Sunday, July 20, 2014

Sang Jiwa dan Sepotong Hati



“Aku hanya takut jatuh cinta padanya,” tegas Sepotong Hati.
“Lalu, kamu maunya bagaimana?” Sang Jiwa pun menimpali.
“Aku terpaksa menjauh dari nya. Agar aku tak semakin dekat. Dan aku tak merasakan cinta kepadanya.”
“Kamu tak bisa begitu…”
“Lantas aku harus bagaimana, aku sudah lelah…” 

“Kamu harus mengejarnya,” bujuk Sang Jiwa.
“Tidaaak, aku tak mau potongan hati ini sakit lagi.,”
“Tetapi, jika kau tak memiliki potongan hati lain, aku tak kan sempurna,” Sang Jiwa pun menyentak keras.
“Dia bukan potongan hati yang ditakdirkan untuk kita” jawab Sepotong Hati tegas. “Mungkin memang dia bukan penyempurna kita, tapi aku janji, aku tak akan sakit karena ini. Karena aku masih berharap pintumu terbuka….” Sambungnya lagi.

Sepotong Hati adalah bagian dari Sang Jiwa. Mereka adalah satu kesatuan. Jika Sepotong Hati adalah kepingan-kepingan perasaan, maka Sang Jiwa adalah tempat kepingan itu berada. Maka, jika kepingan-kepingan itu terkoyak, sakitlah Sang Jiwa. Akan tetapi, tak selamanya Sepotong Hati sejalan dengan Sang Jiwa. Sehingga, timbulah pergelutan-pergelutan didalam diri setiap manusia.

Sang Jiwa tak akan sempurna jika Sepotong Hati hanyalah ‘Sepotong Hati’. Karena pada hakikatnya Sepotong Hati adalah Hati. Dia Satu tapi memiliki dua bagian. Dimana bagian itu? didalam diri manusia yang lain. Yaitu Sepotong Hati yang lain. Oleh karena itu, meskipun Hati yang satu dia tetaplah Sepotong Hati. Yang selalu ingin mencari potongan Hati yang lain.

Maka, jika Sepotong Hati telah terkoyak tertutuplah pintu Sang Jiwa. Karena sebagai wadah, dia tak ingin kepingan hati itu rusak. Lantas jika telah begitu, akan terlalu sulit Sepotong Hati akan menerima potongan hati yang lain. Jadi, berhati-hatilah kalian pemilik Sang Jiwa. Jaga baik-baik potongan hatimu, agar ia tidak rusak dan sakit. (=^.^=)


*kemana sepotong hatiku yaaa :p

No comments:

Post a Comment