Friday, April 11, 2014

Aku dan Jarum Suntik



Seperti kekasih yang telah lama berpisah (putus), begitu bertemu terasa sangat menyebalkan. Mengapa harus bertemu? Begitulah kira-kira perasaan saya begitu tahu harus berhadapan dengan jarum suntik. Menyebalkan sekali. Memang tidak sakit. Tapi saya cukup membencinya. Karena setiap saya ketemu jarum suntik, artinya saya sedang sakit yang tidak wajar. Menyebalkan sekali bukan?
 
Pada awalnya saya cukup baik berteman dengan jarum suntik. Bahkan saya selalu bercita-cita untuk menjadi pendonor darah. Akan tetapi, gegara cerita-cerita busuk ketika kelas 3 SD saya menjadi paranoid sendiri terhadap jarum suntik. Sehingga ketika imunisasi terpaksa saya harus dikejar 2 guru, 1 dokter dan 2 perawat hanya untuk menyuntik saya. Dan menurut saya itu sungguh sangat menyebalkan.

Lalu ketika saya kelas 2 SMP dan harus ‘liburan’ di hotel bernama Rumah Sakit. Saya terpaksa harus bercumbu beberapa hari dengan jarum suntik. Naas nya lagi, gegara tidur saya yang absurd, menjadikan jarum infus saya terlepas dan darah mengucur deras kemana-mana. Dan itu membuat saya tak suka terhadap jarum suntik. Menyebalkan.

setelah darah diambil
Sehingga saya berusaha sekali untuk tidak sakit yang mengharuskan saya bertemu dengan jarum suntik. Akan tetapi ternyata tidak untuk kali ini. Karena hari ini saya terpaksa harus cek darah, yang artinya saya akan bertemu jarum suntik. Sempat tarik ulur tadi dengan si petugas laboratorium tempat saya cek darah itu. Sampai pada akhirnya saya bisa rileks dan terambilah darah saya. Tidak sakit memang. Tapi mengingat peristiwa-peristiwa menyebalkan akan jarum suntik membuat malas jika harus kembali bertemu jarum suntik lagi. Huh.

Oke jarum suntik, semoga darah saya yang kau ambil tadi menginformasikan kabar baik tentang tubuh saya ini. Saya nggak mau lagi bertemu denganmu. Cukup hari ini saja yaa.. aamiin


Bantul 11 April 2014, 03:48pm

No comments:

Post a Comment