Tuesday, November 26, 2013

Hetrik Merapi #Merapi 3



Merapi lagi. lagi-lagi merapi. Memang alam tak pernah membosankan. Berapa kalipun kita datangi pastinya akan membawa keindahan dan cerita yang berbeda. So, Mengawali Mei kali ini menapaki Merapi kembali, yang artinya menapaki untuk ketiga kalinya. Tentu saja dengan teman yang berbeda dan tantangan yang berbeda pula. Tantangan kali ini adalah aku menjadi guide merapi. Karena aku satu-satunya yang pernah mendaki gunung yang pernah dijaga Mbah Marijan dahulu dalam rombongan ini.

Alam takkan memberikan kebosanan, meskipun kau datangi berkali-kali.

Ceritanya si Udin teman pendakianku di Sindoro dan pendakian Merbabu meminta tolong aku untuk mengantarkan dia dan teman-teman kampusnya ke Merapi. Karena punya waktu kosong yang pas maka aku mau-mau aja. Toh hampir 2 bulan aku tak mendaki kemanapun, hati ini tengah merindu pada alam.

Jum’at 10 Mei 2013 sehabis dhuhur kami janjian berkumpul di kos Udin yang bersebelahan dengan burjo. Jadi sembari menunggu bisa nyambi makan dulu, hehehe. Udin membawa pasukan dari kampusnya sebanyak 12 orang, ada Bang Ukap teman KKN ku, Galih, Fahmi dan Sugeng teman pendakian di Sindoro, Adi teman pendakian di Merbabu, Rohmad, Dito, El, Codot –lupa nama aslinya-, Kidung, Lian, dan juga Nay. Kemudian ada adek angkatanku si Riani dan juga Ayu teman pendakian Sindoro dan Merbabu. Jadi total kami ber-16 orang. Cukup banyak, hohohoo.

Kami berangkat dari Jogja sehabis ashar, sampai basecamp sebelum maghrib. Karena takut keburu malam jadi selepas magrib kami langsung naik dari basecamp setelah administrasi selesai. Sampai New Selo kami berhenti cukup lama. Sehingga pukul 20.00 kami baru berangkat kembali dari New Selo.

Pada dasarnya aku ini bukan tipe pengingat jalan yang baik. Semua berdasarkan feeling dan kemungkinan-kemungkinan. Tapi karena aku nggak mau mengecewakan teman-temanku aku berusaha seingat mungkin mencari jalan yang benar untuk menuju pasar bubrah –rencana ngecamp di pasar bubrah- Tidak ada yang berubah, jalan masih tetap sama, tingkat kesulitan juga tak berubah. Sedikit tambah licin malah. Huff 

Setelah melewati ladang, kami berhenti sebentar di sebuah shelter, semacam gapura kecil untuk masuk begitu. Dari situ jalanan mulai menanjak dan menantang. Apalagi setelah hujan, jalanan licin mulai menggoyahkan langkah kami. Tapi semua itu tak menyurutkan langkah kami meneruskan perjalanan. Pos demi pos kami lewati, hingga pada akhirnya di watu gajah atau pos II –tapi ada yang menyebutkan watu gajah itu pos III- Lian tiba-tiba sudah lemas. Dia sepertinya tengah kecapekan.

Oleh karena itu, kamipun istirahat sejenak setelah beberapa menit melaju tanpa henti. Lian sudah tak kuat. Dia minta ngecamp di situ. Codot pun begitu, dia sudah terlihat ngos-ngosan. Badannya yang cukup tambun ternyata menyulitkan dia bergerak dalam udara dingin dan jalan yang menanjak tersebut. Namun Bang Dito dan Bang Ukap tetap berkeinginan ngecamp di pasar bubrah seperti rencana awal. Aku pun kebingungan. Disisi lain aku merasa kasihan dengan Lian dan Codot, disisi lain ingin mempermudah perjalanan ke puncak dengan ngecamp di pasar bubrah. Apalagi setelah dari watu gajah, kita akan melewati bebatuan yang terjal dan terus menanjak.

Setelah diskusi dengan alot, akhirnya kembali kerencana awal untuk tetap ngecamp di pasar bubrah. Untungnya aku ingat untuk membawa webbing, sehingga Codot dan Lian bisa kita tarik melewati bebatuan yang terjal. Tengah malam tepat sampailah kami di pasar bubrah. Alhamdulillah. Mendirikan tenda, bikin mie, terus tiduuuuurrrrrrrrr, zzzzzzzzzzzzzzz -,-

Sabtu pagi, 11 Mei 2013. Selamat pagi Merapi, selamat pagi matahari yang cerah, semangat pagi untuk jiwa yang merindukan keindahan alam. Setelah subuh di tenda –kebiasaan buruk setiap subuh mesti didalam SB dan tenda- keluarlah aku dari tenda. Tampak teman laki-laki sudah berburu sunrise di ujung pasar bubrah.
Ini bangun tidur sodara-sodara, hohoho, tetep cantik kan :p

sarapan sebelum muncak

narsis sebelum muncak :D
Pukul 07.00 tepat kami pun berangkat muncak. Tapi Lian dan Adi nggak ikut muncak, biasa Adi selalu bermasalah dengan perut, sedangkan Lian masih nggak enak badan. jadi hanya kami ber-14 yang muncak.
Alhamdulillah, bisa muncak kembali di Merapi ini. Medan pasir masih tetap setia ditempatnya. Membuat kami harus berformasi ‘1-2’ maju selangkah mundur dua langkah >.< dan pada akhirnya sampailah kami dipuncak kurang lebih 40 menit. Alhamdulillah. Setelah asyik berfoto-foto kami pun turun kembali ke pasar bubrah karena kabut telah turun.
Yeeeiihhh dibawah langit biru
akhirnya bisa foto dipinggir kawah :)
Langitnyaa menn, biruuuuuu :*
diatas awan

our tim : Aku, Galih, Riani, Ayu, Nay, El, dan Udin


:)
Sampai pasar bubrah, istirahat sejenak melepas lelah dan ngobrol-ngobrol asyik, kemudian selepas dhuhur kami pun segera meninggalkan pasar bubrah. Terimakasih Allah atas keindahan Merapi hari ini. Pesonanya yang masih gagah dengan atap langit biru sungguh memesona. Subhanallah. Semoga Engkau masih mengizinkan aku suatu saat untuk melihat keindahannya lagi. Aamiin.
narsis sebelum turun, hohoho
narsis dulu ya teman-teman :p :p

Mencintai alam seperti aku mencintai Tuhanku. Karena Dia lah, aku jatuh cinta terhadap apa yang diciptakan-Nya.
(=^.^=)

No comments:

Post a Comment