Thursday, April 24, 2014

Antara Aku dan Ibuku : Ikatan Batin



Ada orang bilang, jika orang tua dan anak pasti memiliki ikatan batin. Terutama ibu dan anaknya. Menurut saya, itu tidak berlaku pada setiap orang. Hanya beberapa saja yang kebetulan punya anugrah memiliki ikatan batin antara ibu dan anak. Bagi saya, semua itu hanya kebetulan semata. Ya, hanya kebetulan semata.


Pernah ketika saya masih sekolah kabur dari asrama (sekolah asrama). Buruknya lagi, saya bilang ke teman jika saya nggak pulang ke asrama karena ada acara keluarga. Entah mengapa hari itu juga ibu saya menelefon asrama. Padahal hari itu bukan hari dimana ibu biasa menelefon saya. Kebetulan atau tidak ketika ibu ditanya ustadzah saya “bukannya Maulida pulang karena ada acara keluarga”, ibu saya menjawab, “Owh sudah pulang ya Maulidanya, padahal saya mau bilang kalau mau dijemput,”. Beruntung sekali bukan, padahal saya tidak menyuruh ibu untuk persekongkolan ini. Sehingga ketika saya pulang ibu saya marah-marah karena saya kabur dari asrama. Saya anggap ini hanya kebetulan. Pertolongan Allah yang tidak disangka-sangka.

Lalu pernah ketika saya dikos-kosan sakit. Tiba-tiba ibu saya yang biasanya membuka kalimat sms “mbak baru apa?” menjadi “mbak gimana kabarnya? Sehat kan?” padahal dua hari sebelumnya baru saja bertemu. Saya masih menganggap ini kebetulan juga. Hanya variasi kalimat pembuka sms yang berbeda. Hingga 2 minggu yang lalu saya masih menganggap hal-hal yang tidak disangka-sangka hanya kebetulan semata yang biasa saja antara saya dan ibu.

Ya, 2 minggu yang lalu kami mengundang tukang service untuk datang kerumah. Kebetulan mesin cuci, kulkas dan blender milik kami sedang rewel1. Karena hari itu hari kerja dan ibu harus ngajar, otomatis saya yang nungguin tukangnya. Saat tukangnya datang ibu sms “mbak, tukangnya sudah datang? Jangan lupa ambil uang di ATM untuk bayarnya”. Setelah saya membalas sms ibu, saya pun bilang ke bulik2 saya untuk nungguin tukangnya sembari menunggu saya ke ATM.

Saat saya ke ATM saya melihat pasar depan tempat saya ambil uang buka. Ya, pasar tempat saya hanya ada 3 hari sekali. Setiap Pahing dan Wage (hari pasar penanggalan jawa). Karena saya suka sekali jajan dipasar, saya pun mampir sebentar setelah mengambil uang untuk jajan. Ketika saya memilih jajanan saya teringat dirumah lagi ada tukang. Dan pastinya lama sekali untuk membetulkan perkakas kami yang rusak. Saya pun berinisiatif untuk membeli cemilan untuk suguhan3 tukang service nya. Setelah selesai dengan urusan pasar saya pun pulang.

Sesampai dirumah cemilan yang telah dibeli saya kasih bulik untuk disuguhkan tukang service nya. Lalu saya menengok HP karena ketika mengambil uang tadi tidak membawa HP. Begitu dibuka ada sms masuk dari ibu lagi. “oya mbak, nanti tukangnya dibelikan suguhan ya. Bebas.”. 

Sejak hari itu saya percaya jika hal-hal yang tidak disangka-sangka antara ibu dan anak kadang tersembunyi ikatan batin diantara keduanya. Mungkin tak banyak orang menyadari. Tapi saya percaya ikatan batin itu muncul akibat cinta yang diberikan ibu kepada anaknya atau sebaliknya. Sehingga apa yang dirasa atau dipikirkan secara tidak sadar bersamaan. Bahkan dua orang yang tidak ada ikatan darah sekalipun. Banyak bukan sepasang suami istri atau sepasang kekasih atau antara guru dan murid yang memiliki ikatan batin pula? Itulah kekuatan cinta dan do’a. Kita bisa merasakan dan memikirkan hal yang sama dengan seseorang. Dan mungkin itulah yang dinamakan soulmate.

Ikatan batin bisa muncul diantara dua orang yang keduanya saling mendo’akan, mencintai dan menyayangi setulus hati. Bahkan tanpa ikatan darah sekalipun.



Bantul 24 Apil 2014, 5:47pm

1rewel = bermasalah
2 bulik = tante
3 suguhan = hidangan, jamuan

No comments:

Post a Comment