Tuesday, January 14, 2014

Bolehkah perempuan menstruasi naik gunung?


Sering kali temen-temen cewek pada nanya ke aku “Mol, aku lagi dapet nih, boleh nggak ya naik gunung?”. Pengen banget jawab “kok tanya ke aku, emang tu Gunung punyaanku”. Tapi karena khawatir di amuk-amuk temen yang lagi PMS, jadi aku bikin tulisan ini ajah.

Sebelum aku bilang boleh atau nggak perempuan menstruasi naik gunung, alangkah baiknya kita kenalan sama yang namanya menstruasi dulu. Terutama cowok nih, kan nggak pernah ngalamin tuh.


Menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan merupakan proses keluarnya darah dari dalam rahim yang terjadi karenaluruhnya lapisan dinding rahim bagian dalam yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel-sel telur yang tidak dibuahi. Menstruasi pasti akan terjadi pada semua wanita normal (www.menstruasi.com).

Pada perempuan siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari. Walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua perempuan memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5-7 hari dan paling lama 15 hari. Jika darah keluar lebih dari 15 hari maka itu termasuk darah penyakit (silahkan gugling sendiri mengenai hal ini).

Sebelum menstruasi berlangsung, biasanya perempuan akan mengalami PMS (Pra Menstuasi Sindrom). Sindrom sebelum menstruasi ini berhubungan dengan naik turunnya hormon estrogen dan progesterone yang terjadi selama siklus mesntruasi. Variasi PMS yang terjadi pada setiap perempuan pun berbeda-beda. Gejala PMS akan berpengaruh pada perubahan fisik dan psikis. Pada perubahan fisik biasanya perut terasa nyeri, pusing-pusing, punggung pegal, payudara nyeri, gampang capek dan perubahan nafsu makan. Sedangkan pada perubahan psikis biasanya mudah marah, mudah gelisah atau cemas, kurang konsentrasi dll.

Setiap kali akan atau sedang menstruasi kadang perut terasa nyeri, hal ini dikarenakan kontraksi otot perut ketika mengeluarkan darah dari dalam rahim. Sebagaimana kontraksi otot pada bagian tubuh yang lain, otot rahim yang telah bekerja sangat intens ini pun akan mengalami ketegangan (kram), dan kondisi ini menyebabkan nyeri. Hal ini pula yang kadang memicu emosional perempuan menjadi labil, sehingga mudah sekali marah. Jadi para lelaki sudah tahukan mengapa perempuan sering marah ketika menstruasi? :D

Bolehkah Perempuan Menstruasi Naik Gunung?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, aku melakukan survey kecil-kecilan ke temen-temen yang suka naik gunung. Baik laki-laki atau perempuan. Dari hasil survey tersebut ada yang pro dan ada yang kontra. Wajar.

Hasil pendapat tersebut aku rangkum dan mendapatkan apa yang membuat pro dan kontra. Yaitu:

- Mistis
Ada temen yang berpendapat, kalau ada perempuan menstruasi naik gunung pasti akan diikuti hal-hal mistis. Bahkan sampai ada yang kesurupan. Malah ada juga yang kesurupan itu temen seperjalanan si perempuan mesntruasi itu. Jadi kalau bawa perempuan yang sedang menstruasi itu kayak ‘ngorbanin’ temen perjalanannya.

Selain itu ada juga beberapa tempat yang tidak boleh didatangi oleh perempuan menstruasi. Sudah jadi pantangan dan aturan setempat. Karena mereka percaya nanti akan ada hal-hal buruk. Biasanya, orang-orang yang percaya hal ini pasti akan melarang teman perempuan yang sedang menstruasi ikut.

Tetapi, ada juga beberapa orang yang menganggap biasa saja dengan hal ini. Asal percaya dengan Tuhan, perempuan menstruasi tidak masalah untuk mendatangi tempat tersebut. Asal jangan melamun aja, apalagi ngelamunin mantan. Ehhh

- Kontrol Emosi
Seperti yang aku bilang tadi, perempuan menstruasi emosinya tidak stabil. Naik gunung yang cenderung bermain fisik dan melelahkan pasti akan berdampak dengan emosi seseorang. Perempuan menstruasi yang sedang berada dilingkaran seperti ini pasti akan mudah kepancing emosinya.

Biasanya, banyak laki-laki yang ‘malas’ mengajak teman perempuan menstruasi karena alasan tersebut. Soalnya tidak semua perempuan bisa mengontrol emosi ketika lagi menstruasi. Apalagi pas naik gunung yang capeknya luar biasa. Bisa jadi ‘kesentil’ dikit ngamuknya berjam-jam. Alasan inilah yang aku dapetin dari teman-teman kenapa nggak mau ngajak teman perempuan menstruasi naik gunung.

