupun meminta bantuan kak Ramli untuk mendorong Dorada untuk naek –aku masih berfikir batu usil yang mengganjal ban Dorada- , dan tetap saja seperti pada awalnya TIDAK BISA –padahal kak Ramli dorongannya sekuat tenaga lho- . Tiba-tiba aku pun berkata pada kak Ramli “jangan2 kampase coplok kak (jangan2 kampasnya lepas kak)”, lalu kak Ramli pun memeriksa area bawah si Dorada motorku. “iya Mol, kampasnya lepas, waahh kasus iki” begitu katanya setelah memeriksa Dorada.

Begitu mendengar kampas Dorada lepas dan membuat ban belakangku tidak bisa berputar, aku langsung lemas seketika. Mau nangis gk bisa, mau tereak gk bisa, mw ngrengek2pun apalagi –untung gelap, so gak da g bisa liat muka panikq :p aye aye- dan cuma bisa bilang “trz gimana dung Kak?”. Sekejap kemudian Dorada pun telah dirubungi para herois YANG HEBAT –sekali ini deh kak Ramli, kak Imam, kak Fuad, kak Tangguh n Hamka eike bilang HEROIS YANG HEBAT hehehe- untuk diuthek2, klo bahasa kedokterane sih di diagnosis, untuk mencari tau ada apa dengan  Dorada –halah- . Sekian menit usaha para “herois yang hebat” untuk membuat ban Dorada berputar kembali, namun sayang seribu sayang hasilnya NIHIL. Maka itu diputuskan membawa Dorada ke atas –karena saat itu Dorada berada dijalanan tanjakan berbatu yang gelap gulita- ke tempat yang terang dan datar. Karena Dorada tak bisa diajak jalan, so harus di angkat. Akhirnya kak Ramli, kak Imam n Hamka para “herois yang hebat” itu menggotong Dorada sampe atas, MENGGOTONG Dorada motorku teman2 –aku aja ngangkat pantatnya gk kuat- hebatttttt…saluttttt buat kakak2 n adekkkkk –aku terharu bro-. Mereka benar2 HEROIS YANG HEBAT.
Dan sampe atas, “operasi kecil” Dorada pun dimulai, kak Tangguh, kak Imam, kak Ramli, kak Fuad, n Hamka pun mengaplikasikan ilmu “kelaki-lakian” mereka dalam hal teknisi motor *bahasane lebay gk siii,,, hehee*. Apalagi disitu ada pakar permesinan –kak Imam dan kak Tangguh— so “operasi kecil” itu telah menjadi makanan sehari-hari mereka dikehidupannya. Banyolan, cerita lucu, ngejayuz pun mulai mengalir disela-sela “operasi kecil” fitty. Aku, Fido, teh Desri, Fitri n fFirda hanya melihat dan membantu alakadar yang bisa kami bantu –yang jelas aku cuma bantu do’a, :D – dan menyemangati para “herois yang hebat” itu layaknya cheerleaders basket –tapi gk pake sorak2 alay jingkrak2 demit lhooo,, -. Dan akhirnya setelah sekian menit ban belakang Dorada pun bisa berputar, horeeeeee kakak2 “herois yang hebat” berhasil -aye aye :D plok plok plok- tapi tapi tapi…. -,- rem belakangnya blong. Tapi aku tetap bersyukur, yang penting bisa untuk pulang dehhhh, meski sedikit takut karena tanpa rem belakang si DOrada dan harus pulang ke kos Desri pula –padahal pengen pulang kerumah >.< Dan pulangnya spesial dikawal KETUA UMUM DP IKMAMMM wakakakakaa *woy para alumni kalian belum pernah kan pulang DIKAWAL ketua umum DP IKMAMMM layaknya bodyguard ngawal putri keraton naek kereta kuda kan???  –piss kak Tangguh :p- aku pernah lhooooo…… hahahaa*
'Operasi kecil' Dorada

