Thursday, November 21, 2013

Merbabu Seru Penuh Haru #Bag II



Bagaimana kelanjutan cerita merbabu seruu???? Monggo:)
 
Sabtu 30 Maret 2013
sesuatu yang ada dihatiku, sesuatu yang ada dibenakku…..” lagu sesuatunya Syahrini meraung-raung manja dari HP ku, pukul 04.00. Hoooaaamm, masih ngantuk. Sebentar-sebentar, ini pukul 04.00? yaaahhh, nggak sunrise di puncak *kecewa* setelah nyawa terkumpul kurang lebih pukul 05.00 aku pun keluar tenda. Kubangunkan Avy dan Ayu yang setenda denganku untuk keluar shalat subuh. Dan hanya Avy yang bangun.

Subuh beralaskan matras di atas rumput-rumput yang basah serta dingin yang menggila membuatku semangat untuk segera shalat. Moment yang jarang terjadi bisa diberi kesempatan berdo’a di hadapan-Nya dalam kondisi seperti ini. Saat itu Ulya telah bangun juga, sehingga kami bertiga pun jamaah bersama. Ingin menangis rasanya ketika kulantunkan ayat-ayat-Nya dalam sujudku ini. Subhanallah..
Pagi ini kunikmati sunrise dibukit depan tempat kami ngecamp. Begitu sampai atas tampak semburat matahari muncul dari peraduannya. Tampak gagah pula merapi didepan sana. Ini sungguh pagi yang indah. Tak henti-hentinya selalu kupanjatkan syukur pada Allah atas nikmat yang telah diberikan ini.
bersama Avy menikmati pagi di bukit pos tiga :)

our tim yeeaaahhh!!!!
pos tiga dari bukit
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman)

Pukul 09.00 kami mulai perjalanan ke puncak. Karena mas Adib dan Icha sudah pernah muncak, mereka enggan untuk ikut naik. Pada saat kami akan naik, tiba-tiba Adi sakit perut, sehingga dia tidak ikut muncak juga. Akhirnya hanya kami bersepuluh yang muncak. Dari pos III kami mulai menapaki bukit-bukit Merbabu yang akan membawa kami ke Sabana satu. Tiba di Sabana I kami mampir untuk foto-foto. Sabana ini tak lebih luas dari pos III, akan tetapi memiliki daya tarik tersendiri karena masih terdapat rumput-rumput nan hijau dan segar. Setelah istirahat beberapa menit kami lanjutkan perjalanan menuju sabana II. Sabana II lebih luas daripada sabana I. Setelah sabana II kami harus melintasi padang edelweiss yang waktu itu belum mekar untuk menuju puncak.

Sabana I atau pos IV
mejeng di Sabana I

Sabana II
Mejeng again, di sabana II
istirahat sejenak di atas padang edelweis
Ternyata perjalanan puncak dari pos III cukup jauh juga. Terlebih setelah melewati padang edelweiss jalan semakin naik dan tajam. Nafas pun kian memburu berkejaran dengan awan mendung yang tiba-tiba menghampiri kami. Sehingga hujan pun tak sanggup menahannya. Akhirnya kami berhenti sejenak untuk memakai mantel dan tetap meneruskan puncak. Beberapa menit kemudian sampailah pada puncak triangulasi. Alhamdulillah, piji syukur Allah, akhirnya Kau beri kesempatan kepada kami menapaki puncak Merbabu. Meskipun bukan di puncak kentengsongo, puncak tertinggi, karena saat itu hampir tengah hari, kabut mulai turun dan sebentar lagi hujan. Maka setelah beberapa menit kami istirahat dan foto-foto kami segera turun.
sampai puncak nggak nahan buat narsis :D
our tim in triangulasi summit. masih kalem

mulai bergaya
mulai rusak :|
with Avy :)
Saat turun kami terbagi menjadi dua rombongan. Aku, Udin, Avy, Ayu, dan Fahmi turun dengan cepat, supaya sampai pos III tidak kehujanan. Sedangkan Sammy, Ronny, Galih, Ulya dan Nurin turun dengan santai, seakan pasrah jika hujan bakal turun. Rombongan pertama sampai pos tiga pada pukul 16.00, setelah ngaso dan makan kami pun segera menjamak dhuhur dan ashar. Beberapa menit kemudian, hujan pun turun dengan derasnya. Nggak main-main, ini begitu deras dengan petir menyambar-nyambar. Disaat hujan turun terlihat Galih berlari menuju tenda. Tapi kenapa hanya sendiri, ternyata yang lain masih dibelakang.

