Friday, July 24, 2015

Antara Aku, SUCI 5 dan Ketawa ala Kuntilanak

Ada yang aneh dengan diriku. Itu yang ku alami beberapa hari ini. Sory kalau prolognya malah curhat begini. Tapi perlu diketahui, aku ini adalah salah satu manusia spesies langka penggemar film-film action. Kata temen-temenku itu membawa dampak buruk buatku. Galak, judes dan keras kepala. Emang apa hubungannya ya nonton film action sama punya style yang kata orang-orang galak dan judes?

Setelah dipikir-pikir emang bener sih. Aku ini kurang hiburan banget. Menjadikan sesuatu menjadi serius. Se-serius kalau aku ini sebenarnya makhluk luar angkasa yang nyamar jadi makhluk berspesies langka. Ups sorry. Apa-apa dibawa pikiran, pikiran apa-apa dibawa. Lama-lama jadi kepikiran kan.

Singkat cerita, tetiba aku jadi penggemar acara SUCI (Stand Up Comedy Indonesia) KompasTV. Berbalik 1800 dari hobiku nonton film-film mikir dan cenderung memacu adrenalin. Eh nonton SUCI juga memacu adrenalin lho, adrenalin buat orang-orang disekitarku yang tiba-tiba terbangun karena suara ketawaku yang hampir mirip kuntilanak. Soalnya tayangan SUCI kan tiap kamis malam, alias malam jum’at. Apa jadinya kalau malam-malam ada cewek ketawa 8 oktaf dengan keras. Pasti horor.


Tapi jangan kaget ya kalau aku kenal dunia per-SUCI-an ini baru beberapa minggu yang lalu. Serius ini. Dan hari ini sok percaya diri mau nulis ulasan tentang acara tersebut. Ya anggap aja ini sebagai apresiasiku terhadap sebuah acara yang akhir-akhir ini menghiburku. Aku bisa ketawa sampai elek. Sampai kuntilanak aja mau lipsync ketawaku. Makasih ya SUCI Kompas TV :*

Pertama liat tayangan SUCI ketika perjalanan SUCI 5 memasuki show reuni 10 besar. Gak kebayangkan betapa kagetnya aku saat itu, kalau acara SUCI udah sampai ke-5. Kemana aja aku selama ini. Pantes aja hidupku jadi suram (abaikan, ini lebay). Begitu acara selesai, paginya langsung browsing via youtube mengenai acara SUCI 5 tersebut. Aku donwload video-video-nya.

Beberapa minggu dengan hari-hari bersama tontonan video SUCI 5 membuat hari-hariku sedikit berwarna. Bukan lebay nih. Dan langsung jatuh cinta sama….. kandang ayamnya Indra. Bukan, aku langsung suka gaya stand up-nya Indra. Menurutku dia beda dari yang lain. Ngeliat Indra itu kayak ngeliat aku jaman kecil. Misterius, suka ngomong sendiri, dan aneh. Eh kata orang sampai sekarang aku juga gitu -____-“

Sampai pas akun twitter Stand Up Kompas TV bikin kuis mirip 3 finalis SUCI 5, aku pun ikutan. Dan bisa ditebak aku mirip siapa? Benar sekali, aku nggak mirip Rigen atau pun Rahmet. Karena aku kurus, jadi aku mirip Indra. Awalnya, aku nggak terima sih. Masak sih aku se-aneh dan se-absurd Indra. Tapi ngeliat Indra yang punya kepercayaan diri dengan keanehan dan keabsurd-tannya, kenapa aku nggak. Makanya aku suka ketika dia bilang “kalau tidak bisa menjadi yang terbaik, jadilah yang paling beda”.


Kenapa jadi ngomongin Indra sih ya. Kembali pada pokok masalah yak, tentang SUCI. Buat aku, tayangan SUCI adalah tayangan yang keren. Pertama, acaranya nggak live. Harusnya nggak keren ya. Tapi itulah kerennya. Dengan nggak live, acara yang ditayangkan jadi berkualitas. Karena sudah diedit mana yang layak dan mana yang nggak ditayangkan. Kita nggak harus nonton hal-hal yang nggak penting selama acara. Misal bully-bully-an yang mengarah sama aib, bercandaan nggak mutu sampai berlarut-larut dll.

Kedua, lawakan yang dihadirkan tidak sekedar lucu, tapi juga menjadi pengetahuan. Ingat kan ketika Indra (jiaahhh, Indra lagi) bilang “komedi yang baik adalah komedi yang tidak hanya mentransformasikan apa yang ada dipikiran kita terhadap penonton, tapi juga materi itu harus bisa terstruktur secara konstruktif, yang nggak cuma lucu tapi juga bisa mengkritisi sesuatu secara eksplisit,”. Buatku semua komika yang telah menjadi peserta SUCI mempunyai karakter seperti itu, termasuk MC dan jurinya :D

Eh, aku cuma ngomongin SUCI secara umum ya? Maaf, seperti yang aku bilang tadi, aku terlalu percaya diri buat ngulas acara SUCI 5 yang nggak ku tonton dari awal. Hiks, adek sedih bang. Karena yang aku tonton bener-bener di TV adalah reuni 10 besar, menjelang grand final dan grand final, aku ulas sedikit yang itu aja yak.

Ketika show reuni 10 besar, aku baru tahu bahwa Rigen, Rahmet dan Indra adalah 3 besar SUCI 5 saat itu. Sayang sekali di show itu mereka bertiga nggak stand up. Kan aku jadi penasaran, kenapa harus 3 orang itu yang jadi 3 besarnya. Kenapa nggak Dicky yang ternyata lumayan ganteng, atau Afif anak betawi, atau Heri Horeh yang kayak doraemon. Kenapa?

Dari situlah awal aku cari-cari informasi mengenai acara SUCI 5 dan SUCI sebelumnya. Setelah lihat-lihat video tayangan Rigen, Rahmet dan Indra, emang mereka bertigalah yang mempunyai karakter kuat dari awal show hingga menjelang grand final. Rigen dengan Bima-nya, Rahmet dengan karakter anak STM-nya, dan Indra dengan ke-absurd-tannya, serta Pakde Indro dengan kompor gasnya. Kok ada Pakde Indro? Abaikan.

Setelah aku mencari informasi kesana kemari kesitu, rupanya baru SUCI 5 yang grand finalnya ada 3 orang. Juara 3 nya dapat hadiah lagi, waaahh beruntungnya kau Indra. Pantes sekarang kamu jadi ganteng kayak plastik. Dan itu jadi kerasa juara 3 nya. Kan kalau SUCI yang sebelumnya mendapat gelar juara 3 nya tanpa ikut grand final. Jadi bisa dibilang bukan juara (siap-siap kabur sebelum di bom juara 3-nya SUCI 1-4).

Artinya, SUCI Kompas TV udah makmur. Sponsor mau ngasih kalau acaranya oke kan? Berarti acara SUCI ini udah oke. Banyak yang suka. Termasuk adek bang. Suka, suka, suka. Berarti pula, ini adalah hasil dari perjuangan SUCI 1-4 hingga SUCI 5 masih diminati banyak orang dan sponsor. Tapi jadi kasian sama juara 3 SUCI 1-3 (soalnya juara 3-nya SUCI 4 katanya dapet hadiah juga walau dikit) nggak dapet hadiah kayak Indra sekarang. Sabar ya bang Ernest, bang Kemal, bang Arie dan bang Dzawin. Cina-Arab dari Timur kalau masuk pesantren emang jadinya absurd gitu. Untung Cina-Arab dari Timurnya nggak masuk STM, ntar Rahmet juara 3 nya.

Oya, saat grand final, aku berharap bisa melihat beberapa alumni SUCI 1-4. Minimal 3 jawaranya atau yang paling berkesan di hati penonton. Tapi sayang, kebanyakan yang stand up hanya dari SUCI 4 aja. Paling yang bukan SUCI 4 cuma Boris. Kan sayang, acara segede itu tapi cuma menampilkan dari SUCI sebelumnya aja, nggak sebelum-sebelumnya juga. Adek kan penasaran dengan keseruan mereka kalau dipertemukan gitu...

Mungkin lain kali Kompas TV bikin acara reunian SUCI 1-5 tuh. Atau bikin kompetisi lagi, 3 jawara SUCI semua di adu, jadi ada 15 peserta. Suruh Stand Up lagi. Di juri-in lagi. Atau dibikin Liga SUCI. Nanti di cari yang paling keren dari grup SUCI yang mana. Aku tonton deh nanti. Kalau ada kesempatan bolehlah ntar bela-belain ke Jakarta buat nonton *tapi nggak janji kalau ini :p :p

Mungkin cukup segini aja yang bisa aku ulas. Cukup puas aku dengan tulisan nggak jelas ini. Tapi perlu diketahui, ketidak jelasan adalah hal yang membuat anda tahu bagian mana yang menurut anda jelas. Nggak nyambung ya, salahkan Indra, salahkan Indra. Dia udah memberi candu ketidak jelasan padaku.

Semoga SUCI selanjutnya sukses ya, bisa bikin aku ketawa ala kuntilanak kejepit pintu. Sebenarnya mau aku rekamin ketawaku juga. Tapi janganlah, khawatir direkam untuk hal-hal yang tidak baik, hasyah. Terakhir, moga-moga pas nge-MC di SUCI 6 Rigen nggak galak-galak, ntar aku takut bang TV-ku jadi meledak :p :p (=^.^=)



* Tulisan ala-ala ini ditulis khusus untuk #reviewSUCI5

No comments:

Post a Comment