Tuesday, October 1, 2013

Sajak Ramadhan



senja mulai merangkak, saat pemuda itu keluar dari kuburan
dengan langkah gontai diapun mengikuti adik perempuannya untuk pulang
pemuda itu hanya terdiam sepanjang jalanan
sesekali matanya menatap adiknya dengan tatapan gamblang


ya, hari itu, pemuda itu pulang dari rantauan
setelah 10 tahun lamanya meninggalkan desanya
tak pernah tahu bagaimana kabarnya pemuda itu dalam 10 tahun
hingga hari ini, dia pulang ke desanya dengan kesuksesan ditangannya

dia sukses kawan, dia telah menjadi pemuda yang hebat
katanya, di tempat rantauan dia telah memiliki rumah megah
pekerjaan dia pun bermartabat
dan tadi siang dia pulang dengan mobil mewah

tapi siapa sangka, dia pulang tak memiliki siapa-siapa
orang tuanya telah meninggal 3 tahun lalu
hanya adik perempuannya yang tersisa
yang kini menemaninya pergi kekuburan orang tuanya

begitu sampai rumah pemuda itu hanya terdiam
sambil berbuka puasa, dia merenungi nasibnya
mengapa luka ini bertambah dalam?
Begitu kata hatinya

Dulu, 10 tahun yang lalu
Dia sempat bertengkar dengan bapaknya
Entah karena masalah apa
Sehingga dia pergi dari rumah dan tak kembali

Maksud hati dia kembali untuk meminta maaf pada bapaknya
Tapi ternyata bapaknya telah tiada
Bahkan kabar duka itu tak sampai padanya
Hingga dia pulang bapaknya telah berkalang tanah

Apa baktinya pada orang tuanya
Apa hormatnya pada orangtuanya
Hingga ramadhan demi ramadhan
Dia tak pernah pulang, bahkan untuk memohon ampun

Sungguh pemuda itu sangat menyesal
Mengapa dia menjadi orang yang bebal
Sesenggukan dia dalam shalat malamnya
Menangis menahan perih

*

Ya Allah, Ya Rabb
jika ini ramadhan terakhirku
Aku hanya bisa berpasrah
Menunduk dalam sujudku
Berdzikir dalam sesalku

Ya Allah, Ya Tawwab
Jika ini ramadhan terakhirku
Ijinkan aku bertemu dengan malam muliamu
Terimalah do’aku
Terimalah taubatku

Ya Allah, Ya Ghaffur
Ampunilah dosaku
Dan dosa kedua orangtuaku
Dan kasihanilah mereka
Sebagaimana mereka mengasihiku sejak kecil

Ya Allah, Ya Fattah
Dalam bulan suci ini
Akan kubuka lembaran baru
Untuk menjadi pribadi yang baru
Jika ini adalah ramadhan terakhirku

*

Begitulah do’a pemuda itu
Berharap di hari nan fitri esok
Hati dan jiwanya kembali suci
Menutup dosa membuka pahala

Malam pun semakin larut
Pemuda itu tetap tak henti memanjatkan do’anya
Dalam malam-malam mulia yang dijanjikan-Nya

Lebaran sebentar lagi
Sarung untuk bapaknya sudah dia beli
Hanya teronggok terdiam membisu
Ikut merasakan adanya pilu



(=^.^=) Ramadhan 1434 H

No comments:

Post a Comment