Tuesday, November 26, 2013

Menjadi Guru Karena Ibadah




“bunda, kenapa bunda tetap jadi guru sedangkan bunda sudah punya toko yang beesaaaarr sekali,” tanya putri kecilku saat aku mengoreksi hasil ujian murid-muridku sambil menemaninya belajar. Dia bertanya dengan mimik yang lucu, serta tangannya yang membentang menandakan dia sedang membicarakan sesuatu yang besar. “bunda punya toko untuk bunda kerja cari uang sayang, sedangkan bunda jadi guru kerja untuk ibadah,” jawabku sambil mencubit pipinya yang lucu. “ maksud bunda kerja untuk ibadah? Kan bekerja itu hanya untuk cari uang saja kan bunda?” tanya dia lagi.

“bekerja itu tidak hanya untuk mencari uang saja sayang, ada banyak hal yang bisa kita lakukan lebih dari itu. contohnya menjadi guru. Bunda menjadi guru tidak semata-mata hanya untuk mencari uang. Tapi karena ibadah. Kalaupun menjadi guru untuk mencari uang, sebisa mungkin menjalankan pekerjaan ini sesuai dengan tujuannya. Menjadi pengajar dan pendidik. Mengajarkan ilmu untuk pengetahuannya dan mendidik mereka agar ilmunya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kadang bunda miris sayang, banyak sekali guru-guru saat ini hanya mengejar prestasi untuk menaikkan gaji dan sertifikasinya. Lantas melupakan tujuan menjadi guru itu seperti apa. Mereka hanya mengajar, mengajar dan hanya mengajar. Melupakan bahwa guru tidak hanya mengajar saja, akan tetapi mendidik pula. Lantas bagaimana negara ini akan maju, jika para pengajar sudah tidak mendidik moral para muridnya. Sungguh disayangkan kan Nak? Akan tetapi, guru itu tetap mulia di mata masyarakat. Tetapi guru yang sebenar-benarnya guru. Yang tidak menuntut muridnya hanya untuk pintar dalam ilmu pengetahuan, akan tetapi pintar dalam bermasyarakat, bersosialisasi dan juga pintar memanfaatkan ilmunya untuk hal-hal yang berguna. Makanya bunda tetap menajadi guru, karena bunda ingin sekali membantu pemerintah mengajar dan mendidik anak bangsa ini, termasuk kamu sayang. Bunda menjadi guru tidak semata-mata karena uang, tetapi karena ibadah,” jelasku panjang lebar kepada putriku. Entah putriku yang baru berumur 5 tahun ini paham atau tidak. Manik matanya bergera-gerak seiring berjalan dengan rasa keingin tahuannya dan semangatnya belajar. Dan tak kusangka-sangka dia pun berkata sambil memelukku “bunda hebat, terimakasih guru terhebatku dalam hidupku, aku sayang bunda”. (=^.^=)

Guruku tersayang
Guruku tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku terimakasihku.....
(Terimakasih guruku - AFI Junior)

kenangan mengajar saat KKN
*cerita ini ditulis pada tanggal 25 November 2013 sebagai apresiasi perayaan Hari PGRI dan Hari Guru Nasional, serta terinspirasi dari seorang teman tentang tujuannya menjadi guru, bekerja untuk ibadah.

·  Selamat Hari Guru untuk bapak-ibuku, kalian adalah guru terhebat sepanjang hidupku, I love you
·  Selamat Hari Guru untuk para guruku dari TK hingga aku kuliah saat ini
· Selamat Hari Guru untuk para guru-guru diseluruh Indonesia dan juga dunia, jadilah kalian guru yang baik yaaaa :)
· Selamat Hari Guru juga untuk para ‘guru jalanan’ yang secara tidak sadar mengajarkan hal-hal baik dalam hidupku, teman, lawan, kamu, dia, kalian dan mereka, terimakasih yaaa

No comments:

Post a Comment