Pengalaman pribadi nih, pernah ada di posisi tersebut. Posisi sebagai perempuan menstruasi yang labil emosinya, juga posisi sebagai teman perjalanan perempuan yang sedang menstruasi. Banyak awkward moment di sepanjang perjalanan. Tapi ini menjadi tantangan tersendiri buatku, gimana caranya bisa survive di gunung dalam kondisi menstruasi dan nggak ngamuk-ngamuk kalau lagi dibercandain. Juga tantangan ngadepin temen perempuan yang be-te di sepanjang perjalanan.

Gampang? Oh Nooooooo!!! Pengen nangis rasanya. Tapi, kalau bisa ngewatin perjalanan sampai pulang tanpa emosi itu kayak menang undian. Karena bisa mengalahkan emosi diri sendiri. Oya, jangan lupa kalau lagi menstruasi kudu bilang sama teman seperjalanan, biar mereka tahu kondisi kita (perempuan yang sedang menstruasi). Biar nggak dibercandain yang bikin kita berubah jadi macan. Auuummmm

- Ketahanan Tubuh Menurun
Tidak semua perempuan menjalani hari-hari dengan ‘biasa’ saja ketika sedang menstruasi. Ketahanan tubuh saat itu tidak bisa diprediksi. Bisa jadi pas mentruasi fit, bisa jadi lemah. Biasanya hal ini dipengaruhi lingkungan dan pikiran. Bahkan, ada perempuan ketika menstruasi sering pingsan karena tidak kuat menahan kram yang sakit luar biasa di perut. Apabila ketika menstruasi sering mengalami penurunan ketahan tubuh, menurutku nggak usah dulu ikutan naik gunung. Nggak hanya nyiksa diri, tapi juga ngrepotin teman seperjalanan.

Pengalaman pribadi juga, pernah suatu ketika naik gunung pas menstruasi. Nggak seperti biasanya, ditengah perjalanan tiba-tiba lemas luar biasa. Beruntung teman seperjalanan tahu kondisi aku. Jadi tidak keberatan jika selama perjalanan banyak berhenti biar aku nyaman. Lalu sewaktu camp aku jaga tenda dan nggak ikut muncak. Sebenarnya aku dikasih pilihan sama teman perjalanan, diem di tenda atau ikut muncak.

“yang tahu kondisi tubuhmu ya kamu sendiri, kalau kamu percaya kamu kuat ayo”

Aku sadar waktu itu aku masih lemas, jadi aku mutusin untuk diem di tenda aja. Lebih banyak istirahat biar nanti pas turun kuat lagi. Toh puncaknya nggak kemana-kemana, nanti kapan-kapan kesini lagi dengan kondisi yang fit. Dari sini aku belajar memahami untuk tidak egois atau memaksakan diri sendiri.

Aku rasa ini berlaku juga untuk teman yang menstruasinya ketika sudah sampai di gunung. Ada kan beberapa temen perempuan yang jadwal mentruasinya nggak ketebak. Begitu tahu menstruasi langsung lemas mendadak. Kalau kalian (para perempuan) mengalami hal tersebut, maka koordinasikan dengan teman seperjalanan. Jangan malu, jangan sungkan. Katakan sejujurnya kondisi kalian. Oke!

- Di ikuti Hewan Buas
Pasti pernah denger kalau darah sangat disukai hewan tak terkecuali darah menstruasi. Apalagi darah menstruasi adalah darah kotor dari tubuh perempuan. Sehingga ada pendapat kalau perempuan menstruasi ke gunung bakal di ikuti hewan buas. Ditakutkan akan diserang hewan buas tersebut.

Pengalaman pribadi selama naik gunung dalam kondisi mentruasi atau barengan teman perempuan menstruasi belum pernah ada kejadian di ikuti atau di serang hewan buas. Tapi tetep cek n ricek gunungnya juga ya, siapa tahu emang beneran ada hewan buas beneran.

- Ganti Pembalutnya Gimana?
Ini dia yang menjadi momok bagi perempuan, ganti pembalutnya gimana? Terus buang pembalutnya gimana? Tetep ya, meski pun sedang di gunung kebersihan miss V harus dijaga. Ganti pembalut minimal 2-3x sehari.

Kenapa harus? Kalau kamu tipekal perempuan yang setiap menstruasi darah yang keluar deras/banyak, dikhawatirkan akan tembus sampai ke celana dalam atau celana luar. Kalau sampai tembus dan mengotori tenda (misalnya) kan kasihan teman-teman yang lain. Mungkin ada sebagian yang jijik atau mual kalau liat darah. Kalau sampai kalian (para perempuan) sejorok ini pasti temen-temenmu males ngajakin kamu naik gunung.

Jangan lupa ketika ganti, pembalut kotor tersebut di bawa pulang untuk dibuang pada tempatnya. Bungkus dengan kertas atau tempat yang memang sudah dipersiapkan, seperti plastik atau kresek. Aku yakin, perempuan mentruasi ketika naik gunung pasti sudah mempersiapkan hal ini. Kemudian masukkan kedalam tas-mu, nanti kalau sudah sampai basecamp (kalau sempat) cuci sebentar dan buang pada tempat sampah.