Hujan turun nggak main-main. Derasnya sampai membuat tenda kami kemasukan air. Sontak aku teringat, jika mantel semua ada di tas yang dibawa Fahmi. Kemudian bekal ada di tas yang udah dibawa Galih. Lantas, bagaimana dengan rombongan belakang? Mungkinkah mereka menemukan cara untuk berteduh, mungkinkah mereka menumpang ditenda orang lain? Bagaimana jika mereka kehausan? Oh Allah, lindungilah teman-temanku, do’aku dalam hati sembari pelukan dengan Avy di tenda. Dingin, dan suara hujan pun masih terus menyayat-nyayat :|

Maghrib lewat, mereka pun belum sampai pos III. Khawatir mulai merayapi hatiku. Kenapa disaat aku menjadi EO pendakian harus begini? Aku merasa aku menjadi sosok bodoh saat itu juga. Merasa beban tanggung jawab begitu amat berat. Ingin rasanya menangis, tapi aku nggak mau selemah itu. Hanya do’a yang bisa menenangkanku saat itu. hingga pukul 19.00 lebih akhirnya mereka sampai di pos tiga. Alhamdulillah

Seharusnya malam ini dalam rencana kami sudah dalam perjalanan ke Jogja. Tapi malah terjebak hujan yang amat lebat di pos III Merbabu. Hujan seakan tak mau di negoisasi, masih saja deras. Hingga kami terkantuk-kantuk di tenda. Tapi tetap saja tidak bisa tidur, tenda basah, kami hanya puas meringkuk dalam tempat yang kering. Alam seakan menguji nyali dan kesabaran kami.

Jika perjalananmu meleset dari rencana, maka
. jangan panik dan tetap tenang
. berfikir untuk mencari solusi
. dan segera bertindak

Ketika hujan mulai reda, mas Adib tiba-tiba bersuara dari arah tenda seberang “apa yang harus kita lakukan? Mol?” teriak dia sembari memanggil namaku. Tenang Mol, tenang, begitu kataku. “kalau seandainya pulang malam ini memungkinkan nggak?” tanyaku pelan-pelan. “kalau terang memungkinkan, tapi kita sampai basecamp pagi-pagi buta” jawab mas Adib. Akhirnya setelah diskusi, suara terbanyak adalah pulang. Karena jika dipaksakan bermalam di tenda kami bakal tidur kedinginan, karena tenda basah luar dalam. Toh alam sepertinya mulai bersahabat kembali. Hujan reda begitu dratis memunculkan beberapa bintang-bintang. Ya, jika bintang muncul pertanda malam itu takkan turun hujan.

Alam selalu menunjukkan tanda-tandanya untuk jalan kehidupan manusia

Akhirnya, setelah benar-benar reda kami pun beres-beres. Pukul 23.00 tepat kami pun segera meninggalkan pos tiga dengan semangat. Lagi-lagi ditengah perjalanan kami terbagi menjadi dua rombongan. Rombongan depan ada aku, mas Adib, Adi, Icha, Ayu, Avy, Udin, dan Sammy. Sedangkan rombongan belakang ada Galih, Fahmi, Ronny, Ulya, dan Nurin. Pukul 03.00 tepat rombongan depan sampai di basecamp. Sampai sana kami langsung tertidur. Pagi hari pukul 05.00 kami bangun subuh dan siap-siap untuk perjalanan ke Jogja.


Ohya, karena pendakian ini terjadi hal-hal diluar rencana –rencana awal Sabtu malam sudah di Jogja- orang tuaku hampir saja menelefon tim SAR. Akan tetapi mereka masih meredam hingga hari Minggu, jika hari Minggu aku nggak balik juga katanya udah nyiapin polisi dan tim SAR. Haduuuhhh Pak, Buk, sebegitunyaa, jadi terharuuu :* Alhamdulillah anakmu yang manis ini selamat dan sehat kok, hanya terkendala waktu diluar rencana aja. Tapi ini pengalaman berarti lho, aku bisa banyak belajar dari beberapa kesalahan akan pendakian yang diluar rencana ini.


Merbabu seru dan penuh haru. Dari awal perjalanan hingga pulang sampai tujuan selalu ada makna bercerita. Sungguh pengalaman menjadi EO yang luar biasa ini. Dikasih kesempatan untuk dapat berkoordinir dengan teman-teman dalam menjalankan petualangan. Terimakasih teman-teman pendakian merbabu pertamaku, kalian luar biasa, memberiku banyak hal untuk banyak belajar. Jangan kapok mendaki bareng aku yang ribet ini yaaaa :p

*edisi kangen sama teman-teman PANTI SINGLE ELEGAN, sebuah panti tempat anak-anak yang (sok ngaku) masih single, hehehehehehe, miss you

2 comments: