Wednesday, April 23, 2014

Nasihat Kecil untuk Temanku



Beberapa hari yang lalu, ketika sedang ‘menengok’ facebook, tetiba ada teman masuk di chat dan bilang “Mol, teman kita si A mau menikah,”. Lalu aku jawab “iya udah tahu,”. “Bukan masalah tahu nggaknya, tapi semakin lama semakin habis teman kita yang single,” jawab dia. Aku pun tertawa mendengar alasannya. Mungkin dia berfikir jika teman-teman menikah maka teman bermain kami akan berkurang. Ya, terkadang memang benar adanya, memasuki dunia baru dikit demi sedikit meninggalkan kehidupan lama. Menurutku sudah lumrah, jika setelah menikah mengurangi aktifitas bermainnya dengan teman.

Aku sudah anggap semua hal itu biasa saja dalam hidupku. Satu persatu teman-temanku menikah. Tapi aku tak pernah merasa kekurangan teman. Bagiku, setiap orang punya fase datang dan pergi. Setiap orang punya fase memasuki kehidupan baru. Benar begitu bukan?


Tetapi aku yakin, yang menjadi ketakutan temanku ini bukan karena akan ‘kehilangan’ teman. Tapi lebih ke “kapan aku seperti mereka”. Menyusul mendapat jodoh dan segera menikah. Wajar saja bukan, ketika usia kami telah berada di interval 23-25 tahun ada keinginan besar untuk segera menikah. Lalu temanku menulis dan bertanya lagi “Kamu kapan Mol, ibu mu nggak pengen segera nimang cucu apa?”. Tuhkan benar kataku. Lagi-lagi aku harus tertawa mendapat pertanyaan seperti itu.

Hey teman, ingat, bahwa jodoh, rejeki, kematian dan kelahiran itu takdir. Yang namanya takdir kita tidak tidak bisa memprediksi kapan datangnya dengan tepat. Itu kekuasaan Allah. Namun, kita bisa mengusahakannya. Jika kalian bertanya padaku apa aku ingin menikah, aku pasti akan jawab ‘ingin”. Tapi jika ditanya apa aku ingin segera menikah, maka aku harus jawab ‘ingin, tapi tidak segera”. Karena belum tentu apa yang aku segerakan ini bisa membahagiakanku. Aku menyukai proses dan aku menikmati proses itu. Jika Allah sudah berkehendak pasti Dia akan menyegerakannya. Benar bukan?

Lalu, ketika ditanya bagaimana keinginan ibuku, tentu saja beliau ingin aku segera menikah. Ingin segera punya menantu yang akan di amanahi menjaga anak gadisnya yang sedikit bandel ini. Ingin sekali aku mewujudkan harapan beliu ini. Tapi sekali lagi, yang namanya takdir tetap tidak bisa dipaksakan. Menikah itu bukan buru-buru teman, bukan lomba siapa yang paling cepat dan bukan pula antrian yang jaraknya dekat. Menikah itu adalah takdir yang prosesnya adalah perjuangan. Sehingga hal seperti ini tidak bisa diprediksi ataupun diburu-buru karena teman-teman yang lain sudah menikah.

Jodoh itu takdir, tidak bisa dipaksakan. Akan tetapi bisa diusahakan dan dido’akan.

Ada banyak hal yang harus kita sadari. Kita jangan melulu meratapi nasib mengapa kita belum begini atau begitu. Semua pasti mendapat masanya. Jadi tenang saja teman. Jangan kamu berkecil hati karena belum diberi rejeki untuk menikah. Coba lihat sejenak hidupmu, pasti ada banyak hal yang bisa membuatmu bersyukur mengapa kamu belum diberi rejeki untuk menikah. Ini bukan untuk tameng, hanya sebuah sikap kita menghadapi realita kehidupan yang ada. Daripada berkeluh kesah, lebih baik banyak-banyak bersyukur bukan?

Jangan takut sendiri. Jangan takut tidak mendapat jodoh. Ingat firman Allah dalam surat Yaasin ayat 36 : Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. Jadi tidak usah kau khawatir mengenai jodohmu. Allah sudah mempersiapkan yang terbaik. Nikmati prosesnya. Nikmati perjuangannya. Nanti jika sudah tiba saatnya, tanpa disangka Allah sudah memberinya didepan matamu. Banyaklah berdo’a dan berdzikir teman, karena kekuatan perempuan berada dalam do’anya. (=^.^=)



Bantul 21 April 2014, 10:24am (LatePost)

*Untuk temanku yang sedang sedih dan galau, semoga bermanfaat yaaaa :)

No comments:

Post a Comment