Inilah hasil rangkuman tersebut. Apa yang menjadikan pro dan kontra perempuan menstruasi boleh naik gunung atau tidak. Hal ini bisa menjadi pertimbangan buat kalian para perempuan mentruasi dan juga teman-teman seperjalanannya (baik laki-laki atau perempuan) ketika akan naik gunung.

Aku juga akan memberi tips untuk teman-teman perempuan ketika sedang menstruasi akan ikut pendakian.

Tips mendaki gunung untuk perempuan yang sedang (atau akan) mentruasi :
1. Kenali tanggal menstruasi-mu
Harus itu. Karena hanya kamu yang tahu kapan kamu akan menstruasi, kapan selesainya, kapan mulai kram perut, dan kapan masa derasnya darah keluar. Sehingga kamu dapat mempersiapkan pembalut yang akan kamu bawa. Jadi jangan cuma tanggal jadian doang yang diinget.

2. Kenali kondisi tubuhmu
Ini penting. Kondisi fisik perempuan ketika berhalangan sering berubah-ubah, bisa jadi bulan kemaren fisiknya masih tetep oke, bisa jadi bulan ini ketahanan tubuh menurun. Sehingga kamu dapat memutuskan untuk ikut mendaki atau tidak. Karena yang tahu hanya kamu sendiri. Ingat, jangan pake egomu, pentingkan kebersamaan teman-temanmu. Jangan sampai menjadi penghambat yang merepotkan.

3. Bicarakan dengan teman se-tim
Wajib. Supaya teman-teman se-tim tahu kondisi kamu. Karena menurutku, jika ada salah satu teman se-tim yang tidak ikhlas akan hadirnya perempuan yang menstruasi itu sangatlah tidak nyaman. Hal ini juga nantinya akan berpengaruh pada emosi dan fisik si perempuan menstruasi tersebut.

4. Siapkan amunisi
Apa amunisi ini? Jelas pembalut dan pendukungnya seperti kertas dan plastik hitam untuk membungkus. Jangan sampai kita kelimpungan cari tempat untuk membungkus ‘kotoran’ kita sendiri.

5. Bawa makanan yang membantu mood
Banyak sekali makanan yang membantu membangkitkan mood. Ada coklat yang menurut berbagai sumber dapat mengembalikan mood. Kemudian minuman kunyit asam yang bisa membantu meredakan rasa nyeri pada perut. Yang harus dihindari adalah makanan yang manis-manis seperti permen, terus minuman yang mengandung kafein dan makanan dengan MSG seperti taro atau ciki. Jadi sudah tahukan makanan apa yang harus dibawa ketika lagi berhalangan?

Jadi teman-teman perempuanku tersayang, kalau nanya ke aku apa boleh kalau lagi menstruasi naik gunung, silakan baca ini. Karena aku sendiri tidak bisa memutuskan apakah kalian (para perempuan menstruasi) boleh naik gunung atau tidak, kecuali kalau naik gunungnya sama aku.

Oleh karena itu, tanyakan pada teman se-tim kamu. Mau nggak mereka membawa kalian (para perempuan mentruasi) naik gunung. Dan buat calon teman se-tim perempuan mentruasi naik gunung, kalian sudah tahukan apa yang harus kalian lakukan ketika membersamai perempuan menstruasi? Jangan di usilin ya, ntar di amuk-amuk ikutan ngambek lagi :D :D
(=^.^=)

8 comments:

  1. Waaah postingan nya sangat membantu, trimakasih mbaak.. :)

    ReplyDelete
  2. Pengalaman ngajak pacar kmarin naik slamet, dan mens pas nanjak summit.. pas turun dari pos 3 dia udah lemes kakinya alhasil ane bawa carrier 2biji dre pos 2 ke 1. Dan untung pos 1 ke bc dibawa temen carriernya doi krn ane gk kuat msti bawa carrier 75l sama 50l dgn nuntun dia trus. Mmang ada tantangan tersendiri bawa perempuan mens nanjak,mending gk usah nanjak sih drpd repotin yg lain. Manage aj wktu nanjak ketika gk mens bagi yg teratur mens nya. Hehe salam lestari yo

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah pacar yang baik, ehehehehe
      salam lestari juga :)

      Delete
  3. pengen bgt naik deh. tp orang tua ngelarang krna selalu dgr cerita serem tntg naik gunung. km kan cewe. ada tips ga biar disetujuin ? :")

    ReplyDelete
  4. Makasih Kak.. Postingannya sangat berguna.. Salam Lestari 😊😊

    ReplyDelete
  5. Terimakasihhhh bgt lhoo ini:)))

    ReplyDelete
  6. Kalau ke gunung Arjuno-Welirang bawa wanita haid gimana ya

    ReplyDelete