Tuesday, April 23, 2013

BSB : Bermain Sambil Belajar..

Ini adalah ceritaku saat aku masih semester unyu, hehehe. Tepatnya pada tanggal 20-21 Februari 2010, dalam rangka kenal kebun mahasiswa Fakultas Pertanian angkatan 2008. Jadi hampir 300 orang dari berbagai jurusan di angkatan kami (kecuali jurusan perikanan), diangkut ke PT. Pagilaran yang terletak di Desa Keteleng, Kec. Blado, Kab. Batang, Jawa Tengah.

Apa itu PT. Pagilaran?
PT. Pagilaran merupakan perkebunan yang oleh pemerintah diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM sejak tahun 1964 guna Peningkatan Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi disamping sebagai perusahaan. Kebun yang memiliki luas 1100 ha ini di penuhi aneka tanaman seperti teh, kopi, kina, kelapa, cengkeh dan kakao dengan komoditas utamanya adalah teh. Selain memiliki pabrik pengelolaan teh sendiri, PT. Pagilaran juga merupakan penyetor bahan baku teh pada perusahaan teh, baik di Indonesia mapun di luar negri.

Setiap angkatan di Fakultas kami, hukumnya wajib untuk mengikuti kenal kebun ini. Katanya kalau nggak ikutan nilai PIP (Pengantar Ilmu Pertanian) nya nggak lulus, duuh. So, berangkatlah kami menuju PT. Pagilaran tersebut, yang dalam benak kami sekaligus buat rekreasi, hohoho.

Jangan lelah untuk mencari ilmu karena segala sesuatu di dunia ini perlu ilmu, jika tak ada ilmu maka kita sama saja dengan orang mati, tak akan bisa berbuat apa-apa.

Perjanalan ternyata tak seindah yang kami bayangkan, memasuki jalanan dari kota Batang menuju desa Keteleng ternyata berkelok-kelok. Iyalah, namanya juga didataran tinggi, masak ya lurus-lurus aja. Bahkan teman kami ada yang sempat mabuk saking nggak tahannya dengan medan jalanan tersebut. Uughhh, polusi pun mulai menyeruak dalam Bus kami -,-

Tepat pukul 23.00 akhirnya sampailah sudah kita di PT. Pagilaran, disana kami disambut oleh jajaran pengurus kebun dan yang paling ‘nikmat’ adalah kami disambut dingin yang amat sangat, bbrrrrr dinginnya semena-mena. Maklum letak kebun Pagilaran ini pada ketinggian 1000-1500 mdpl. Setelah cuap-cuap dari ketua panitia, wakil dekan bagian akademik sampai direksi PT. Pagilaran –yang sama mahasiswa ditinggal tidur dikursi, ngobrol dan menikmati hidangan yang disjaikan- . Akhirnya sampailah kami dihantar dalam singgasana kasur yang telah kami cari semenjak kami menginjakan kaki di kebun ini. Hoaaammmhh, udah ngantuk dari tadi kami Pak, Buk.

Mejeng di depan jalan menuju Wisma
Ya, di kebun Pagilaran ini juga disediakan wisma untuk para pengunjung. Karena selain sebagai perusahaan dan tempat belajar, tempat ini juga membuka agrowisata yang dapat dinikmati pengunjung untuk melihat panaroma keindahan alam. Wisma yang disediakan dapat menampung kurang lebih 150 orang. Bisa dibayangkan teman-teman, kami yang jumlahnya hampir 300an orang menempati wisma yang kapasitasnya untuk 150 orang. So, jelas sudah, satu kasur untuk dua orang -_____-“. Tapi malah enak kok, kan dingin-dingin jadi anget bisa tidur berdua, hahahhaa. Biaya wismanya saat ini Rp 60.000 – Rp 80.000 permalam yang kamar mandinya dilengkapi air panas, kalau pas jaman kami kesana masih Rp 30.000.

Selama disini, kami belajar sesuai dengan jurusan kami masing-masing. Karena aku jurusan budidaya pertanian, maka akupun bersama teman-teman seperjuanganku belajar mengenai budidaya kina, kopi,  dan teh yang dipandu oleh salah seorang pegawai disana. Sebelum menuju lokasi tempat belajar kami, kami diangkut dengan truk bagaikan sapi -,-
sapi-sapi manis yang pengen belajar :D

cara menyetek pohon Kina

mendengarkan penjelasan :)
Obrolan asyik disepanjang kebun menghiasi suasana belajar kami dan tentu saja diiringi jepretan kamera sana-sini. selain belajar mengenai tanaman, kami pun menikmati keindahan alam yang disajikan kebun Pagilaran. Hamparan kebun teh yang luas, udara yang sejuk, dan pemandangan yang tidak membosankan menyertai perjalanan ini. Hanya sayang sekali, kami tak sempat mengunjungi curug –lupa namanya- yang berada dikebun ini. Alasannya saat itu nggak ada waktu. Harus buru-buru balik ke Jogja. Aaahhh panitiannya nggak asyik -____-“

Setelah dua hari kami di kebun Pagilaran, berakhirlah sudah bermain dan belajar kami. Saatnya balik woy…. Tapi entah kenapa aku enggan meninggalkan kebun ini. Lagi-lagi aku jatuh cinta dengan keindahan alam. Sungguh pesonanya tak bisa ditandingi. Hamparan kebun teh yang luas, udara yang sejuk, bahkan setiap pagi kami disambut mentari dari ufuk, dan sore hari kami dihantar jingganya sang surya. Kesejukannya pun terasa hingga ketulang-tulang. Nggak mau pulaaannggg… >.<

Apabila kamu melihat suatu keindahan, bersyukurlah karena kamu masih bisa menikmati keindahan yang belum tentu akan kamu bisa lihat lagi.

Saat perjalanan pulang pun kami mendapatkan kejutan yang menarik, yaitu busnya ganti, diiiaaaarrr. Saat kami berangkat, bus yang membawa kami lumayan berkelas. Tapi kenapa saat pulang jadi turun kasta gini -,- pintar kali ini panitia dari kampusku. Alhasil, saat kami sampai Semarang -pulangnya dosen dan karyawan kampus banyak yang minta mampir Semarang, katanya mau cari oleh-leh gitu- beberapa AC dari bus kami ada yang mati –alhamdulillah bukan Busku-. Tapiiiii… tetap aja ini bus bikin mual, karena sampai di Semarang begitu ketemu toilet aku langsung muntah-muntah. Ini yang salah busnya yang turun kasta atau sopirnya yang asal nyetir atau akunya yang pengen muntah? Intinya banyak keluhan dari teman-teman atas perjalan pulang ini. Bahkan teman sebangku dibus sampai meriang. So, untuk panitia kenal kebun selanjutnya jangan gonta ganti bus doongg, kalau dari awal busnya berkelas, ya yang berkelas terus, banyak duit juga kan?. (=^.^=)Molmol

No comments:

Post a Comment