Saat
membuka timeline twitter, tiba-tiba saya
melihat twit dari seorang teman : 'Kahn
(1981) mengatakan bahwa perempuan yang berperilaku asertif, kerap dituduh
agresif. Banyak yang tidak suka. padahal asertif itu perlu'. Apa itu
Asertif?
Rathus dan Nevid (1983) mengatakan
asertif adalah tingkah laku yang menampilkan keberanian untuk secara jujur dan
terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran-pikiran apa adanya,
mempertahankan hak-hak pribadi, serta menolak permintaan-permintaan yang tidak
masuk akal dari figur otoritas dan standar-standar yang berlaku pada suatu
kelompok.
Sedangkan menurut Alberti dan Emmons
(2002) perilaku asertif adalah perilaku yang membuat seseorang dapat bertindak
demi kebaikan dirinya, mempertahankan haknya tanpa cemas, mengekspresikan
perasaan secara nyaman, dan menjalankan haknya tanpa melanggar orang lain.
Dengan
beberapa devinisi diatas dapat diketahui bahwa setiap orang perlu memiliki
sifat asertif. Hal ini berguna untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan pengembangan
diri seorang individu dalam mengungkapkan pemikirannya. Sehingga menjadikan
komunikasi yang efektif.
Saya
setuju dengan pendapat bahwa asertif berlaku untuk siapa saja, termasuk
perempuan. Setiap orang punya hak menyampaikan, mengapa asertif pada perempuan
selalu dibilang agresif? Contoh kecilnya perempuan mengatakan suka/cinta kepada
laki-laki. Memang letak salahnya dimana? Kalau hanya mengacu pada sopan dan
tidak sopan, etis dan tidak etis, pantas dan tidak pantas, menurut saya itu
terlalu subjektif sekali. Perempuan juga punya hak untuk bicara kawan, bahkan
bicara tentang perasaannya sekalipun.
Beberapa
sumber mengatakan, contoh perilaku asertif dapat terlihat :
1.
Orang asertif mampu membuat
permintaan kepada orang lain dengan cara wajar, tanpa menunjukkan sikap kuasa
atau kata perintah.
2.
Orang asertif mampu menolak
permintaan orang lain dengan sikap wajar, sopan dan tidak menyakiti perasaan orang
lain dan perasaan diri sendiri.
3.
Orang
asertif memiliki pandangan positif perihal pendapat dan perilakunya. Pada saat
yang sama, mereka tetap menghormati pikiran dan tindakan orang lain.
4.
Orang
asertif biasanya berbicara jujur tentang pendapat mereka secara sopan tanpa
harus menyakiti perasaan orang lain.
5.
Orang
asertif termotivasi untuk mencapai tujuan serta apa yang mereka inginkan. Pada
saat yang sama, mereka juga berusaha menghormati orang lain serta mengajak maju
bersama.
Sedangkan seseorang yang agresif dikenal
sering berseteru mengenai sesuatu hal tanpa mempertimbangkan situasi dan apa
yang dirasakan orang lain. Dia sering memaksakan pandangan mereka pada orang
lain sehingga melanggar kebebasan individu. Kepribadian agresif memiliki
kecenderungan mendominasi orang lain, memaksakan kehendak, dan menyalahkan
sehingga menimbulkan ketegangan dalam hubungan. Hal ini sangat tidak baik jika
dilakukan dalam lingkungan kerja kelompok.
Dari penjelasan di atas dapat dilihat
perbedaan antara asertif dan agresif. Berbeda bukan? Oleh karena itu sungguh
disayangkan sekali jika seorang laki-laki tidak dapat menghargai perempuan yang
mengatakan perasaan kepadanya. Toh hanya mengatakan saja kan? Tidak menuntut
apa-apa. Jadi tolong bedakan asertif dan agresif dalam hal ini.
Saya
menulis ini bukan curhat. Bukan pula menyatakan jika asertif pada perempuan hanya
berlaku pada pernyataan perasaan perempuan terhadap laki-laki. Itu hanya contoh
saja. Saya mencontohkan hal itu hanya untuk membela kaum saya saja yang kadang
merasa terkirikan untuk masalah pernyataan perasaan. Selalu tersudutkan hanya
karena kotak bernama agresif dan tidak sopan. Jadi, silakan saja jika seorang
perempuan ingin mengatakan perasaannya terhadap laki-laki yang disukainya. Kamu
punya hak untuk itu. Hanya satu pesan saya, jika kamu masih kuat menahannya
lebih baik simpan rapat-rapat dalam hatimu. Jadikan itu do’amu. Biarkan tangan
Tuhan yang bergerak. Tetapi jika memang sudah tidak tahan, katakan saja jika
itu memang perlu. Karena setiap orang punya hak untuk bicara. Terimakasih.
(=^.^=)
Jogjakarta 23 Oktober 2013
No comments:
Post a Comment