Saturday, April 20, 2013

Berakhirnya Gelar Ratu Jalanan

aku dan Dorada di Wonosobo :)

Ratu Jalanan. Entah siapa yang iseng pernah menjuluki aku dengan gelar seperti itu.
Ya, teman-teman selalu mengatakan kalo aku semacam setan jalanan yang memiliki 10 nyawa. Suka kebut-kebutan, nyalip sana-sini, naik motor pencilakan, dsb. Seakan aku dan Dorada –nama motorku- telah sejiwa dan sehati jika kami telah bercengkrama bersama. Pernah saat aku kelas 2 SMA ketangkep polisi atas aksi ‘urakanku’ dalam naik motor. Nggak cuma sekali, sehingga bapak ku selalu bilang ke orang-orang “ini adalah tempat langganan Ida –nama panggilan aku dirumah- diapeli polisi” –sambil nunjukin salah satu pos polisi di Bantul yang menjadi saksi tempat aku di omelin polisi-

Oh guys, buruk banget ya aku ini, gimana mau dapet laki-laki sholeh kalo gini tabiatnya –plaaakk…!- hahahaa, plis deh. Lambat laun, nyawa setanku semakin berkurang, sudah jarang ‘nekat’ lagi dijalanan. Tapi kalo ngebut, sepertinya masih, hehehehe :p . Perlu teman-teman ketahui, sepanjang aku kenal motor, aku belum pernah tabrakan, apalagi sama Dorada teman ku itu. Nah, kalo spot jantung hampir nabrak atau ketabrak itu sering. Paling pol aku celaka ya, jatuh sendiri karena kepleset yang bikin Dorada lecet atau ada bagian-bagian yang rusak. Sehingga, ada temanku iseng menjulukiku Ratu Jalanan. Tapi itu dulu teman-teman >.< karena sejak hari Selasa tanggal 16 April 2013 aku dan Dorada akhirnya merasakan ‘manisnya’ mesum dengan motor orang dan aspal. So, buat teman aku yang menganugrahi gelar tersebut kepadaku, mohon ditarik lagi ya, hihihihihiii, aku dah tabrakan ini >.<

Yupz, 16 April 2013 pukul 16.25 saat aku akan berangkat rapat BAP di kantor MPK PP Aisyiyah melajulah aku dan Dorada melewati jalan kaliurang. Begitu sampai bangjo selokan dekat MM UGM, ada seonggok motor kurang ajar ngerem mendadak. Otomatis motor belakangnya nabrak dan jatuh. Aku yang dari belakang melaju kencang, berencana belok kiri –karena jalan terus- biar nggak ikutan ketabrak. Yah, sial kena di aku, si motor belakang itu uda berdiri lagi dan mau minggir kekiri. Karena nggak mau rugi aku tabrak aja sekalian –bilang aj Mol nggak sempat ngehindar- dan jatuhlah aku. Aku sempat berpikir, kalo aku bakal jatuh, maka aku uda siap strategi ala kungfuers –lebay- biar aku jatohnya ‘nyaman’ dan nggak nglukain aku, walau korbannya si Dorada lecet. Akhirnya sempurna sudah jatuhku kearah kiri dengan ‘tidak apa-apa’, tapi naas menimpaku, karena arah kiri untuk jalan terus, so melajulah motor matic putih dengan asyiknya mengajak mesum kepalaku >.< dan pada akhirnya, kepalaku kenalan deh sama besi ban motor tersebut. good -,-

Begitu ban motor itu menghantam mahkota indahku alias helmku –yang ndilalahe nggak pecah- akhirnya terhuyung lagi aku merasakan ‘manisnya’ ciuman dengan aspal. Ohh God. Langsung deh kepalaku serasa berdenyut, nggliyeng dan berputar-putar. Badan seakan gemetar dan syok sejenak.
Semacam orang innocent ditanya orang aku selalu jawab “nggak papa kok”, padahal jelas kepalaku sakitnya minta ampun. Dan begonya lagi, aku tetep melaju melanjutkan perjalananku ke kantor MPK PP Aisyiyah. Padahal kondisi Dorada spion kiri pecah, spion kanan bengkok, lampu gigi mati, speedometer mati, dan pijakan gigi bengkok. Tapi tetep aja aku sok-sokan kuat. Sampai di kantor, jelas sudah bisa ditebak konsentrasi rapatku buyar, ngitung orang aja sampai salah. Tapi tetep aja aku masih sok-sokan kuat. Baru kerasa perih pas wudhu, oh tanganku ternyata ada lecetnya, cuma dikit si. Habis rapat, bisa-bisanya pula aku makan dengan teman, dengan seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Gilaaaaa  -______-“

Akhirnya sampai kosan, baru terasa kepala puyeng tiada tara. Oh Allah, jangan sampe aku amnesia, jangan sampe gegar otak, saya belum nikah ya Allah –plaaakkkk..-. Dan ternyata sampai jam 12 malam aku nggak bisa tidur, nahan sakit kepala cuy . Permainan macam apa ini, huh!. Keesokan harinya baru aku dianter temen ke RSUP Sardjito untuk periksa.

Hasil pemeriksaan dokter, Alhamdulillah akunya nggak kenapa-kenapa. Bahkan tidak diperlukan scaning atu ronsen segala. Kata ibu dokternya, benturan dikepalaku hanya kena tulang kepala saja, jadi hanya syok trauma ringan, yang menyebabkan aku nggliyeng dan nyut-nyutan untuk beberapa hari kedepan terutama setiap malam. Alhamdulillah. Do’anya ya teman-teman, semoga minggu depan puyengnya uda ilang ;)

Nah, kembali pada permasalahan tadi, tentang gelarku menjadi Ratu Jalanan, mungkin memang benar sudah saatnya berakhir. Sepandai-pandainya tupai melompat akan jatuh juga. Sepandai-pandainya aku jaga diri dijalanan pasti akan merasakan ciuman dengan aspal juga, hahahha. Sudah nggak pantes guys aku menyandang gelar Ratu Jalanan lagi. Tapi kata temen, justru hebatnya orang naik motor itu kalo udah berkali-kali tabrakan. Gilak. Aku nggak mau jadi Ratu Jalanan yang hebat deh, nggak mau ngrasain ciuman ma aspal atau mesum dengan motor orang lagi. Cukup sekali ini aja, semoga. Nyut nyut kepala berdenyut >.<

Oya, ada tips buat teman-teman yang suka kebut-kebutan dijalanan. Usahakan kuasai dulu ilmu beladiri, minimal cara jatuh saat menghadapi lawan. Karena ternyata dalam mengendarai motor juga perlu strategi seperti itu ketika menghadapi hantaman dari pengendara lainnya. Nyatanya, Alhamdulillah ketika aku jatuh dari motor –jatuh sendiri- aku jarang sekali lecet-lecet, tapi pernah lecet juga sih, hehehe. Beladiri juga penting untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika mengendarai motor, jadi kalo pas hampir nabrak atau ketabrak kita bisa menghindar dengan menyatukan jiwa kita dan motor kita. So, lolos deh dari tabrakan, tapi ya pake spot jantung. :p. tapi jangan percaya deh sama aku, itu tips konyol :D :D
 
With Dorada di Gunungkidul :)
Dan saran saya kepada anda-anda penyuka motor, saya tak akan menasehati anda untuk tidak ngebut. Karena ngebut itu kenikmatan, saya akui itu. jadi saran saya adalah HATI-HATI dalam mengendarai motor, atau kendaraan apa saja. Ngebut nggak papa, yang penting HATI-HATI :p
(=^.^=)Molmol

No comments:

Post a Comment