Semangat kakaak :*
Nah itulah sekelumit ceritaku di ramadhan ke-18. Dari cerita ini aku menyimpulkan beberapa hal :
1. Bahwasanya alumni mu’alimin-mu’alimaat memiliki rasa kebersamaan, tolong menolong, dan kesolidan antar angkatan. Hal ini dibuktikan dengan peristiwa di atas, meskipun aku bukan angkatan mereka –ntah kakak angkatan atau adek angkatan- mereka tetap membersamaiku dalam kesulitan dan menolongku hingga titik darah penghabisan. Benar-benar IKMAMMM ada untuk menumbuhkan kesolidan antar angkatan. Harapan kedepan, semoga kebersamaan, tolong menolong dan kesolidan antar angkatan tidak hanya terjadi seperti dalam cerita ini saja, tapi bisa untuk hal-hal yang lebih baik lagi. Sehingga IKMAMMM sampai hari kiamat –lebay amat- tetap ada dan kompak selalu untuk melahirkan generasi penerus yang lebih hebat lagi. Dan rasa tolong-menolongpun tidak hanya untuk kalangan alumni saja, masih banyak hal yang pastinya suatu saat kita akan menolong dengan kemampuan yang kita miliki.
2. Sigap dan cekatan adalah sikap alumni kita. Dari cerita diatas, terlihat bahwasanya ketika terjadi “kericuhan” kecil yang diperbuat oleh motorku, mereka sigap dan cekatan untuk tahu apa yang harus mereka lakukan. Hal ini bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari bahwasanya menjadi seorang alumni mu’alimin-mu’alimat memang harus sigap dan cekatan terhadap masalah ataupun hal-hal yang terjadi di sekeliling kita, dan tak lupa mengaplikasikan ilmu yang kita miliki. Contohnya dengan bekal permesinan kak tak tangguh dan kak imam langsung tahu apa yang harus mereka perbuat terhadap motorku. So, mari kita gerakkaan sikap sigap dan cekatan itu. Coba kita bayangkan dengan jumlah alumni yang bejibun dengan ilmu yang beraneka ragam mereka miliki, alahkah hebatnya alumni kita bisa melakukan perubahan untuk bangsa kita ini, dengan sikap sigap dan cekatan. *tapi aku sendiri masih belum bisa, masih sama2 belajar lah*
3. Kekancan seng gemati, ora tuo ora enom” –lupa artine-. Itulah alumni kita. Meskipun terpaut jarak angkatan yang jauh ataupun dekat, jika kita mempunyai label ALUMNI MU’ALIMIN-MU’ALLIMAAT pasti akan cepat sekali akrabnya, enggak tua enggak muda. Pertemanan yang terselip rasa memiliki dan kekeluargaan. Sungguh ini merupakan anugrah, kita pernah berada dalam “penjara suci” mu’alimin-mu’alimat, sehingga kita dikaruniakan sekelompok teman yang hebat yang bisa menjadi keluarga kedua kita. Semoga pertemanan itu menjadi bekal silaturahmi kita dikemudian hari.

Yupppy,, aku cuma bisa mengambil hikmah dari ceritaku seperti itu, semoga bisa bermanfaat untuk kita semua, khususnya untuk kader alumni mu’alimin-mu’alimat kita. Jikalau kurang berkenan, mohon kritik dan sarannya, karena aku hanyalah manusia yang tak lepas dari salah dan lupa. Masih jauh aku untuk berlaku baik. Tapi berusaha selalu untuk berlaku baik.
salam IKMAMMM…. :)

NB:
sekali lagi TERIMAKASIH untuk : 


Kak Imam, kak Ramli n Hamka yang udah capek2 angkat motorQ, J
Kak Tangguh yang mengawalku sampe kos desri, Moly tw pasti kak tangguh Sengsara naek megapro dengan kecepatan kurang dari 40km/jam :D
Kak Fuad, Desri, Ditri, Fido, Firda n temen Hamka –gak tw namanya- yang uda nemenin untuk mewarnai “peristiwa” itu :D
  

Tengah malam yang indah disudut Bantul pada 20 Agustus 2011

No comments:

Post a Comment